Stop Stereotip Bias Gender Ini dalam Mengasuh Anak
Orang tua kerap kali tidak menyadari bahwa mereka sendirilah yang mengajarkan anak untuk membedakan gender berdasarkan atribut warna, hobi, jenis permainan, atau profesi. