Bullying pada Anak, Orang Tua Harus Apa?
Rasanya, hati Mama-Papa ikut terluka saat mengetahui anak menjadi korban bullying yang dilakukan oleh teman-temannya. Apalagi, bila hal itu ternyata sudah berlangsung lama.
Baca juga: 9 Tipe Anak Rentan Mengalami Bullying
Perasaan yang sama seharusnya juga dirasakan oleh orang tua dari anak-anak pelaku bullying itu sendiri. Bagaimana orang tua tidak kecewa mengetahui anaknya berperilaku buruk pada anak lain?
Akan tetapi, nasi sudah menjadi bubur. Apa yang perlu dilakukan orang tua saat perundungan sudah telanjur terjadi?
Hanlie Muliani, M.Psi, psikolog klinis pendiri Sahabat Orangtua & Anak yang merupakan aktivis pencegahan perundungan mengatakan bahwa penyelesaikan perundungan membutuhkan kolaborasi antara orang tua dan pihak yang bersangkutan seperti sekolah. Menurutnya, perlu ditekankan bahwa yang harus aktif ikut serta menyelesaikan masalah ini bukan hanya orang tua korban, melainkan juga orang tua pelaku.
Berbuntut Orang Tua Saling Melakukan Bullying
Hanlie bercerita bahwa tak jarang perundungan yang dialami anak-anak justru berbuntut pada kedua orang tua yang saling bully. “Orang tua korban tentu tidak terima anaknya mendapat perlakuan buruk dari pelaku,” ujarnya. Tak jarang, dengan berapi-api orang tua korban malah menjelek-jelekkan keluarga si pelaku, bukan hanya membahas perilaku anak pelaku bullying tersebut saja.
Sedangkan, di sisi lain, orang tua pelaku sering kali tak sadar malah mengeluarkan defense mechanism dengan mengelak dan mengatakan bahwa anak-anak yang lain juga melakukannya. Tak jarang, kalimat seperti, “Namanya juga anak-anak,” “Sudah biasa yang seperti itu,” atau, “Ya sudah lah, ya, yang penting nggak terluka.”
Menurut Hanlie, orang tua pelaku memang bisa jadi tidak siap dengan berita bahwa anaknya melakukan hal buruk. “Ia bisa jadi malu dan akhirnya justru membela anaknya,” paparnya.
Hal ini bisa menjadi tindakan saling merundung antarkedua orang tua. Orang tua pelaku bisa saja mendapat olok-olok bahwa ia bukan orang tua yang baik dan memiliki gaya pengasuhan yang buruk sehingga anaknya bisa melakukan perundungan. Orang tua korban juga bisa menjadi olok-olok karena dilihat terlalu membela anaknya yang ‘lemah’.
Yang Perlu Dilakukan saat Terjadi Bullying pada Anak
Begitu mengetahui bahwa anak Anda menjadi korban atau pelaku perundungan, Hanlie menyaranakan hal-hal berikut ini
Bagi Orang Tua Korban
- Tidak Mengajarkan Membalas. Hanlie sangat tidak menyarankan orang tua untuk mengajarkan membalas saat menerima tindakan bullying. “Membalas itu, kan, umumnya dipandang lebih kejam. Anak-anak belum mampu memahami konsep membalas dengan tepat, bisa-bisa malah menimbulkan masalah,” ujarnya. Yang perlu ditekankan adalah konsep membela diri, bukan membalas.
- Dengarkan Anak. Selalu dengarkan anak dan validasi perasaan mereka. Buat mereka merasa dicintai dan berpikir bahwa Anda memahaminya. Hindari kesalahan mendengarkan cerita anak yang justru bisa membuat mereka kapok.
- Dukung Anak. Dukung anak secara emosional. Beri tahu mereka tentang kelebihan yang harusnya mereka hargai. Buat mereka paham bahwa mereka berharga. Selalu ada di dekat mereka dan sediakan diri Anda sebagai tempat mereka mencari kenyamanan dan keamanan.
- Kolaborasi dengan Sekolah. Bila bullying terjadi di sekolah, segera berkonsultasi dengan sekolah untuk menyelesaikan masalah ini. Terlebih bila anak memiliki trauma, sehingga selalu menolak bersekolah.
Bagi Orang Tua Pelaku
Terima dan Tidak Membenarkan. Terima fakta bahwa anak Anda telah melakukan sebuah kejahatan kepada orang lain. Jangan membenarkan apa pun yang sudah dilakukan oleh anak Anda. Ini akan semakin mempertegas pemikiran salah anak Anda bahwa apa yang ia lakukan tidak akan berdampak buruk.
- Klarifikasi dan Evaluasi. Klarifikasi pada pihak yang mengetahui, misalnya saja pihak guru bila perundungan tersebut terjadi di sekolah. Kumpulkan data mengenai apa yang sudah dilakukan anak Anda dan lakukan evaluasi mengapa hal tersebut bisa terjadi. Anda bisa refleksi apakah hal tersebut terjadi lantaran ia meniru perilaku Anda atau segera temukan jawaban dari mana ia mengimitasi perilaku tersebut.
- Bangun Kedekatan dengan Anak. Bangun kedekatan dengan anak dan dengarkan pendapat mereka mengenai apa yang sudah ia lakukan. Ketahui 6 Trik Membuat Anak Terbuka dengan Anda
- Lakukan Introspeksi Diri. Setelah mengetahui pendapat anak, cobalah untuk introspeksi diri dan menganalisis apa yang membuat anak Anda melakukan bullying. Tidak sedikit pelaku bullying melakukan tindakan buruknya. Salah satu penyebab anak menjadi pelaku bullying adalah karena orang tua yang sering membanding-bandingkan anak atau kurang memerhatikan kebutuhan emosional anak.
- Ubah Cara Berpikir Anak yang Keliru. Mulai ubah cara berpikir yang keliru dari anak Anda. Ajarkan ia untuk berempati dan menerima perbedaan sebagai hal yang biasa. Hanlie menyarankan agar orang tua bisa menggunakan perumpaan untuk berbincang dengan anaknya. “Dia tidak mau diciptakan Tuhan seperti itu. Apakah ia meminta kondisi tersebut? Apakah kamu mau diciptakan seperti itu? Bagaimana perasaanmu bila diperlakukan seperti itu?” contohnya. Bila Iri Hati jadi Penyebab Anak Melakukan Bullying, cobalah ajarkan anak untuk menerima serta bantu ia menemukan cara untuk mengatasi perasaannya tersebut.
- Kolaborasi dengan Sekolah. Segera berkonsultasi dengan sekolah untuk menyelesaikan masalah ini.
Untuk menghentikan bullying dibutuhkan peran serta banyak pihak. Jangan ragu untuk selalu mengambil bagian mendampingi anak-anak Anda ya, Ma, Pa. Tapi, jangan sampai konfliknya melebar, ya. Fokus menyelesaikan masalah anak Anda adalah yang terpenting.
Baca juga:
7 Langkah Lindungi Anak dari Bullying
Beda Bullying pada Anak Laki-laki dan Perempuan
4 Pelajaran Bergaul agar Anak Terhindar dari Perundungan (Bullying)
Mengenal The Resilient Kids, Si Anak Tangguh Zaman Now
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK
Topic
#usiasekolah #parenting #pengasuhananak #stopbullying