Efek Samping Vaksin COVID-19 pada Anak, Apa yang Harus Dilakukan?
Hingga saat ini, vaksinasi adalah hal yang terus dikebut untuk dapat mengendalikan pandemi COVID-19, tak terkecuali vaksinasi pada anak. Sejak Desember 2021 lalu, vaksinasi COVID-19 pada anak usia lebih muda, yakni 6-11 tahun sudah dimulai dan masih berlanjut sampai sekarang. Vaksinasi ini diharapkan bisa melindungi anak-anak untuk beraktivitas, terlebih lagi di masa ketika angka positif COVID-19 kembali meningkat.
Kepala perawatan kritis pediatrik di Cohen's Children's Medical Center di New York, AS, Dr. James Schneider mengatakan vaksinasi adalah satu-satunya hal terpenting yang dapat kita lakukan untuk melindungi anak Anda dari sakit akibat virus COVID-19 ini.
Prof. Cissy Kartasasmita, dr., MSc., PhD. dalam Instagram dan Facebook Live Parenting Indonesia beberapa waktu lalu mengingatkan bahwa vaksin yang diberikan sebanyak dua kali dengan dosis 0,5 ml ini sama amannya dengan vaksin untuk usia dewasa lantaran sudah melalui uji klinis yang ketat. Vaksinasi hanya diberikan kepada anak yang sehat. Oleh karenanya, sebelum menerima vaksin, tenaga kesehatan akan memeriksa kondisi anak.
Prof. Cissy mengatakan bahwa efek samping setiap anak setelah vaksin berbeda-beda. “Yang paling banyak adalah KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) lokal seperti merah-merah di suntikan. Berat/ringan KIPI tiap orang tidak sama, tergantung reaksi badan masing-masing,” ujarnya.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI, berikut ini adalah efek samping yang mungkin timbul setelah anak mendapatkan vaksinasi COVID-19:
1. Efek Samping Lokal
- Nyeri lokal
- Bengkak
- Pengerasan
- Kemerahan
- Gatal
- Demam
- Batuk
- Sakit kepala
- Penurunan selera makan
- Diare
- Muntah
- Erupsi kulit dan selaput lender
- Nyeri otot
- Lemas
- Hipersensitivitas
Lalu apa yang harus dilakukan orang tua ketika anak mengalami efek samping atau KIPI? Ketika anak demam sampai di atas 37,5° C, orang tua bisa memberikan parasetamol. Pantau terus kondisi anak dan berapa lama demam berlangsung. Baca di sini untuk mengetahui rumus pemberian dosis parasetamol pada anak.
Prof Cissy mengatatakan bahwa umumnya demam karena KIPI hilang dalam 2-3 hari. “Kalau lebih dari 5 hari, dilihat apakah betul-betul karena KIPI atau bagaimana. Misalnya, 5 hari masih demam, kan, tidak biasa. Coba cek, takutnya kena DBD, tipes, atau radang tenggorokan,” ujarnya.
Jadi, orang tua juga harus cermat melihat kondisi tubuh anak secara keseluruhan, ya.
Baca juga:
22 Tanya-Jawab Seputar Vaksin Booster COVID-19
13 Rekomendasi Terbaru IDAI Soal Vaksin COVID-19 pada Anak 6-11 Tahun
15 Tanya-Jawab Penting tentang Vaksin Anak 12-17 Tahun
Apa yang Terjadi Bila Anak-Anak Terkena Omicron?
Orang Tua Wajib Tahu, Ini Gejala Omicron pada Anak
Panduan Jika Anak-Anak Harus Isolasi Mandiri (Isoman)
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK
Topic
#usiasekolah #kesehatananak #vaksinanak #covid19 #vaksincovid19untukanak