Cacar Monyet Sudah Masuk Indonesia? Ini Jawaban Jubir Kemenkes RI

apakah cacar monyet sudah masuk Indonesia


Setelah hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya, muncul kasus monkeypox (cacar monyet) di beberapa negara. Kita perlu waspada juga pada penyakit yang sangat menular ini. Apakah cacar monyet sudah masuk Indonesia?
 
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis, atau penyakit yang ditularkan dari hewan. Pertama kali ditemukan di Denmark tahun 1958, saat itu terdapat dua kasus cacar yang muncul pada kera yang dipelihara untuk kegiatan penelitian di satu laboratorium.
 
Cacar monyet menulari manusia pertama kali pada tahun 1970 di Kongo, lalu menjadi endemi di Afrika Barat dan Afrika Tengah.  “ Namun, sejak 13 Mei 2022, beberapa negara nonendemi melaporkan menemukan kasus cacar monyet. Ada 28 negara sudah melaporkan, yakni 1536 kasus suspek di Afrika dan 1285 kasus terkonfirmasi di Eropa, Amerika, dan Australia,” kata dr. Mohammad Syahril, juru bicara Kementerian Kesehatan RI, Jumat, 24 Juni 2022.
 
Secara etiologi, spesies hewan yang diidentifikasi rentan terhadap virus monkeypox adalah tupai tali, tupai pohon, tikus berkantung Gambia, dormice, dan primata nonmanusia. Transmisi atau penularannya bisa dari hewan ke hewan, namun bisa juga dari hewan ke manusia, dan manusia ke manusia. “Ada kontak langsung dengan hewan yang sedang ada cacar monyetnya. Melalui cairan tubuh terutama yang ada cacarnya di sekitar muka, tangan, atau badan. Kalau kena ke kita, maka itu  akan jadi sumber penularan. Termasuk daging hewan yang tidak dimasak secara matang bisa menjadi sumber penularan,” papar dr. Syahril.
 
Lebih jauh dijelaskan dr. Syahril  bahwa penularan dari manusia ke manusia kontaknya bisa langsung melalui darah, cairan tubuh, atau cacar-cacar  yang ada di muka, mulut, tangan, badan (lesi kulit atau mukosa). Ada juga penularan yang melalui saluran napas, dengan kontak erat dalam waktu lama, terjadi droplet. Penularan lainnya adalah inokulasi melalui mikrolesi pada kulit (trauma, gigitan, goresan) dan dari ibu ke bayi, dengan transmisi melalui plasenta.
 
Masa inkubasi cacar monyet adalah 5-13 hari atau 5-21 hari. “Ada 2 periode. Pertama, masa invasi sampai 5 hari. Gejala yang khasnya adalah demam tinggi, sakit kepala berat, dan ada benjolan pembesaran kelenjar limfe di leher, ketiak, selangkangan. Kedua, masa erupsi, 1-3 hari setelah demam, terjadi ruam-ruam kulit, wajah, telapak tangan, kaki, mukosa, dan kelamin,” jelas dr. Syahril.
 
Baca juga: Muncul Benjolan di Tubuh, Gejala Cacar Monyet yang Perlu Diwaspadai
 
Walaupun demikian, cacar monyet termasuk self limiting disease atau penyakit yang bisa sembuh sendiri (swasirna). “Sampai 4 minggu setelah masa inkubasi selesai, akan sembuh sendiri. Tidak terlalu berat, hanya 10% penderita dirawat di RS, dan sampai sekarang belum ada kasus kematian. Tetap tenang, jangan panik, tapi waspada agar tidak tertular. Ini memang sangat menular, bikin tidak nyaman. Perhatikan adanya infeksi penyakit sekunder, karena terjadi komplikasi cacar monyet khususnya dengan yang imunitas sedang turun atau komorbid,” jelas dr. Syahril.
 
Secara global, kasus cacar monyet terbanyak adalah di Inggris, juga Jerman dan Spanyol. Bagaimana di Indonesia? Pernah terdapat 9 kasus dugaan cacar monyet, yakni 4 di DKI Jakarta, 3 di Jawa Barat, 1 Jawa Tengah, dan 1 di Singkawang, Kalimantan Barat. “Sembilan kasus yang dicurigai ini ternyata bukan monkeypox. Dan 1 orang di Singkawang bukan monkeypox tapi ternyata varicella atau cacar air,” kata dr. Syahril.
 
Kendati belum ditemukan kasusnya di Indonesia, Kemenkes menyiapkan 2 laboratorium rujukan untuk mendeteksi dugaan cacar monyet. Yakni, Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB Bogor dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati, Jakarta.
 
“Kita menyadari kasus COVID-19 masih dalam status pandemi, walaupun terkendali. Tetap harus waspada, dengan melakukan pengetatan disiplin protokol kesehatan, PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), dan vaksinasi. Untuk menghindari cacar monyet pun kita perlu jaga prokes, PHBS, dan  menjauhi kontak penyebab cacar monyet,” saran dr. Syahril.
 
Baca juga:
Cara Penularan dan Pencegahan Cacar Monyet
Pengidap Cacar Api Berisiko Serangan Jantung
5 Gejala Demam yang Harus Diwaspadai
Anak Demam Setelah Liburan dan Mudik, Kapan Perlu Waspada?
 
Gracia Danarti
Foto: Shutterstock

 


Topic

#keluarga #kesehatan #cacarmonyet

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Cacar Monyet Sudah Masuk Indonesia? Ini Jawaban Jubir Kemenkes RI

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia