Post-Holiday Blues: Masih Malas Beraktivitas setelah Libur Panjang
Siapa, sih, yang tak suka dengan liburan? Di hari-hari libur, anak-anak tak terbebani dengan harus bangun pagi, kewajiban pergi ke sekolah, dan juga menjalani aktivitas lainnya. Di hari libur juga anak-anak bisa mencium ‘aroma kebebasan’ dengan pergi berjalan-jalan bersama keluarga maupun bermain bersama sepupu atau teman.
Sayangnya, libur panjang rasanya tak pernah benar-benar terasa panjang. Saat jatah liburan habis, anak-anak masih kesulitan untuk berpisah dengan suasana musim liburan yang ditinggalkannya. Tiba-tiba mereka harus kembali bersekolah, mengikuti les, atau ekstrakurikuler. Tak jarang, hal tersebut membuat anak-anak kaget karena merasa dunianya langsung ‘diputar-balik’ lagi, lho.
Baca juga: Anak Demam Setelah Liburan dan Mudik, Kapan Perlu Waspada?
Akibatnya, tidak sedikit Mama-Papa yang mengeluhkan bahwa hari-hari pertama setelah libur panjang adalah hari-hari yang penuh perjuangan karena anak-anak sulit untuk dibangunkan, malas untuk berangkat sekolah, atau masih ingin main terus. Aduuuh, biasanya ini adalah tanda anak-anak mengalami post-holiday blues.
Baca di sini untuk mengetahui cara efektif membangunkan anak tanpa emosi.
Anak-anak Menghadapi Jetlag
Sederhananya, post-holiday blues menggambarkan kondisi jetlag ketika seorang anak harus kembali beraktivitas normal setelah sekian waktu ‘tidak aktif. Ternyata, melansir dari Youth Crisis Center Florida, AS, hal ini bisa menjadi stresor atau pencetus stress bagi anak-anak, lho.
Baca juga: Masalah Pertemanan, Sumber Stres Utama Anak
Post-holiday blues mengacu pada emosi negatif yang dirasakan ketika harus beralih kembali ke ‘kenyataan’ setelah waktu bersantai saat anak merasa seolah menjalani kehidupan terbaiknya selama liburan.
Tanda Anak Mengalami Post-Holiday Blues
Post-holiday blues adalah hal yang lumrah terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Berikut ini adalah tanda anak Anda mungkin mengalami post-holiday blues:
Sayangnya, libur panjang rasanya tak pernah benar-benar terasa panjang. Saat jatah liburan habis, anak-anak masih kesulitan untuk berpisah dengan suasana musim liburan yang ditinggalkannya. Tiba-tiba mereka harus kembali bersekolah, mengikuti les, atau ekstrakurikuler. Tak jarang, hal tersebut membuat anak-anak kaget karena merasa dunianya langsung ‘diputar-balik’ lagi, lho.
Baca juga: Anak Demam Setelah Liburan dan Mudik, Kapan Perlu Waspada?
Akibatnya, tidak sedikit Mama-Papa yang mengeluhkan bahwa hari-hari pertama setelah libur panjang adalah hari-hari yang penuh perjuangan karena anak-anak sulit untuk dibangunkan, malas untuk berangkat sekolah, atau masih ingin main terus. Aduuuh, biasanya ini adalah tanda anak-anak mengalami post-holiday blues.
Baca di sini untuk mengetahui cara efektif membangunkan anak tanpa emosi.
Anak-anak Menghadapi Jetlag
Sederhananya, post-holiday blues menggambarkan kondisi jetlag ketika seorang anak harus kembali beraktivitas normal setelah sekian waktu ‘tidak aktif. Ternyata, melansir dari Youth Crisis Center Florida, AS, hal ini bisa menjadi stresor atau pencetus stress bagi anak-anak, lho.
Baca juga: Masalah Pertemanan, Sumber Stres Utama Anak
Post-holiday blues mengacu pada emosi negatif yang dirasakan ketika harus beralih kembali ke ‘kenyataan’ setelah waktu bersantai saat anak merasa seolah menjalani kehidupan terbaiknya selama liburan.
