Anak Percaya Diri atau Tidak?
Sebenarnya, anak yang percaya diri memiliki keinginan yang kuat, hobi, dan ambisi. Terdengar bagus, kan? Sebaliknya, anak yang kurang percaya diri akan tetap tergantung pada orang lain, bossy, dan secara terus menerus merasa tidak puas.
Jenis anak apa yang akan Anda hasilkan? Semua ini tergantung pada bagaimana Anda membimbingnya. Untuk menghindari anak yang terlalu permisif atau ia bermetamorfosa menjadi monster kecil, pertimbangan 6 hal berikut ini:
1.Berikan anak apa yang dibutuhkan, dan bukan semua yang diinginkannya. Membanjiri anak dengan hadiah memang membuat Anda merasa senang, namun hal ini sekaligus akan membuat anak merasa boleh meminta hadiah kapan pun. Padahal, semakin banyak hadiah yang didapat, anak akan semakin kurang menghargainya, serta semakin banyak meminta. Jadi, begitu berurusan dengan hadiah, paling baik, ya, berikan secukupnya.
2.Jangan biarkan anak bersikap atau berkata tidak sopan. Anak yang berbicara tidak sopan pada orang tuanya sebenarnya memiliki rasa percaya diri yang rendah, hubungan dengan peer-nya buruk, dan merasa depresi. Jadi, bila anak Anda sering berkata tidak sopan pada Anda, jangan berharap apa pun. Segera hentikan kebiasaan itu. Bersikap tegaslah pada perilakunya yang tidak bisa diterima itu.
3. Jangan menjadi ‘orang tua yang bisa memperbaiki apa pun’. Ini adalah superhero yang akan melakukan apa pun untuk anaknya, termasuk menyelamatkan anak dalam situasi yang penuh frustrasi. Akibatnya? Anak menjadi tergantung padanya, kehilangan berbagai peluang untuk berkembang, dan menciptakan gap dalam perkembangan emosinya. Anak dengan orang tua seperti ini tidak perlu berpikir dua kali untuk bersikap bossy atau memanipulasi orang tuanya. Sebaiknya, Anda mengajari anak untuk mengatasi frustasinya dan mencari solusi terbaik. Ingat, frustrasi akan membuat anak lebih matang kepribadiannya. Jadi, bantulah anak melalui frustrasinya, bukan menyelamatkannya dari frustrasi.Doronglah anak untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
4. Tidak pernah mendapat hadiah, misalnya, bisa membuat anak tidak percaya diri. Keinginan merupakan awal dari timbulnya ambisi dan kreativitas. Doronglah anak untuk mendapatkan apa yang diinginkan sendiri, lalu bantulah untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai dan berusaha mencapai tujuan tersebut.
5. Jangan takut untuk tidak populer. Menjadi orang tua yang baik juga termasuk membuat keputusan tidak popular. Bila Anda menyerah pada tantrum anak atau menghindari konflik agar segalanya tetap tenang dan damai, sebenarnya Anda membuat masalah yang lebih besar di masa mendatang. Ia belajar bahwa berperilaku negatif akan membuatnya mendapatkan apa yang ia inginkan. Jadi, jangan khawatir untuk tidak popular, Ma! Pada akhirnya, anak akan memahaminya dan juga lebih menghargai Anda.
6. Tunjukkan siapa yang memimpin. Menjadi orang tua membutuhkan sikap kepimpinan yang kuat. Semakin percaya diri Anda dengan keputusan Anda, semakin anak akan menghargai Anda. Bagaimana pun, anak yang menghargai orang tuanya akan membangun landasan yang kuat, yakni menghargai diri sendiri, membuat keputusan yang dipikirkan secara matang, serta menunjukkan perhatian saat berhubungan dengan orang lain.
Jadi, akhiri perilaku anak yang terlalu percaya diri, Ma. Ciptakan lingkungan yang saling mendukung dalam keluarga dan dorong anak untuk memiliki kebiasaan yang baik sepanjang hidupnya.
Foto: Foto Search