Tiga Jadwal Periksa ke Dokter Setelah Melahirkan
Mama yang baru melahirkan mustinya juga tidak luput dari perhatian dan perawatan orang-orang di sekitarnya. Itu karena pulihnya mama dari berbagai luka pascapersalinan, dan kesejahteraan jiwanya adalah modal utama bagi mama dan keluarganya untuk dapat merawat dan membesarkan bayi secara optimal. “Jangan abaikan kebutuhan mama pasca bersalin untuk memeriksakan diri ke dokter, dan jangan tunggu sampai ada keluhan atau masalah. Di beberapa negara, petugas kesehatan bahkan bersifat proaktif untuk mengunjungi para mama yang masih nifas di rumahnya, guna memastikan kondisi mereka baik-baik saja,” ujar Dr. Wendy Bennett, Assistant Professor of Medicine Departments General internal Medicine di Johns Hopkins University, Amerika Serikat.
Tentu saja, hal ini tidak hanya berlaku pada persalinan pertama. Jika saat ini Anda tengah hamil anak kedua, dan lupa kapan saja perlu kontrol ke dokter, yuk, periksa kembali sejumlah temu janji dengan dokter. Usahakan, pada saat ke dokter, bayi tidakdibawa agar Anda dan pasangan bisa fokus pada kesehatan dan kesejahteraan Anda.
- 1 Minggu Setelah Bersalin : Kontrol Perineum, Rahim, dan Payudara
Yang dikontrol…
- Involusi rahim atau kembalinya ukuran rahim ke ukuran semula seperti sebelum hamil. Caranya, dokter melakukan perabaan pada abdomen Anda untuk mengukur ketinggian rahim, dan menanyakan apakah Anda masih merasakan kontraksi - terutama saat menyusui. Adanya kontraksi pada minggu pertama pasca bersalin merupakan pertanda baik, sebab kontraksi itulah yang membantu rahim mengecil ke ukuran semula.
- Kondisi perineum. Usai bersalin per vaginam, biasanya perineum - daerah di antara vagina dengan anus - mengalami robekan, baik alami maupun hasil pengguntingan yang dilakukan untuk memudahkan keluarnya bayi. Pada kunjungan ini, dokter akan memeriksa perineum dengan cara observasi pandang, guna memastikan luka telah pulih, dan mengantisipasi jika terjadi infeksi -ditandai dengan bengkak, kemerahan, nyeri tekan, atau demam. Jika terjadi infeksi, biasanya diatasi dengan pemberian obat antibiotik dan penyuluhan kesehatan mengenai perawatan luka infeksi.
- Payudara dan proses menyusui. Pada pemeriksaan ini, Anda bisa menyampaikan perkembangan menyusui, apakah lancar tanpa masalah, atau ada hambatan. Ini juga saat yang tepat untuk mengajukan pertanyaan seputar menyusui kepada dokter. Jika perlu, dokter obgyn dapat merujuk Anda ke konselor ASI.
- Pada mama yang bersalin melalui cara operasi Caesar, dokter akan memeriksa kemampuan mobilitas (bergerak), kemampuan BAK/BAB dan kondisi jahitan bekas operasinya, serta memberi tindakan yang sesuai, misalnya membersihkan luka, mengganti perban, atau mengatisipasi infeksi –jika ada, yang ditandai dengan luka basah (terdapat rembesan darah atau pus atau nanah), nyeri tekan, merah, bengkak, dengan atau tidak disertai demam. Infeksi akan diobati dengan antibiotik, baik berupa salep maupun obat minum. Pemeriksaan berikutnya pasca Caesar adalah 2 minggu setelah bersalin.
- Involusi rahim atau kembalinya ukuran rahim ke ukuran semula seperti sebelum hamil. Caranya, dokter melakukan perabaan pada abdomen Anda untuk mengukur ketinggian rahim, dan menanyakan apakah Anda masih merasakan kontraksi - terutama saat menyusui. Adanya kontraksi pada minggu pertama pasca bersalin merupakan pertanda baik, sebab kontraksi itulah yang membantu rahim mengecil ke ukuran semula.
