6 Langkah Mengembangkan Jiwa Kepemimpinan Anak Perempuan
Bila Anda mengamati anak perempuan Anda suka membuat rencana, mengorganisasi, menyampaikan opininya sehingga diterima oleh orang lain, atau mampu mendelegasikan tugas dalam skala kerja kelompok belajar, regu ekstrakurikulernya, atau hubungan kakak-beradik, maka Anda patut menyadari bahwa memimpin adalah naluri alami mereka. Selamat, ya, Ma, Pa! Anda sedang membesarkan dan mengasuh calon pemimpin.
Sayangnya, tak dapat dipungkiri bahwa dalam masyarakat kita ini, kehadiran pemimpin perempuan masih sering tidak diutamakan. Coba saja lihat, deretan bangku pemimpin lebih banyak didominasi laki-laki. Tak hanya bagi orang dewasa, praktik demikian juga sering kali tanpa sadar dilakukan oleh anak-anak. Misalnya saja, dalam memilih ketua kelas, murid laki-laki yang lebih sering terpilih. Sementara, anak perempuan lebih banyak mendapat peran pendamping sebagai sekretaris atau bendahara.
Padahal, perempuan memiliki beberapa kelebihan yang menjadikannya berkualitas saat memimpin. Seperti yang dikatakan oleh Efriyani Djuwita, M.Si., psikolog anak dari Universitas Indonesia, “Perempuan memiliki keterampilan sosial dan emosi yang lebih baik. Hal ini tentunya akan bisa memberikan keuntungan buat wanita saat menjadi pemimpin.”
Menurutnya, perempuan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam komunikasi interpersonal sehingga bisa lebih baik saat berkomunikasi dengan individu atau anggota yang ia pimpin. Hal ini membuat mereka lebih bisa mendekati anggotanya dan membawa mereka ke visi yang sama.
Mengasah Bakat Alami Anak Kita
Efriyani menyayangkan bahwa sering kali keterampilan manajerial dan kepemimpinan pada anak perempuan tersebut tidak terasah. Hal ini disebabkan oleh warisan yang bias gender bahwa perempuan tidak akan jadi pemimpin. Padahal, menjadi pemimpin adalah hak setiap individu.
Lantas bagaimana cara mengembangkan anak perempuan kita yang sudah memiliki jiwa kepemimpinan dan bakat alami untuk memimpin?
1. Papa dan Mama Sama-sama Pemimpin
Orang tua harus menjadi teladan untuk menghapus pemahaman yang bias gender dalam melihat seorang pemimpin. Tanamkan pada anak bahwa siapa saja bisa jadi pemimpin, asalkan punya kredibilitas.
Baca juga: 5 Ciri Keluarga yang Mendukung Emansipasi Perempuan
Orang tua dapat mencontohkan kerjasama Mama dan Papa dalam mengatur keluarga. Misalnya saja Mama yang memiliki spesialisasi dalam mengatur keuangan bulanan keluarga, maka otomatis akan menjadi manajer keuangan. Sementara, Papa yang memiliki spesialisasi untuk investasi, akan menjadi manajer pengembangan keuangan keluarga. Dari sini, anak akan belajar bahwa kepemimpinan harus dijalankan sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Baca juga: 7 Kelemahan Suami-Istri dalam Mengatur Keuangan Rumah Tangga
2. Beri Kesempatan Bicara
Selalu kembangkan kebiasaan berkomunikasi dua arah dengan anak. Memberi kesempatan pada mereka untuk mengutarakan pendapat dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan optimisme mereka yang juga penting dalam kepemimpinan. Di samping itu, hal ini juga mengajarkan mereka bahwa hak berpendapat adalah prinsip penting yang harus dikantongi seorang pemimpin.
Baca juga: 6 Trik Membuat Anak Terbuka dengan Anda
3. Hindari Over Protektif
“Kamu, kan, anak perempuan,” mungkin menjadi salah satu kalimat yang sering diucapkan orang tua saat melarang anak melakukan sesuatu. Niatnya, sih, baik, yakni untuk menjaga dan melindungi mereka. Akan tetapi, sadar atau tidak, hal ini justru akan membuatnya terkekang. Ia pun akan berpikir bahwa ia tidak bisa melakukan sesuatu hanya karena ia perempuan, dan bukan karena alasan lain yang spesifik.
Periksalah apakah Anda mengembangkan 8 Tanda Orang Tua Overprotective ini.
4. Membiarkan Mereka Mengambil Keputusan
Ada banyak, lho, Manfaat Membiarkan Anak Membuat Keputusan Sendiri . Dengan berlatih mengambil keputusan, mereka akan belajar bersikap dalam suatu kondisi demi kebaikan bersama dan tanpa merugikan orang lain. Pelajari 5 Cara Mengajarkan Anak Mengambil Keputusan
5. Jangan Buru-buru Membantu
Saat ia sedang menyelesaikan masalahnya, jangan buru-buru membantunya. Tunggu saja sampai ia meminta bantuan Anda. Terlalu cepat memberikan bantuan tidak akan membuatnya belajar berkompromi dengan kemampuannya sendiri serta memangkas kemampuannya memecahkan masalah. Ini adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang pemimpin. Tunggu saja sampai ia meminta bantuan Anda.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Orang Tua Tak Perlu Membantu Anak Mengerjakan PR
6. Melibatkan Anak Mengatur Acara Keluarga
Libatkan ia dalam mengatur acara keluarga, seperti perayaan ulang tahun kakek-nenek. Minta ia mengatur di mana acara akan diadakan, bagaimana temanya, siapa saja yang diundang, hidangan apa yang disediakan, dan bagaimana acara akan berlangsung. Kemampuan manajerial seperti ini perlu diasah untuk mengembangkan bakat memimpinnya.
Baca juga:
Stop Tularkan Stereotip Gender kepada Anak
12 Hal yang Dipelajari Anak Perempuan dari Ibunya
Membesarkan Anak Perempuan Berkarakter, Katakan 5 Hal Ini!
5 Langkah Membesarkan Anak Perempuan Pemberani
8 Hal yang Harus Diketahui Ayah dari Anak Perempuannya
LTF
FOTO: FREEPIK
Topic
#usiasekolah #parenting #parentingstyle #harikartini