Anak Anda Termasuk Tipe Eksplorasi yang Mana?
Sejak bayi, si kecil sudah mulai bereksplorasi. Misalnya, ketika menyusu pada Anda, tangannya akan memainkan kancing baju Anda, mengusap pipi atau menarik rambut Anda.
Begitu ia merangkak, bahkan berjalan, langkah kakinya akan berhenti saat matanya menangkap sesuatu yang menarik. Tak cukup hanya dengan memegang, ia juga akan memasukkan benda-benda tersebut ke mulutnya.
Berbahaya? Mungkin. Tapi, itulah cara si kecil berkenalan dengan dunia barunya.
Bagi anak, eksplorasi berguna untuk menemukan hal-hal baru. Itu sebabnya mengapa eksplorasi ini sangat dibutuhkan alam proses belajarnya.
Ada 4 tipe eksplorasi pada anak yang perlu diketahui oleh setiap orang tua. Tipe manakah si kecil?
REALISTIS
Anak tipe ini lebih mudah mempelajari hal-hal secara langsung. Misalnya, saat menghapal nama berbagai jenis buah-buahan, berikan bentuk asli buah tersebut. Begitu juga ketika ia sedang bermain. Anak akan lebih banyak menggunakan mainan sesuai fungsi aslinya, seperti mobil-mobilan yang bisa dinaiki, atau alat masak masakan.
IMAJINASI
Anak bertipe eksplorasi imajinasi akan memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnya menjadi alat bermain atau belajar yang sesuai imajinasinya. Misalnya, kardus bekas sebagai mobil-mobilan, bola plastik sebagai peluru untuk bermain perangperangan, dsb.
Baca juga: Mengapa Anak Harus Dibebaskan Bereksplorasi
OBSERVASI
Anak dengan tipe eksplorasi observasi biasanya lebih mudah mempelajari berbagai hal dengan cara mengamati. Misalnya, ia akan memerhatikan Anda saat memasak di dapur, mulai dari mencuci sayur, memotongnya, hingga memasak dan menyajikannya di atas meja makan. Dari pengamatannya ini akan ia tiru saat bermain masak-masakan.
EKSPERIMEN
Anak tipe ini sering melakukan ‘percobaan’ terhadap berbagai hal. Misalnya, memasukkan jari tangan ke dalam gelas minumnya, melempar atau menjatuhkan benda-benda yang ada di dekatnya, dll. Melalui proses eksplorasi, anak belajar memahami banyak hal. Meski kadang terselip kekhawatiran, berikan kesempatan padanya untuk mencoba berbagai hal baru. Tentu saja, dengan catatan hal-hal tersebut tidak membahayakan anak.
Baca juga: 5 Buku untuk Si Penjelajah Kecil