Ciri-ciri Anak Pembelajar
Apa yang Mama pikirkan jika mendengar frase “anak belajar”? Mungkin sebagian besar Mama akan membayangkan anak tekun membaca buku pelajaran sekolah, atau mengerjakan sejumlah soal latihan. Kita membayangkan anak yang tekun belajar akan mendapatkan nilai sempurna di kelas. Dalam cara belajar yang kita kenal selama masa sekolah, guru seringkali dianggap sebagai sumber utama pengetahuan. Maka, murid-murid diharapkan untuk duduk, mendengarkan, menyimak, dan mengingat semua ucapan gurunya sehingga membuat anak-anak menjadi pasif.
Padahal, proses belajar yang lebih mendalam dan menuntut pemahaman seharusnya lebih melibatkan anak untuk secara aktif mencari, menginterpretasikan, menganalisis dan menerapkan informasi. Jika anak benar-benar belajar dalam sudut pandang belajar aktif, maka sebenarnya anak-anak diajak untuk mempelajari proses memperoleh pengetahuan baru. Mengajari anak-anak bagaimana cara belajar jauh lebih berharga daripada mengajari mereka untuk mengingat sejumlah informasi. Proses belajar yang menuntut anak-anak lebih aktif juga menumbuhkan karakteristik baru sebagai pemelajar. Nah, di bawah ini adalah ciri-ciri dari anak pemelajar:
1. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Seorang pemelajar selalu ingin tahu lebih banyak tentang dunia. Mereka belajar dari berbagai sudut pandang, bukan hanya melalui cara-cara tradisional. Anak pemelajar memiliki sikap proaktif dan selalu mencari tambahan kesempatan untuk belajar sesuai caranya sendiri.
2. Memiliki motivasi internal. Lupakan sogokan dan iming-iming hadiah. Seorang anak pemelajar termotivasi karena ia menetapkan tujuan sendiri untuk ia capai. Mereka didorong oleh rasa berhasil dari dalam dirinya.
3. Dapat merefleksikan diri. Seorang anak pemelajar tahu bagaimana mengevaluasi dirinya sendiri. Mereka dapat mengenali kekuatan dan kelemahannya. Mereka dapat mengukur kemajuannya dalam menguasai suatu ketrampilan atau pengetahuan, dan seringkali dapat mencatat keberhasilan atau kegagalannya.
4. Dapat diandalkan. Bertanggung jawab berarti tahu apa yang harus dilakukan serta melakukan tugas tanpa perlu diingatkan. Jika anak dapat melakukannya sedini mungkin, semakin sedikit motivasi dari luar diperlukan untuk membuatnya disiplin atau termotivasi untuk menyelesaikan tugas.
5. Mampu berpikir kritis. Seorang pemelajar mandiri dapat berpikir kritis tentang suatu situasi. Mereka dapat melihat berbagai kemungkinan, dan seringkali memiliki lebih dari satu solusi. Mereka tak hanya menghafal, melainkan juga bertanya “mengapa?” dan menyusun jawaban berdasarkan pengamatannya atau kemampuannya berpikir deduktif.
6. Mampu memahami dengan sedikit atau tanpa instruksi. Seorang pemelajar mandiri memiliki kemampuan yang amat baik dalam mempelajari suatu topik baik secara verbal, visual, atau kinestetik. Mereka selalu bisa menemukan cara untuk mengajari dirinya sendiri, dan memahami materi melalui berbagai cara, (biasanya melalui trial and error).
7. Persisten. Seorang pemelajar yang mandiri tidak mudah menyerah dan selalu ingin bisa menguasai suatu konsep secara mandiri sedapat mungkin sebelum minta bantuan orang lain. Mereka bisa mengajari diri sendiri, dan biasanya hanya bertanya setelah tidak berhasil menemukan solusinya sendiri.