Ada Klaster Sekolah, Amankah Melepas Anak Sekolah Tatap Muka?
Beberapa sekolah di sejumlah daerah di Indonesia mulai menjalankan pilot project sekolah tatap muka dengan protokol kesehatan COVID-19. Akan tetapi, Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menemukan sejumlah pelanggaran protokol sekolah selama uji coba sekolah tatap muka ini, di antaranya di Kabupaten Kepulauan Simeulue, Aceh; Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi, Jawa Barat; Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara; Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat; Kota Batam, Kepulauan Riau; Kota Bukittinggi, Sumatera Barat; Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat; Kabupaten Pandeglang, Banten; serta Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Pelanggaran protokol kesehatan tersebut antara lain adalah tidak menjaga jarak karena saling melepas rindu serta tidak mengenakan masker dengan benar atau melorot ke dagu. Beberapa siswa dan guru juga dilaporkan berangkat dan pulang sekolah mengenakan angkutan umum yang tidak menggunakan pengaturan physical distancing.
Ikut Uji Coba Sekolah Tatap Muka, Siswa Positif COVID-19
Melansir dari detik.com, tiga pelajar SMA Leuwiliang, yang menjadi salah satu dari 170 sekolah pilot project belajar tatap muka di Kabupaten Bogor terpapar COVID-19 saat mengikuti uji coba sekolah tatap muka. Uji coba di Kabupaten Bogor sendiri dimulai sejak 11 Maret 2021 dan dijadwalkan berakhir pada 10 April 2021.
Juga Menyerang Guru
Guru pun menjadi pihak yang rentan terinfeksi COVID-19 ketika kegiatan belajar tatap muka dijalankan. Di Kabupaten Pangandaran yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka sejak awal Maret misalnya. Ada satu guru positif COVID-19 sehingga sekolah tersebut diliburkan selama dua minggu.
Tak hanya itu, 5 orang guru di SMAN 1 Bangka, Bangka Belitung terkonfirmasi positif COVID-19. Sehingga, pembelajaran tatap muka di sekolah ini ditutup kembali untuk sementara.
Klaster Sekolah, 20 Orang Positif COVID-19
Satu orang guru di Kecamatan Tamansari, Tasikmalaya, pada Maret 2021 memaksakan ke sekolah sekalipun mengalami gejala batu, pilek, dan disertai demam saat tak sedang belajar tatap muka. Akhhirnya, 19 orang tertular, termasuk pegawai TU, kepala sekolah, serta dua orang siswa yang tinggal di asrama sekolah.
Jika menengok ke beberapa negara lain seperti Korea Selatan, Prancis, AS, dan Israel, lonjakan infeksi COVID-19 terjadi setelah kegiatan sekolah tatap muka dibuka kembali,
Pemahaman anak-anak akan protokol kesehatan belum sekuat orang dewasa. Bahkan, dikhawatirkan apabila guru saja masih melanggar, bagaimana dengan anak-anak. Penularan tidak hanya bisa terjadi dari siswa ke siswa, melainkan dari siswa ke guru, guru ke siswa, guru ke guru, guru ke staf sekolah, staf sekolah ke guru, staf sekolah ke siswa atau sebaliknya.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) saat ini memang belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait sekolah tatap muka lagi. Akan tetapi, berdasarkan keterangan tertulis mereka akhir tahun lalu, IDAI tetap menyarankan orang tua untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh atau daring saja.
Baca juga:
Mekanisme Uji Coba Sekolah Tatap Muka
Bagaimana Protokol Kesehatan Uji Coba Sekolah Tatap Muka?
Daftar 85 Sekolah Uji Coba Belajar Tatap Muka di DKI Jakarta mulai 7 April 2021
Kondisi Psikososial Anak Jadi Alasan Sekolah Dibuka 2021
Pandemi Belum Reda, Sejumlah Orang Tua Setuju Sekolah Kembali Dibuka
LELA LATIFA
FOTO: FREEPIK
Topic
#corona #coronavirus #covid19 #covid-19 #UjiCobaSekolahTatapMuka #sekolahtatapmuka