Hadapi Anak Suka Mengadu
Apa yang harus dilakukan untuk menghadapi anak yang suka mengadu?
Baca saran dari Kristi Miller, konsultan keluarga dan pendidik orang tua. "Di balik mulut ‘si tukang mengadu’, sebenarnya ada seorang anak yang ‘haus’ akan kekuasaan. Plus, dia masih belajar tentang perbedaan antara bertanggung jawab secara sosial dan menjadi ‘mata-mata’," ujar Miller.
Jadi, Anda juga jangan bereaksi secara berlebihan, ya. “Jadikan hal ini sebagai laporan semata, dan cobalah untuk tidak bersikap emosional,” nasehat Miller. Kalau, misalnya, anak mengadu bahwa adiknya mematahkan tangan patung kayu mama, katakan saja, “Mama merasa sedih karena patung Mama terjatuh. Sekarang, kita semua tahu, kok, kalau patung itu masih bisa diperbaiki.”
Dari sini, ia bisa tahu bahwa tindakan adiknya bukan akhir segalanya, meski ini mungkin saja adalah rencananya. Lalu, bila mungkin, bantulah si kakak untuk mengetahui sebenarnya apa tujuannya selalu melaporkan ini itu. Jika ia selalu mendekati Anda sambil mengeluh kalau temannya tidak mau berbagi buku, katakan padanya, “Kayaknya kamu ingin teman kamu bergantian membaca buku, ya? Bolehkah Mama membantu mengatakannya pada Najwa?”
Menurut Miller, “Anda menjelaskan apa yang menjadi kebutuhannya dan memberitahu bagaimana cara mengatakan sesuatu begitu timbul masalah. Dengan begitu, ia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.” Gunakan taktik ini sesering mungkin dan pada akhirnya anak pun tidak akan selalu mengadu. Bagaimana kalau Anda lupa akan hal ini? “Jangan takut,” kata Miller. “Anak akan memberi Anda cukup banyak kesempatan untuk melakukan berbagai taktik yang ada.”