Masih dalam Investigasi, Sudah 6 Pasien Terduga Hepatitis Akut Meninggal Dunia

hepatitis akut misterius


Bulan April lalu, dilaporkan pertama kali terdapat kasus hepatitis akut misterius atau yang belum diketahui penyebabnya menyerang anak-anak. Indonesia juga mulai waspada, setelah ditemukan suspek dan 3 kasus kematian pasien anak dengan gejala yang dicurigai hepatitis akut. Bagaimana update seputar kasus hepatitis akut ini per minggu ini?
 
Dilaporkan oleh juru bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. Mohammad Syahril, pada jumpa pers, Jumat 24 Juni 2022, saat ini Kemenkes sedang mengikuti perkembangan di dunia. Sejak bulan April lalu hingga kini sudah ada 650 kasus probable di seluruh dunia, dan 99 kasus pending. Sampai saat ini pun etiologinya (penyebabnya) masih dalam investigasi. Sejauh ini ada 33 negara yang sudah melaporkan temuan kasus hepatitis misterius ini, jumlah terbanyak di Inggris dan Amerika, dengan catatan adanya kasus-kasus probable.
 
Di Indonesia sudah terdapat kasus yang masuk kategori probable, pending classification, dan discarded. Sampai saat ini ada 70 kasus yang kumulatif, tersebar di 21 provinsi. Dari 70 kasus dugaan ini ada 16 yang probable, 14 kategori pending, dan 40 discarded (sudah dikeluarkan dari kelompok). “Jadi, ada 40 kasus sudah disingkirkan. Kita sedang meneliti 30 kasus lainnya,” jelas dr. Syahril.
 
Secara demografi, dari 16 kasus probable, 8 orang atau 56% dari kelompok usia di bawah 5 tahun, 6 orang usia 6-10 tahun, dan 2 orang usia 11- 16 tahun. Sebanyak 7 anak sudah sembuh dan dipulangkan, 2 anak menjalani rawat jalan, dan 1 orang masih dalam perawatan. Dari kasus probable ini yang meninggal ada 6 orang.
 
Sementara, dari 14 kasus pending, 5 orang masih dirawat, 4 orang dipulangkan.
 
Baca juga: Langkah Mencegah Hepatitis Akut Misterius pada Anak
 
Selain Adenovirus, Ada Cytomegalovirus
Dari kasus-kasus yang diteliti, gejala-gejala penyakit ini antara lain adalah demam, mual, muntah, kuning (jaundice), hilang nafsu makan, perut nyeri, diare akut, malaise (lethargy), perubahan warna urine (seperti teh), perubahan warna feses (jadi pucat), gatal, sesak napas, dan arthralgia (myalgia). Waspadalah jika anak mengalami gejala-gejala tersebut.
 
Jika sebelumnya dilaporkan ditemukan Adenovirus pada orang yang terinfeksi, dr. Syahril mengatakan kini ditemukan bahwa patogen yang paling banyak pada pasien probable adalah CMV (Cytomegalovirus), yakni sebanyak 4 dari 15 pasien yang diperiksa.
 
Sejumlah 9 dari 16 pasien (56,25%) pasien probable yang telah diperiksa PCR dan metagenomics terdeteksi virus dari family herpesviridae (CMV, HSV1, HHV-6A, HHV1, EBV). Hanya 1 pasien positif dengan enterovirus, dan 1 pasien lainnya positif adenovirus.
 
Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp.A(K), dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FKUI, mengatakan bahwa walaupun CMV ditemukan pada 25% kasus probable, bukan berarti ini bisa dipastikan sebagai penyebab hepatitis akut. “Bisa saja coincidence atau kejadian bersama-sama. Adenovirus juga belum dikatakan sebagai penyebabnya,” kata Prof Hanifah.
 
“CMV pada bayi bisa menyebabkan antara lain kuning, kerusakan otak, kelainan mata, dan gangguan pendengaran. Infeksi ini cukup banyak di masyarakat, penularannya terjadi melalui cairan tubuh seperti air liur, darah, kotoran, tinja, dan hubungan seksual. Bisa menular dari orang yang aktif membawa virus,” ungkap Prof. Hanifah.
 
Baca juga: Apa Saja Pemeriksaan Hepatitis yang Dibutuhkan?
 
Kaitan Hepatitis Akut Misterius dengan COVID 19
Hepatitis akut misterisu yang muncul di masa pandemi ini mencetuskan pertanyaan apakah ada kaitannya dengan COVID-19. Dari hasil pemeriksaan, 4 dari 16 kasus probable pernah memiliki riwayat COVID-19. Namun, seluruh pasien probable negatif SARS-COV-2 (PCR atau RDT Antigen). Sebanyak 11 pasien reaktif pada antibodyi IgG SARS-COV-2. Ini menunjukkan bahwa pasien pernah pasien pernah terpapar SARS-COV-2 sebelumnya. Sementara, 12 dari 16 pasien probable belum menerima vaksin COVID-19.
 
Domisili asal terbanyak anak yang diduga mterinfeksi hepatitis akut misterius ini adalah Jawa dan Bali. “Masih dalam tahap investigasi untuk menentukan apakah pasien masuk probable atau discarded,” kata dr. Syahril.
 
Dianjurkan kepada orang tua untuk menjaga anak-anak mereka agar tidak terinfeksi penyakit ini. Protokol kesehatan sebaiknya secara ketat terus dilakukan, menjalankan dan mengajarkan anak-anak untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai kebiasaan sehari-hari, menjaga daya tahan tubuh, serta menjauhkan diri dari hal-hal yang mungkin bisa menjadi penyebab infeksi (jangan bertukar alat makan, selalu cuci tangan dengan sabun usai buang air besar dan kecil).
 
Baca juga
Benarkah Hepatitis Akut pada Anak Berkaitan dengan Vaksin COVID-19?
16 Tanya-Jawab dengan Dokter Soal Hepatitis Akut pada Anak
Waspada Hepatitis Akut pada Anak
 
Gracia Danarti
Foto: Shutterstock

 


Topic

#keluarga #kesehatan #hepatitisakut #hepatitisakutpadaanak

 





Video

Lindungi Anak dari Kejahatan Pedofilia


Polling

Masih dalam Investigasi, Sudah 6 Pasien Terduga Hepatitis Akut Meninggal Dunia

Follow Us

angket

Most Popular

Instagram Newsfeed

@parentingindonesia