5 Cara Menghentikan Kebiasaan Phubbing pada Anak
Tidak dapat dipungkiri, anak-anak generasi alfa memang hidup dengan gadget. Gadget membantu mereka dalam banyak hal. Sayangnya, tak sedikit yang jadi punya kebiasaan phubbing gara-gara gadget.
Apa itu phubbing? Phubbing adalah kependekan dari phone dan snubbing yang artinya mengabaikan kehadiran orang lain karena ponsel atau gadget lainnya. Intinya, anak lebih fokus pada gadgetnya dan jadi tidak mendengarkan Anda atau bahkan sama sekali tidak mengobrol walau sedang bersamaan.
Bila tidak dikendalikan, kebiasaan phubbing dapat memberikan beberapa dampak negatif. Lalu apa yang harus dilakukan orang tua? Tip berikut bisa mengatasi kebiasaan phubbing pada anak:
1. Introspeksi diri Anda Sendiri
Bila Anda merasa kesal atau kecewa karena sering diabaikan oleh anak yang terlalu fokus ke ponsel, coba introspeksi diri dulu. Jangan-jangan kebiasaan anak melakukan phubbing juga karena meniru orang tuanya.
Baca juga: Hati-Hati, 5 Perilaku Buruk Anak Ini Karena Meniru Orang Tuanya!
Menurut Andy Crouch, penulis The Tech-Wise Family, batasan penggunaan gadget ada di tangan orang tua. “Orang tua sama-sama bersalah. Orang tua mengatur ritme dan agenda keluarga,” ujarnya. Memang, tidak sedikit juga, lho, anak yang merasa ‘dianaktirikan’ karena orang tua terlalu sering fokus pada ponselnya dibandingkan pada mereka.
2. Tegur Anak
Tegur anak secara lembut, dengan mengatakan bahwa yang ada secara fisik di hadapannya saat ini adalah yang harus direspons langsung. Sementara, apa yang ada di ponsel, masih bisa menunggu. Selalu ingatkan ini ketika anak mengabaikan Anda.
3. Minta Mereka Memikirkan Perasaan Korban Phubbing
Ajak anak berdiskusi, bagaimana perasaan mereka bila mereka diabaikan teman atau orang tua yang fokus pada gadget? Sampaikan bahwa hal tersebut tentu tidak menyenangkan.
4. Aturan 1 Jam, 1 Hari, dan 1 Minggu
Crouch merekomendasikan saran ini untuk menavigasi ulang penggunaan smart phone di antara waktu berkualitas keluarga. “Selama satu jam setiap hari, singkirkan telepon dan berkomitmen untuk tidak melihatnya. Satu hari dalam seminggu, katanya, biasanya Sabtu atau Minggu, layar dimatikan dan disingkirkan. Satu minggu dalam setahun, selama liburan, tidak ada ponsel yang diizinkan,” jelasnya. Gunakanlah waktu-waktu tersebut untuk membangun koneksi dan ikatan antaranggota keluarga yang lebih berkualitas.
Crouch mengatakan bahwa sepertiga pertama dari aturan waktu ini tentu akan banyak perlawanan. "Di sepertiga pertama, bisa sangat bosan, dan masih memikirkan ponsel,” ujarnya. Akan tetapi, di sepertiga kedua, semuanya akan mengalami penyesuaian.
5. Ruangan Bebas Gadget
Tidak hanya soal waktu saja yang dibatasi, di dalam rumah juga harus ada 4 Ruangan Bebas Gadget
Ingat untuk melakukannya secara konsisten ya, Ma, Pa. Di samping itu, kedua orang tua juga harus kompak untuk mematuhi aturan yang sudah disepakati bersama. Bila salah satu orang tua melanggar sendiri aturannya, itu akan menjadi contoh negatif untuk anak.
Baca juga:
3 Alasan Psikologis Anak Kecanduan Gagdet
6 Cara Melindungi Anak dari Kecanduan Game Online
Benarkah Anak Zaman Sekarang Lebih Lemah dari Anak Zaman Dulu?
Anak Pacaran, Hindari Lakukan 2 Hal Ini
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK
Topic
#usiasekolah #parenting