Stop Rasisme! Bekali Anak Toleransi Sejak Dini
Kita semua pasti setuju bahwa rasisme adalah hal yang tidak bisa dibenarkan. Sayangnya, rasisme akan terus hidup bila kita sendiri masih berpikir bahwa ada golongan ras yang lebih baik daripada ras lainnya. Pandangan ini bisa jadi akan diwarisi oleh generasi anak kita dan tindakan-tindakan pun akan terus berjalan. Seperti yang dikatakan oleh Hanlie Muliani, M.Psi, psikolog klinis pendiri Sahabat Orangtua & Anak, “Tidak ada anak-anak yang lahir dengan membawa (sentimen) SARA kalau tidak ditanamkan.”
Oleh karenanya, mendidik anak mengenai nilai-nilai keberagaman serta toleransi adalah sebuah cara nyata untuk menghentikan praktik-praktik rasisme.
Kalau Sudah Tahu Beda, Lalu Bagaimana?
Di usia sekolah, anak-anak akan mulai membuat perbedaan dan membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain. “Mereka ada di fase menganalisis perbedaan,” ujar Hanlie. Sangat wajar bagi anak-anak untuk mengidentifikasi perbedaan warna kulit, bentuk rambut, besar tubuh, maupun agama.
Nah, saat mereka sudah mulai mengidentifikasi perbandingan, lalu apa yang harus dilakukan orang tua? Ini adalah saat yang tepat untuk mengajari mereka tentang keberagaman dan bagaimana harus bersikap atas kondisi tersebut. Bimbing mereka agar tidak sampai membuat kesimpulan yang salah bahwa perbedaan yang ada tersebut membuat seseorang atau sekelompok orang menjadi lebih baik atau lebih unggul dari yang lain. Selalu tanamkan pada anak-anak bahwa di dunia ini kita semua berbeda dan tidak ada satu pun orang yang sama.
Lihat Orangnya
Ajarkan pada anak-anak untuk melihat seseorang berdasarkan kepribadiannya dan sikapnya, bukan berdasarkan dari mana ia berasal, apa warna kulitnya, maupun apa agamanya. Anak-anak akan belajar menghargai orang lain secara lebih utuh dengan ini.
Empati sebagai Kunci
Salah satu kunci dalam toleransi adalah empati. Ajak anak-anak untuk berdialog dengan mengira-ngira bagaimana perasaan orang lain yang mendapatkan perlakuan dibedakan, disingkirkan, atau diintimidasi hanya karena ia minoritas.
Ajak mereka mengandaikan dirinya sendiri di posisi orang tersebut. “Tentu nggak enak, ya, diperlakukan begitu? Jadi kita sebaiknya memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.”
Berani Berdiri
Ajarkan anak-anak untuk berani berdiri ketika ada ketidakadilan atau ketidakbenaran. Misal, ketika ada temannya yang diejek teman lain karena perbedaan ras. “Kita harus memberdayakan anak-anak untuk mengatakan tidak pada hal-hal keliru yang mereka temukan sehari-hari,” ujar Hanlie. Yakinkan bahwa berdiri untuk mengatakan ‘salah’ tidak akan membuat mereka menghadapi masalah.
Baca juga:
Mengapa Perlu Tumbuhkan Toleransi pada Anak?3 Hal yang Perlu Dikomunikasikan saat Mengajarkan Toleransi Kepada Anak
Menjadi Orang Tua Penegak Toleransi
Belajar Toleransi di Sekolah Inklusi
6 Cara Sederhana Ajarkan Anak Toleransi
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK