Penyebab Anak Mogok Makan
Balita, khususnya batita, memang akan memasuki periode mogok makan alias periode GTM (Gerakan Tutup Mulut). Mengapa di atas usia 1 tahun anak secara berkala mogok makan?
Banyak penyebabnya. Pertama, di atas usia 1 tahun, laju percepatan pertumbuhan melambat; kenaikan berat badannya minim, sekitar 2 kg per tahun (coba Anda bandingkan dengan kenaikan berat badan di usia 6 bulan pertama yang bombastis karena bisa sampai 1 kg perbulan).
Karena pertumbuhannya melambat, kebutuhan kalorinya pun menurun. Tidak heran anak bisa tahan berhari-hari tidak makan lalu tiba-tiba makan dengan sangat lahap.
Kedua, di atas usia 1 tahun, sejalan dengan bertambahnya keterampilannya untuk berdiri dan berjalan, terjadi perubahan besar-besaran dari sisi psikologis dan emosi anak. Ia merasa mandiri dan menuntut orang sekitarnya untuk tunduk pada keinginannya.
Di periode usia ini, akan memasuki tahapan ‘negativistic’. Mereka akan melakukan yang dilarang dan tidak akan mengacuhkan permintaan atau instruksi. Misalnya, “Ade, jangan dilempar, dong, remote-nya.” Ia justru akan melemparnya. Ini termasuk untuk urusan makan.
Ketiga, kejenuhan akan suasana feeding time dan menu makanannya. Ada kebiasaan (tanpa sengaja) dimana feeding time seolah menjadi suatu kewajiban sehingga berkurang unsur entertainment-nya. Tidak fun dan monoton. Setiap hari anak makan nasi tim yang diblender menjadi satu. Ia tidak mengenal rasa asli dari masing-masing komponen makanan tersebut. Feeding time kehilangan nuansa petualangan karena anak tidak diperkenalkan pada berbagai variasi makanan.
Keempat, orang tua sangat paranoid sehingga anak boleh mengonsumsi susu secara berlebihan, mie instan, camilan tak sehat, dll. Apa alasannya? Yang penting perut anak terisi!
Apa yang bisa dilakukan? Pertama, setiap jam makan, dudukkan anak di kursinya. Siapkan sedikit makanan di piringnya beserta sendok, lalu biarkan dia bereksplorasi dengan makanannya. Pada saat yang bersamaan, kita suapi dia (kalau belum belajar makan sendiri).
Setelah 30 menit, selesai. Belum habis? Tidak masalah, jangan paksa dan jangan makan lebih dari 45 menit. Kedua, ubah pola pikir bahwa makan harus nasi. Pelajari piramida makanan, buat menu kreatif menggunakan bahan dasar di piramida tersebut. Misalnya, buat pudding roti dicampur apel kukus, omelette sayur campur keju, fruit milkshake, dll.
Ketiga, jangan ganti makanan dengan susu. Di atas 1 tahun, susu bukan makanan utama lagi untuk anak. Pilih susu UHT/pasteurisasi yang plain dan jangan berikan lebih dari 500 cc. Keempat, luangkan waktu untuk masak bersama anak. Membuat cookies sehat (misalnya dari oatmeal), pastel panggang, menghias roti dengan potongan sayur, dll.
Kelima, tidak mudah putus asa dan terus berkreasi di dunia kuliner. Jadilah role model dengan selalu mengonsumsi makanan yang sehat. Kebiasaan makan sehat sejak dini merupakan investasi kesehatan di masa datang.