Dampingi Anak di Masa Pubertas
Rasanya baru kemarin Anda menyanyikan lagu Nina Bobo untuk menidurkan bayi mungil di dalam pelukan. Tapi tahu-tahu, tanpa terasa, bayi mungil itu sudah tumbuh menjadi gadis cantik ataupun jagoan ganteng yang tengah beranjak dewasa. Sudah pasti akan ada banyak pertanyaan yang melintas dalam benak si praremaja mengenai berbagai perubahan yang dialaminya tersebut.
Bagaimana cara mendampinginya melewati masa puber?
- Jujur dan terbuka. Biarkan anak Anda tahu bahwa Anda selalu ada untuknya setiap saat, untuk membantunya menjawab berbagai pertanyaan yang muncul. Ada baiknya pula menjadwalkan waktu rutin untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, misalnya setiap Sabtu pagi sembari menemani Anda menyiram tanaman.
Jawablah setiap pertanyaannya secara jujur dan terbuka. Jika ada pertanyaan yang tidak bisa Anda jawab, konsultasikan pada dokter dalam jadwal kunjungan berikutnya.
- Bicarakan lebih awal. Ketika anak menginjak usia 8 tahun, meski belum memasuki usia puber, tak ada salahnya Anda memulai pembicaraan tentang pubertas. Idealnya, anak perempuan berbicara dengan mama, dan anak laki-laki dengan papanya. Dengan membicarakan masalah ini sejak awal, si praremaja sudah akan siap ketika perubahan-perubahan pada tubuhnya mulai muncul.
Pada anak perempuan, hal ini amat berguna terutama untuk mengatasi rasa kaget dan takut ketika muncul menstruasi untuk pertama kali. Untuk mengawali pembicaraan, Anda bisa menceritakan pengalaman sendiri ketika menjalani masa puber.
- Ajari langkah praktis. Kebanyakan anak perempuan lebih tertarik—dan seringkali lebih berguna pula bagi mereka, apabila Anda membicarakan langkah praktis kala menghadapi masa puber. Misalnya, bagaimana cara memilih bra yang pas dan apa yang harus ia lakukan apabila menstruasi muncul ketika ia sedang berada di sekolah.
Akan berguna pula apabila Anda membekali gadis kecil Anda dengan pembalut dan pakaian ganti untuk disimpannya di dalam loker di sekolah, sekadar untuk jaga-jaga. Untuk anak laki-laki, Anda bisa mengajarinya cara mencukur kumis dan (mungkin) memberikannya deodoran untuk mengantisipasi aroma tubuh ”khas” dewasa yang muncul kelak.
- Berikan rasa aman. Anak perempuan terkadang menunjukkan perasaan insecure tentang penampilannya, terutama ketika tanda-tanda pubertas pada tubuhnya muncul lebih awal daripada teman-teman sebayanya. Untuk mengembalikan rasa percaya dirinya, yakinkan gadis kecil Anda bahwa setiap orang memiliki periode pertumbuhan yang berbeda-beda—ada yang lebih awal dan ada pula yang lebih lambat. Tetapi satu hal yang pasti adalah semua anak perempuan akan melalui pula apa yang dialami olehnya.