Jawaban 9 Pertanyaan untuk Merencanakan Kehamilan Kedua
Anak sudah mulai mandiri dan masuk kelompok bermain. Anda pun teringat akan rencana untuk memiliki dua anak. Tetapi, Anda merasa ini belum saat yang tepat untuk memberi adik buat si kecil. Anda masih ingin memberinya perhatian penuh, karier di kantor sedang bersinar dan tuntutan pekerjaan menyita waktu, plus baru mulai mencicil rumah dan berbagai hal lain, yang membuat Anda harus berpikir panjang untuk membuat keputusan.
Nah, kalau ditunda dulu, sampai kapan dan bagaimana kemungkinannya, ya? Berbagai kekhawatiran pun muncul di benak Anda. Untuk mengetahui kondisi Anda, coba jawab pertanyaan-pertanyaan berikut, dan lakukan langkah untuk memperbesar kesempatan Anda menjalani kembali kehamilan yang sehat.
Berapa Usia Anda?
Usia masih menjadi faktor utama kesuburan seorang perempuan. Bahkan teknologi medis tercanggih untuk meningkatkan kesuburan pun tidak dapat dibohongi oleh usia Anda. “Masalah utama masa kini yang sering kita temukan, perempuan umumnya menunda memiliki anak hingga satu tahap usia tertentu,” ucap Pamela Madsen, executive director dari American Infertility Association. Para peneliti percaya bahwa puncak kesuburan perempuan umumnya berada di akhir usia 20-an. Sensus yang pernah dilakukan juga menunjukkan bahwa di usia 30-an, kualitas dan kuantitas sel telur perempuan umumnya akan menurun.
Tapi, tidak perlu panik, Ma. Penurunan tadi berlangsung secara bertahap, kok. Namun, bila Anda sudah berusia 30-an, sebaiknya Anda tidak menunggu hingga 10 tahun ke depan untuk hamil kembali. Menurut Owen Davis, M.D., kepala program fertilisasi dari Cornell Medical Centre di New York, pada usia 35 tahun, 75% perempuan dapat menjadi hamil tanpa bantuan medis. Namun, di usia 40-an, hanya setengah perempuan hamil saja yang memiliki kehamilan yang tergolong sehat. Sedangkan di usia 45 tahun, persentase kehamilan sehat menjadi hanya 10%. Risiko keguguran juga semakin meningkat seiring bertambahnya usia Anda.
Para peneliti percaya bahwa sel telur yang menua akan menghasilkan embrio yang memang lebih peka terhadap kerusakan genetik. Infertilitas atau tidak subur secara sederhana dapat diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk hamil setelah menjalani hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi selama satu tahun. “Perempuan di bawah 35 tahun sebaiknya mencoba melakukan program kehamilan selama setahun, sebelum ia mengunjungi tim medis dan mencari tahu penyebab ia tak kunjung hamil,” ucap Magdy Milad, M.D., spesialis endokrin reproduksi dan professor ginekologi dari Northwestern University Medical School. Pada usia 35 – 39 tahun, menurut Milad, Anda bisa mencoba menjalani program hamil selama 6 bulan.
Sedangkan setelah 40 tahun, Anda bisa mencoba selama 3 bulan, sebelum memeriksakan diri kepada dokter. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada masalah dengan kondisi Anda, dan belum terlambat sekiranya dibutuhkan tindakan perawatan.
Apakah Anda Merokok?
Bila ya, Anda sebenarnya telah mengurangi kesempatan untuk hamil, berapa pun usia Anda. Paparan nikotin pada indung telur tak hanya bisa menurunkan kualitasnya, tapi juga persediaan sel telur Anda. Semakin banyak rokok yang Anda isap setiap hari, semakin rendah pula kesempatan Anda hamil.
Merokok juga mempercepat masa menopause, yang berarti menutup pintu kesuburan Anda. Kabar baiknya, Anda masih bisa menjaga kesuburan yang tersisa dengan berhenti merokok sekarang. Memang tidak langsung terjadi begitu saja. Dibutuhkan waktu sekitar beberapa bulan setelah Anda berhenti merokok, agar tubuh Anda bisa terbebas dari racun pada rokok. Perokok pasif pun memiliki risiko yang sama. Dalam sebuah penelitian, para perempuan yang terpapar asap rokok baik di kantor maupun di rumah cenderung satu tahun lebih lama untuk hamil dibandingkan mereka yang kurang atau tidak terpapar asap rokok sama sekali.
Baca juga:
Pro Kontra Jarak Kehamilan