Trik Mengajak Pasangan Mengikuti Konseling Pernikahan
Konflik pernikahan yang terus menerus tentu membuat Anda dan pasangan mengalami kelelahan atau bahkan kejenuhan. Namun, ada beberapa alasan mengapa Anda dan suami masih tetap bertahan. Satu alasan klasik yang paling umum membuat pasangan berkonflik untuk tetap bersatu adalah anak-anak.
Namun, sesungguhnya masih ada harapan bagi pasangan yang berkonflik untuk mempertahankan hubungan yang sudah dibina selama bertahun-tahun. Salah satu caranya dengan meminta bantuan pihak ketiga yang lebih profesional, yakni seorang konselor pernikahan.
Baca juga: 50 Daftar Hal Sensitif yang Dapat Membuat Pasangan Bertengkar
Lisa Brookes Kift, MFT, licensed marriage and family therapist dari California, AS, mengatakan, “Jika Anda berencana menginvestasikan waktu, tenaga, dan uang untuk konseling pasangan, ini bukanlah ide yang buruk.”
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of California, Los Angeles, AS, melakukan uji klinis mengenai terapi pasangan pada 134 pasangan menikah di Los Angeles dan Seattle. Hasilnya menunjukkan bahwa terapi dapat membantu pasangan suami-istri yang sangat tertekan. Terapi pasangan dapat menyelamatkan perkawinan mereka dan membuatnya lebih bertahan lama.
Yang menjadi PR kemudian adalah bagaimana mengajak pasangan Anda untuk mengikuti sesi konseling tersebut? Seorang teman bercerita bahwa suaminya menolak untuk mengikuti sesi konseling karena harusnya masalah rumah tangga tidak perlu dibawa ke orang lain dan harus diselesaikan sendiri.
Baca juga: 5 Kiat Mendengarkan dengan Penuh Empati agar Pasangan Merasa Dipahami
Lori Edelson, LMSW, ACSW, BCD, LMFT, psikoterapis dari California memberikan kiat untuk mengomunikasikan pada pasangan Anda perihal keinginan untuk mengikuti sesi konseling. Mungkin kiat berikut ini bisa Anda terapkan.
1. Mulai dengan tenang
Dengan suara yang serius dan tenang, coba jelaskan perasaan dan kebutuhan Anda. Sebelum bicara, Anda bisa sampaikan agar ia tidak menginterupsi sampai Anda selesai. Pilih tempat dan waktu yang baik untuk membicarakan ini. Anda bisa menyampaikannya setelah Anda dan pasangan terlibat dalam pertengkaran.
2. Sampaikan Tujuan Baik
Jangan sampai terjebak untuk mengatakan bahwa tujuan mengikuti konseling pernikahan adalah untuk menemukan siapa yang salah dalam hubungan. Sampaikan bahwa tujuan baik Anda adalah untuk meningkatkan hubungan. Jelaskan bahwa Anda sudah berupaya untuk memperbaiki sendiri tapi kesulitan. Oleh karenanya, Anda merasa bahwa Anda membutuhkan konseling pernikahan.
3. Jangan Berteriak atau Menyalahkan
Ini adalah upaya untuk memperbaiki hubungan, maka jangan semakin memperkeruh dengan berteriak atau menyalahkan. Yakinkan suami bahwa konseling pernikahan akan membantu.
Baca juga: 8 Konflik Rumah Tangga yang Paling Sering Dihadapi Pasangan Setelah Punya Anak
4. Memberi Gambaran
Anda bisa menunjukkan siapa konselor pernikahan yang sudah Anda pilih berdasarkan survei yang Anda lakukan. Anda bisa juga menunjukkan portofolio konselor tersebut dan menggarisbawahi komentar dari beberapa orang yang telah menggunakan jasanya.
Singkat Saja
Bicarakan tujuan ini dengan singkat saja dan fokus. Jangan berlama-lama duduk mendaur ulang cerita dan perasaan yang sama.
Gunakan Kalimat yang Positif
Ketimbang mengatakan, “Karena kamu nggak pernah mengerti, makanya masalah kita nggak pernah selesai-selesai,” lebih baik sampaikan, “Aku ingin kita bisa lebih bahagia, lebih sering tertawa bersama, atau bersenang-senang. Karenanya aku rasa kita sangat butuh bantuan konseling dan terapi.”
Tidak Memaksa
Bila Anda menangkap sinyal bahwa suami menolak untuk mengikuti sesi konseling, maka jangan memaksa. Beri ia waktu untuk mempelajari kembali apa yang bisa didapatkan dari sesi tersebut. Ia mungkin butuh waktu untuk berkontemplasi.
Baca juga:
6 Mitos tentang perkawinan
Seberapa Penting Seks dalam Perkawinan?
Uang, Sumber Konflik Perkawinan
Hubungan Suami Istri Tak Lagi Mesra, Mengapa?
LELA LATIFA
FOTO: FREEPIK
Topic
#keluarga #suamiistri