Anak Generasi Pandemi Jarang Pegang Uang Langsung, Ini Cara Libatkan Mereka dengan Uang
Pandemi COVID-19 yang berlangsung lebih dari dua tahun ini memengaruhi perubahan yang luar biasa dalam kehidupan kita, termasuk bagi anak-anak. Anak-anak harus sekolah di rumah selama berbulan-bulan lebih. Ketika Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah dibuka, kegiatan di sekolah juga belum kembali seperti sediakala. Kantin sekolah ditutup. Anak-anak jadi tidak perlu membawa uang saku.
Padahal, menurut Ligwina Hananto, Lead Financial Trainer di QM Financial, belajar belanja adalah instrumen yang sangat penting dalam edukasi finansial bagi anak. Sama seperti menabung, belanja juga harus diajarkan. Anak-anak harus mengetahui bagaimana uang didapatkan, dibelanjakan, serta ditabung.
Baca juga: Materi Keuangan Dasar untuk Anak: Kebutuhan, Bukan Keinginan
Mengapa anak perlu belajar belanja? Sebab, mengajarkan anak belanja sama halnya dengan mengajarkan mereka membuat keputusan. Sebelum membelanjakan uangnya, anak-anak akan berlatih mengobservasi mana yang ia inginkan, membandingkan harga dan manfaat yang akan ia dapatkan, serta kemampuannya untuk membeli. Ligwina mengatakan, “Kalau anak dari kecil tidak diajari berbelanja, kemungkinan waktu besar, dia akan gagal menabung.”
Ligwina menceritakan bahwa anak-anak generasi pandemi ini jadi jarang sekali pegang uang secara fisik karena mereka harus sekolah di rumah. Sekalinya masuk sekolah, mereka juga tidak membawa uang saku karena tidak ada keperluan belanja di kantin. “Dia kehilangan momen belanja di kantin,” ujarnya menceritakan anak bungsunya yang hampir tidak pernah merasakan memegang uang tunai selama dua tahun.
Kalau demikian, bagaimana cara tetap bisa mengajarkan anak edukasi keuangan?
Walaupun anak tidak memegang uang secara fisik, Mama dan Papa tetap bisa, kok, memberikan mereka edukasi keuangan lewat praktik secara langsung. Misalnya saja dengan tetap memberi mereka uang saku namun dimasukkan ke dalam rekening bank dan menunjukkannya kepada mereka. Ketika anak membutuhkan uangnya untuk membeli sesuatu, maka ia bisa meminta untuk menariknya.
Baca juga: 4 Tip Memberi Uang Saku untuk Anak
Ligwina mengatakan bahwa anak-anak sekarang sangat digital. Mereka mungkin tidak pergi ke mal, tapi mereka bisa melakukan pembelanjaan online yang harus diawasi oleh orang tua. Nah, orang tua bisa mengajarkan anak berbelanja secara bijak dengan membandingkan dulu harga di tiap toko termasuk ongkos kirimnya. Prinsipnya sama dengan belanja secara offline sehingga anak-anak tetap punya pengalaman berinteraksi dengan uang.
Baca juga: Materi Keuangan Dasar untuk Anak: Kebutuhan, Bukan Keinginan
Tak hanya itu, Ligwina juga punya cara yang berbeda dalam melibatkan anak-anaknya dengan uang untuk kegiatan berbagi. Bila sebelumnya berbagi dilakukan dengan memberikan uang secara fisik kepada orang yang membutuhkan, kini justru bisa dilakukan secara lebih luas.
Mama-Papa bisa mengajak anak-anak menggunakan platform berbagi di internet. Ada banyak macam fundraising atau pengumpulan dana yang bisa Anda ikuti untuk berbagi, misalnya membantu anak di pelosok untuk bersekolah, menyelamatkan penyu, atau memberi makan kucing liar. Selain belajar berbagi, anak juga dapat belajar isu-isu sosial yang lebih luas, bukan?
“Masih sama berbagi, tapi teknisnya berbeda banget. Kita, orang tua, mesti peka, update dengan cara-cara zaman sekarang yang tentu saja akan berbeda secara teknis,” ujar Ligwina.
Baca juga:
Mengajarkan Anak Menabung untuk Membeli yang Diinginkan
3 Kesalahan Mama dalam Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Uang Pulsa Anak, Bagaimana Mengaturnya?
5 Prioritas Penting yang Harus Ada di Perencanaan Keuangan Papa
Materi Keuangan Dasar untuk Anak: Kebutuhan, Bukan Keinginan
LTF
FOTO: FREEPIK
Topic
#usiasekolah #parenting #parentingstyle #keuangan #financialliteracy