- Kondisi perineum. Usai bersalin per vaginam, biasanya perineum - daerah di antara vagina dengan anus - mengalami robekan, baik alami maupun hasil pengguntingan yang dilakukan untuk memudahkan keluarnya bayi. Pada kunjungan ini, dokter akan memeriksa perineum dengan cara observasi pandang, guna memastikan luka telah pulih, dan mengantisipasi jika terjadi infeksi -ditandai dengan bengkak, kemerahan, nyeri tekan, atau demam. Jika terjadi infeksi, biasanya diatasi dengan pemberian obat antibiotik dan penyuluhan kesehatan mengenai perawatan luka infeksi.
- Payudara dan proses menyusui. Pada pemeriksaan ini, Anda bisa menyampaikan perkembangan menyusui, apakah lancar tanpa masalah, atau ada hambatan. Ini juga saat yang tepat untuk mengajukan pertanyaan seputar menyusui kepada dokter. Jika perlu, dokter obgyn dapat merujuk Anda ke konselor ASI.
- Pada mama yang bersalin melalui cara operasi Caesar, dokter akan memeriksa kemampuan mobilitas (bergerak), kemampuan BAK/BAB dan kondisi jahitan bekas operasinya, serta memberi tindakan yang sesuai, misalnya membersihkan luka, mengganti perban, atau mengatisipasi infeksi –jika ada, yang ditandai dengan luka basah (terdapat rembesan darah atau pus atau nanah), nyeri tekan, merah, bengkak, dengan atau tidak disertai demam. Infeksi akan diobati dengan antibiotik, baik berupa salep maupun obat minum. Pemeriksaan berikutnya pasca Caesar adalah 2 minggu setelah bersalin.
- 4-6 Minggu Setelah Bersalin : Pemeriksaan Menyeluruh dan KB
Kontrol untuk….
- Pemeriksaan kesehatan menyeluruh, meliputi konseling laktasi untuk menemukan apakah terdapat masalah dalam menyusui.
- Rencana mengikuti program KB. Ini diperlukan, sebab yang terpenting saat ini adalah Anda musti mengatur jarak kehamilan agar tidak terlalu dekat, tidak terjadi kehamilan tak direncanakan (unplanned), atau ‘kesundulan’. Dalam kunjungan ini, Anda dan suami dapat mengonsultasikan ke dokter pilihan jenis metode kontrasepsi yang terbaik bagi Anda dan suami. Tanyakan pada dokter cara kerja alat KB tersebut, cara pakainya, efektivitasnya, efek samping yang dapat ditimbulkan, kekhawatiran-kekhawatiran Anda, dan sebagainya.
- Jika sudah memilih alat KB, maka dapat langsung digunakan, misalnya untuk KB jenis kondom, pil, suntik dan implan. Sedangkan untuk KB jenis IUD, mungkin diperlukan jadwal temu janji berikutnya untuk pemasangan. Tambahan bagi ibu baru pasca Caesar, dokter akan mengecek lagi bekas jahitan operasi, apakah masih nyeri atau tidak, apakah penutupan luka sudah sempurna, apakah timbul keloid, dan sebagainya? Jika ya, kemungkinan terjadi infeksi, yang juga ditandai dengan keluarnya cairan berwana keputihan berbau tak sedap, disertai demam. Biasanya, nyeri akan hilang 6-8 minggu pasca bersalin. Benang jahit menggunakan material khusus yang otomatis terserap tubuh, sehingga tidak perlu ditarik. Kondisi ini berlaku pada bekas operasi sesar yang tidak bermasalah. Jika mengalami komplikasi, maka bisa seminggu sekali (selama 3 minggu berturut-turut) Anda musti kontrol dan melaporkan perkembangan kondisi Anda.
