Anak Suka Berimajinasi, Ada Manfaatnya!
Bermain fantasi atau berimajinasi kelihatannya agak aneh—namun ini merupakan bagian dari proses pertumbuhan anak
OK, Mama pasti langsung mengernyitkan dahi begitu anak bilang kalau ia bisa melihat masa depannya. Meski begitu, Mama tidak perlu langsung khawatir bahwa ia tidak bisa menerima kenyataan yang ada.
“Anak paling senang berimajinasi karena hal ini memperbolehkan dia untuk menciptakan—dan mungkin saja mengendalikan—dunianya sendiri,” kata Judith Tellerman, Ph.D., profesor psikologi pada University of Illinois College of Medicine, Chicago.
Bermain fantasi adalah lanjutan dari bermain pura-pura yang sangat disukai anak selama bertahun-tahun. Ingat ketika ia sering berkata ingin menjadi pemadam kebakaran? Sekarang, ia bisa menjadi seseorang yang bisa menembakkan air dari tangannya. Dan, jangan terkejut bila tiba-tiba mengaum karena pada hari ini ia menjadi singa.
“Anak menggunakan fantasi untuk mempraktekkan suatu keterampilan, serta ia juga ingin mencoba menunjukkan perasaan atau perilaku yang mungkin tidak bisa diterima di waktu lain,” jelas Carolyn Saarni, Ph.D., profesor counseling pada Sonoma State University, Barkeley, California.
Anak bukannya satu-satunya yang tidak melakukan sesuatu yang nyata. Kebanyakan orang tua masih memberitahu anak bahwa ada peri gigi, Easter Bunny, dll hingga anak mengerti sendiri kebenarannya nanti. “Anak sering membayangkan sesuatu yang gila atau liar, namun kita cukup memberitahu hal yang secukupnya saat giginya tanggal untuk pertama kalinya atau saat Paskah,” kata Tellerman.
Hentikan permainan ini bila berubah menjadi sesuatu yang membahayakan. Sah-sah saja baginya untuk mengatakan bahwa ia bisa terbang. Begitu ia mulai ‘terbang’ dari atas meja, ini saatnya Mama turun tangan.
Berimajinasi memang sangat menyenangkan dan biasanya berlanjut sampai ia lebih besar, ketika buku-buku seperti Twilight, misalnya, tumbuh dan digilai banyak kalangan.
Baca juga: Anak Suka Berkhayal, Normalkah?