Bila Anak Digosipkan Oleh Teman-Temannya, Lakukan 6 Hal Ini!
Sebaik apa pun anak Anda berperilaku di depan teman-temannya dan seterampil apa pun mereka dalam berinteraksi sosial, bukan berarti mereka tak punya risiko untuk digosipkan. Gosip adalah salah satu masalah pertemanan yang kerap muncul saat anak menginjak usia praremaja. Dalam taraf yang parah, gosip bisa menjadi bullying.
Sherri Gordon, seorang advokat pencegahan bullying serta penulis buku Beyond Bruises justru mengatakan bahwa anak-anak yang mudah berteman dan disukai oleh banyak orang atau guru justru punya peluang untuk menjadi target gosip. Berikut ini adalah 9 Tipe Anak Rentan Mengalami Bullying
Mengapa hal itu bisa terjadi? Sebab, ada anak lain yang iri dengan ‘prestasi’ mereka dan ingin merasa lebih baik atau merebut posisinya. Oleh karenanya, mereka pun menyebarkan gosip tentangnya untuk menghancurkan harga diri dan mengucilkannya. Kalau sudah begini, apakah orang tua harus turun tangan?
Sulit untuk membayangkan Anda menghampiri satu per satu teman yang menggosipkan anak Anda dan memberinya ceramah bahwa apa yang mereka lakukan sangat tidak benar. Lantas, bagaimana cara Anda membantu anak saat ia digosipkan? Berikut ini Sherri memberikan tip:
1. Jangan Anggap Angin Lalu
Ketika anak bercerita bahwa ia digosipkan oleh temannya, jangan pernah anggap sebagai angin lalu. Mengatakan, “Tidak apa. Mereka kan, tidak tahu yang sebenarnya,” dapat menjadi bumerang.
Hal pertama yang perlu Anda amati adalah bagaimana gosip yang menerpa si kecil berdampak pada emosinya. Tak semua anak bisa tahan menghadapi gosip. Gosip kecil pun bahkan ada yang memiliki dampak emosional serius pada mereka.
Perhatikan tanda-tanda kegelisahan, kondisi yang berhubungan dengan stres dan depresi. Kondisi yang lebih serius seperti gangguan makan, melukai diri sendiri dan gangguan stres pasca-trauma tidak boleh diabaikan. Anda juga bisa membaca 6 Tanda Anak Anda Sedang Di-Bully.
2. Menyediakan Lingkungan yang Hangat
Gosip bisa membuat harga diri dan kepercayaan diri anak runtuh. Mereka bisa jadi meragukan dirinya sendiri. Pastikan Anda menyediakan lingkungan rumah hangat yang mendukung agar anak bisa mengembalikan kepercayaan dirinya dan harga dirinya secara positif.
Dengarkan, bersikap empati, dan semangatilah anak Anda. Sekalipun ia terlihat baik-baik saja, akan tetapi membiarkan ia curhat adalah hal yang baik.
3. Tidak Berkutat Memikirkan Gosip
Gosip bisa berasal dari mana saja. Misalnya, hanya karena Anda bersahabat dengan pelatih tari di sekolah anak Anda, bisa jadi tersebar gosip bahwa kedekatan tersebutlah yang membuat anak Anda terpilih menjadi ketua klub tari. Ini tentu tidak membuat anak Anda nyaman. Penting agar anak Anda tidak selalu berkutat memikirkan gosip tersebut.
Selalu memikirkan apa yang dikatakan anak lain akan membuat anak merasa tidak fokus. Oleh karenanya, cobalah membantunya untuk fokus pada hal lain dan menilai kemampuannya. Beri ia dukungan bahwa ia memang benar-benar seseorang yang layak menjadi pemimpin klub tari. Motivasi anak juga agar bisa menjalankan kepemimpinannya dengan baik, sehingga waktu akan membuktikan bahwa gosip itu tidak benar.
4. Cari Tahu Dari Mana dan Mengapa
Selain mendukungnya secara moril, Anda perlu mencari tahu dari mana dan mengapa gosip itu bisa beredar. Misalnya saja, apakah gosip itu hanya merupakan kesalahan informasi, atau justru dimaksudkan untuk menyakiti anak Anda dan mengucilkannya, atau bahkan bullying.
Informasi ini penting untuk dijernihkan sebelum membantu anak Anda dalam mengambil tindakan untuk merespons gosip. Akan lebih mudah untuk mengklarifikasi kasus informasi yang salah daripada menanggapi gosip yang diniatkan untuk menjatuhkan anak Anda.
5. Tahan untuk Balas Dendam
Sulit untuk menahan perasaan ingin balas dendam atau merespons kejahatan yang dilakukan anak lain secara negatif. Akan tetapi, balas dendam tidak akan berbuah baik.
Justru ketika Anda mengizinkannya untuk balas dendam, sama artinya Anda membenarkannya untuk bertindak jahat. Dorong ia untuk tidak membalas dendam. Yakinkan mereka bahwa mereka bisa membalikkan situasi dengan pembuktian diri.
6. Laporkan
Di era internet seperti ini, gosip tidak hanya bisa menyebar lewat mulut ke mulut, melainkan juga lewat online. Gosip online berpotensi menjadi cyber bullying.
Bila anak Anda digosipkan oleh temannya melalui media sosial atau aplikasi percakapan online, pastikan Anda menyimpan salinan interaksinya dan laporkan ke pihak sekolah. Hal ini dapat dijadikan efek jera dan sebagai upaya pencegahan bullying. Sejak awal anak punya medsos, bekali juga dirinya dengan etika digital, privasi, serta keamanan untuk meminimalkan risiko cyber bullying ini.
Yakinkan anak bahwa klarifikasi atas gosip tentang dirinya mungkin tidak terjadi dalam waktu singkat. Barangkali, ia membutuhkan waktu beberapa lama untuk membuktikan apa yang benar. Selama itu, tetap temani anak dan beri ia dukungan positif.
Baca juga:
Saat Anak Punya Musuh
Hindari Dua Hal Ini Saat Anak Jadi Korban Bully
6 Cara Mengarahkan Anak Memilih Teman Baik
Masalah Pertemanan, Sumber Stres Utama Anak
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK
Topic
#usiasekolah #parenting #pendidikan #sekolah #belajardarirumah