Apakah Anak Perempuanku Terlalu Cepat Puber?
Katanya, anak-anak zaman sekarang lebih cepat puber dibandingkan dengan zaman orang tuanya dulu. Benarkah? Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Alexander S. Busch dari Departemen Pertumbuhan dan Reproduksi di Righospitalet, Copenhagen, Denmark membuktikan bahwa hal tersebut benar. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Jama Pediatrics ini menunjukkan bahwa pubertas pada anak perempuan telah bergeser rata-rata tiga bulan lebih awal per dekade sejak tahun 1977 ke 2013.
Pubertas adalah fase peralihan dari anak menjadi dewasa dengan ditandai oleh perubahan fisik serta perubahan psikologis. Menurut dr. Aditya Suryansyah, Sp.A(K), Spesialis Anak, konsultan Endokrinologi Anak, usia anak perempuan mengalami pubertas bervariasi berdasarkan ras, genetik, lingkungan, serta tingkat sosial-ekonomi yang berimplikasi pada pemenuhan nutrisi anak. Akan tetapi, umumnya pubertas dialami oleh anak perempuan pada rentang usia 8-13 tahun.
Salah Kaprah Mengamati Pubertas
Tidak sedikit orang tua yang berpikir bahwa puber adalah fase ketika anak perempuannya mengalami menstruasi. Padahal bukan begitu. Dokter Aditya menjelaskan bahwa menstruasi adalah tanda akhir pubertas.
Sementara, tanda awal pubertas terlihat dari pembesaran payudara, berat badan dan tinggi badan anak yang bertambah cepat, diikuti dengan tumbuhnya rambut kemaluan. Dua tahun setelah tanda-tanda awal tersebut, baru seorang anak perempuan mengalami menstruasi. Oleh karenanya, yang seharusnya dipantau orang tua adalah tanda awalnya, bukan menstruasinya.
Baca juga: Apakah Orang Tua Mewariskan Berat Badan ke Anak?
“Kalau ada tanda pubertas, di bawah 8 tahun itu disebut pubertas dini. Kalau di atas 13 tahun, itu disebut terlambat. Kalau di bawah 10 tahun sudah menstruasi, ya, itu pubertas dini,” ujar dr. Aditya.
Ia menyampaikan bahwa ketika anak di bawah usia 8 tahun sudah menunjukkan tanda pertambahan tinggi dan berat badan signifikan disertai dengan pembesaran payudara, maka orang tua harus segera memeriksakannya. “Jangan menunggu sampai mens,” katanya.
Dampak Fisiologis Pubertas Dini
Dikatakan oleh dr. Aditya bahwa ada orang tua yang bangga anaknya cepat puber atau menstruasi, karena berpikir bahwa pemenuhan gizi atau nutrisi anaknya baik. Ia mengingatkan bahwa orang tua tetap harus awas mengamati tanda awal pubertas tidak terjadi di bawah usia delapan tahun. Sebab, menstruasi juga mempunyai konsekuensi fisilogis bagi anak.
Baca juga: 4 Nutrisi Wajib di Menu Makan Anak
Menurut dr. Aditya, ketika anak sudah menstruasi atau melewati fase akhir pubertas, maka pertumbuhannya sudah mau berhenti. “Ingat, kalau sudah mens, anak tidak besar lagi,” ucapnya. Ia mengatakan bahwa tinggi badan seorang anak hanya akan bertambah 2-3 cm saja setelah menstruasi atau paling banyak 5 cm.
Baca juga:
Perbandingan Tinggi Badan Anak Laki-laki & Perempuan
Akhirnya Puber, Ini 5 Masalah Kulit yang Bisa Dialami Anak Mama
Sudah Puber, Yang Perlu Didiskusikan dengan Anak tentang Seksualitas
Beragam Mispersepsi Mengenai Pendidikan Seks
Personal Hygiene yang Harus Diajarkan kepada Anak Praremaja
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK
Topic
#usiasekolah #kesehatan #perawatananakpraremaja #pubertas