- Pemeriksaan kesehatan menyeluruh, meliputi konseling laktasi untuk menemukan apakah terdapat masalah dalam menyusui.
- Rencana mengikuti program KB. Ini diperlukan, sebab yang terpenting saat ini adalah Anda musti mengatur jarak kehamilan agar tidak terlalu dekat, tidak terjadi kehamilan tak direncanakan (unplanned), atau ‘kesundulan’. Dalam kunjungan ini, Anda dan suami dapat mengonsultasikan ke dokter pilihan jenis metode kontrasepsi yang terbaik bagi Anda dan suami. Tanyakan pada dokter cara kerja alat KB tersebut, cara pakainya, efektivitasnya, efek samping yang dapat ditimbulkan, kekhawatiran-kekhawatiran Anda, dan sebagainya.
- Jika sudah memilih alat KB, maka dapat langsung digunakan, misalnya untuk KB jenis kondom, pil, suntik dan implan. Sedangkan untuk KB jenis IUD, mungkin diperlukan jadwal temu janji berikutnya untuk pemasangan. Tambahan bagi ibu baru pasca Caesar, dokter akan mengecek lagi bekas jahitan operasi, apakah masih nyeri atau tidak, apakah penutupan luka sudah sempurna, apakah timbul keloid, dan sebagainya? Jika ya, kemungkinan terjadi infeksi, yang juga ditandai dengan keluarnya cairan berwana keputihan berbau tak sedap, disertai demam. Biasanya, nyeri akan hilang 6-8 minggu pasca bersalin. Benang jahit menggunakan material khusus yang otomatis terserap tubuh, sehingga tidak perlu ditarik. Kondisi ini berlaku pada bekas operasi sesar yang tidak bermasalah. Jika mengalami komplikasi, maka bisa seminggu sekali (selama 3 minggu berturut-turut) Anda musti kontrol dan melaporkan perkembangan kondisi Anda.
- Setelah Menyapih Bayi : Pemeriksaan Payudara
Yang bisa dilakukan…
Mammografi merupakan salah satu metode pemeriksaan deteksi kanker payudara, menggunakan sinar X namun sinar yang digunakan lemah dan tidak berbahaya. Dua jenis mammografi yakni, screening mammography untuk pemeriksaan payudara yang belum memiliki keluhan (benjolan atau gejala lain), dan diagnosis mammography dilakukan bila telah terdapat keluhan. Lakukan tes ini setelah menyapih bayi dan ketika Anda tidak haid, sebab kepadatan dan kesensitifan payudara pada dua kondisi tersebut akan menyulitkan pemeriksaan.
Tips: Kapan pun bisa periksa dan tak perlu menunggu jadwal, jika Anda mengalami keluhan atau gejala abnormal seperti perdarahan berlebih, keputihan yang disertai gatal dan berbau, kelelahan yang berlebihan, konstipasi yang berkepanjangan, masalah payudara, dan lain-lain.
Foto: 123rf
Baca juga : Meredakan Stres Setelah Melahirkan
Mammografi merupakan salah satu metode pemeriksaan deteksi kanker payudara, menggunakan sinar X namun sinar yang digunakan lemah dan tidak berbahaya. Dua jenis mammografi yakni, screening mammography untuk pemeriksaan payudara yang belum memiliki keluhan (benjolan atau gejala lain), dan diagnosis mammography dilakukan bila telah terdapat keluhan. Lakukan tes ini setelah menyapih bayi dan ketika Anda tidak haid, sebab kepadatan dan kesensitifan payudara pada dua kondisi tersebut akan menyulitkan pemeriksaan.
Tips: Kapan pun bisa periksa dan tak perlu menunggu jadwal, jika Anda mengalami keluhan atau gejala abnormal seperti perdarahan berlebih, keputihan yang disertai gatal dan berbau, kelelahan yang berlebihan, konstipasi yang berkepanjangan, masalah payudara, dan lain-lain.
Foto: 123rf
Baca juga : Meredakan Stres Setelah Melahirkan