Tanda Anak Mengalami Post-Holiday Blues
Post-holiday blues adalah hal yang lumrah terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Berikut ini adalah tanda anak Anda mungkin mengalami post-holiday blues:
- tidak termotivasi melakukan aktivitas
- masih ingin bermain terus
- sering bangun kesiangan
- sulit tidur tepat waktu
- merasa cemas
- mudah marah atau sedih
- mudah lelah atau kurang berenergi
- sulit berkonsentrasi
Bantu Anak Bertransisi
Post-holiday blues memang menyebabkan ritme awal perubahan rutinitas menjadi sangat sulit. Akan tetapi, umumnya hal tersebut akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
Orang dewasa umumnya bisa segera bangkit dari post-holiday blues. Akan tetapi, anak-anak lebih butuh waktu untuk kembali ke aktivitas normalnya. Oleh karena itu, orang tua perlu membantu anak agar melewati masa transisi lebih baik sehingga aktivitas mereka tak terganggu.
Apa yang bisa orang tua lakukan?
1. Ciptakan Family Time yang Berkualitas
Ketika liburan, anak terbiasa berkumpul dengan keluarganya, apalagi bila keluarga pergi berlibur bersama. Bayangkan saja bila mereka yang setiap hari berkumpul bersama keluarga tiba-tiba harus kembali meninggalkan rumah untuk bersekolah. Memang durasinya tidak lama, akan tetapi mereka bisa saja merasa “terpisah”.
Oleh karenanya, begitu masa liburan usai, tetap ciptakan family time yang berkualitas. Menurut Jennifer W. Jencks, PhD, LICSW, asisten direktur Lifespan Pediatric Behavioral Health Emergency Services di Rhode Island ini adalah salah satu cara untuk mengelilingi anak dengan emosi positif. Jalan pagi sebelum memulai aktivitas bisa menjadi aktivitas sederhana yang membuat mereka masih merasa terkoneksi. Di samping itu, jalan kaki ternyata bisa meningkatkan konsentrasi anak, lho. Pas dilakukan sebelum sekolah, bukan?
2. Kumpulkan Dokumentasi Liburan
Ajak anak menulis pengalaman liburan di buku diary atau merapikan dokumentasi selama liburan. Ini bertujuan untuk tetap menjaga emosi positif mereka.
Baca juga: 8 Manfaat Menulis Buku Diary untuk Anak-Anak
3. Buat Rencana Liburan Berikutnya
Lakukan ini untuk memotivasi mereka bahwa mereka hanya tinggal menjalani hari dan menunggu waktu untuk kesempatan menyenangkan lainnya.
4. Pastikan Anak Tetap Punya Jadwal Bermain
Jangankan anak-anak, orang dewasa pun kalau harus langsung 'sibuk' setelah berlibur pasti belum bersemangat, kok. Oleh karenanya, beri jeda bagi anak untuk menyesuaikan diri. Beri mereka waktu bermain yang cukup.
5. Aktif Ajak Anak Olahraga
Jennifer mengatakan bahwa salah satu cara membantu anak menghadapi post-holiday blues adalah dengan berolahraga. Menurutnya, olahraga adalah salah satu metode terbaik untuk menyeimbangkan tingkat energi tubuh kita dan meningkatkan suasana hati kita. Semakin aktif Anda dan anak Anda, semakin baik perasaannya. Sediakan juga Camilan Untuk Bekal Pascaolahraga Si Kecil
6. Dorong Mereka Buat Jadwal Harian yang Baru
Nah, agar anak tak merasa terpaksa, biarkan mereka membuat jadwal harian mereka sendiri. Dengan begitu, mereka akan lebih berkomitmen untuk memenuhinya. Tugas Mama-Papa hanya mengingatkan saja.
7. Siapkan Menu Sehat untuk Anak
Ini dapat meningkatkan energi bagi mereka.
8. Pastikan Tidur Cukup
Jennifer mengingatkan untuk mematuhi jadwal tidur agar mereka dapat berfungsi dengan baik sepanjang hari berikutnya. Ketahui Trik Agar Anak Preteen Mau Tidur Lebih Cepat agar mereka tidak begadang.
Baca juga:
8 Cara Bantu Anak Atasi Stres Karena Sekolah
Kelepasan Membentak Anak? Minta Maaf Sebelum Tidur
8 Cara Suami Membantu Istri Sukses Melewati Baby Blues
Mungkinkah Papa Alami Baby Blues
LTF
FOTO: FREEPIK
Topic
#usiasekolah #parenting #parentingstyle