Dehidrasi Saat Olahraga, Ini Akibatnya
Lari memang merupakan olahraga yang mudah dilakukan oleh semua orang – termasuk anak-anak, dan tidak membutuhkan perlengkapan yang rumit. Namun justru itu, ungkap Matias Ibo, fisioterapis, Sport Medicine Expert dari Pocari Sport Science, orang jadi sering kali abai dengan cara berlari yang benar. “Seperti, tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu, menggunakan sepatu yang tidak sesuai, berlari dengan teknik yang kurang tepat, serta kurang asupan cairan saat berlari,” tambahnya. Padahal, menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik adalah hal yang perlu dan penting dilakukan saat berlari.
“Kehilangan 2% cairan tubuh dari berat badan akan mengurangi performa menjadi 90%. Untuk itu, minum juga harus diprogram, baik sebelum, sesaat dan sesudah berlari, untuk mencegah dehidrasi pada tubuh,” kata Matias.
Berbagai dampak bisa muncul, jika di saat berlari, kita mengalami dehidrasi, mulai dari kelelahan, penurunan performa, kejang otot, heat stroke hingga pingsan. Dehidrasi yang ekstrem bahkan dapat menyebabkan kematian.
Saat kita melakukan aktivitas yang berat, seperti olahraga, tubuh kita memang paling banyak kehilangan cairan. Berolahraga ringan sekalipun akan menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan. Dan jika kita berolahraga di cuaca panas, maka kehilangan cairan akan lebih banyak lagi. Namun sebenarnya, apa pun aktivitas yang kita lakukan, baik di rumah maupun kantor, seperti memasak, menyetrika, membersihkan rumah, atau bekerja di dalam dan luar ruangan, bahkan di ruangan ber-AC, tubuh kita pasti akan kehilangan cairan karena mengeluarkan keringat.
Jika kehilangan tersebut tidak diganti, maka suhu tubuh akan meningkat, dan tubuh akan lebih mudah lelah. Cairan tubuh juga berfungsi mengatur suhu tubuh, termasuk menormalkan kembali suhu tubuh yang meningkat, dengan cara mengeluarkan keringat. Tubuh yang dehidrasi akan kehilangan kemampuannya mengatur suhu tubuh, dan hal itu dapat berakibat fatal.