3 Kesalahan dalam Perencanaan Keuangan
Kebanyakan orang tua zaman sekarang sudah tak gagap lagi bila diajak berbicara tentang rencana keuangan. Bahkan mereka sudah mengantongi banyak informasi produk perbankan sesuai rencana mereka. Kendati demikian, masih ada celah untuk terjadinya kesalahan dalam rencana keuangan. Berikut beberapa kesalahan yang dihimpun parenting.com berdasarkan masukan beberapa orang tua.
KESALAHAN 1 :
TERLALU MENOMORSATUKAN ANAK
Mungkin Anda merasa topik ini sedikit aneh, dan sejurus kemudian berkilah, “Wajar menomorsatukan anak. Toh, kita bekerja juga buat anak”. Sayangnya, bila Anda tak jeli membuat rencana keuangan, hal yang Anda anggap wajar ini dapat berubah menjadi bencana.
Tak salah bila kita menginginkan anak-anak bisa bersekolah hingga ke jenjang universitas. Kalau perlu, kita membuat rencana keuangan sejak sekarang berdasarkan perkiraan biaya bersekolah di universitas terbaik pilihan kita. Dan sebagai orang tua, kita pun rela menyisihkan uang untuk pembiayaan sekolah anak tersebut. Kita pun memilih kendaraan keuangan yang spesifik untuk pendidikan anak, seperti, asuransi pendidikan. Tapi sadarkah Anda, bila merencanakan dana pensiun juga sama pentingnya dengan menyisihkan uang jaminan pendidikan anak? Apalagi, tidak ada yang namanya ‘beasiswa’ pensiun.
SOLUSI : Sisihkan 15% dari penghasilan tahunan Anda atau coba kalkulasi dana pensiun yang Anda butuhkan sedari sekarang. Jika Anda sulit menghitung berapa dana pensiun yang dibutuhkan, kunjungi kalkulator pensiun di situs choosetosave.org.
KESALAHAN 2 :
TAK MENGANGGARKAN HAL-HAL YANG TAK DIHARAPKAN
Coba tilik kembali rencana keuangan Anda, sudahkah Anda menganggarkan uang untuk hal-hal yang tak diharapkan. Misalnya, bagaimana jika Anda dan pasangan meninggal dunia bersama-sama saat anak belum dewasa di mata hukum. Hakim akan memutuskan siapa yang akan merawat mereka hingga dewasa dan bagaimana anak akan menerima aset yang dimiliki orang tuanya.
SOLUSI : Buatlah daftar klausul dan legalisasi anggaran keuangan rutin hingga insidental yang dilegalisasi secara hukum. “Dengan begitu, Anda turut merencanakan keuangan masa depan anak. Bukan hanya membantu perawatan anak, tapi juga memastikan bagaimana uang Anda akan digunakan,” ujar Lisa Cukier, ahli hukum dari Burns & Levinson LLP, Boston, Amerika Serikat.
KESALAHAN 3 :
BAYAR INI ITU TANPA PEMBANDING
Apakah Anda suka mengambil beberapa cicilan tetap? Tenang, ini bukan langkah yang salah kok. Asalkan, Anda menyadari bahwa cara ini menuntut komitmen Anda untuk membayar tagihan bulanan tanpa terputus. Sayangnya, masih banyak orang tua yang memilih metode pembayaran ini tanpa pertimbangan matang.
SOLUSI : Review kembali tagihan bulanan yang berkaitan dengan rencana keuangan Anda untuk masa depan. Gunakan aplikasi anggaran online atau berkonsultasi dengan penasihat keuangan. Bila ada pos-pos pengeluaran harian yang dapat dihemat, jangan segan untuk melakukan pemangkasan atau penurunan kualitas barang kebutuhan.
Foto: 123rf
Baca juga : Cara Cerdas Ajarkan Anak Soal Uang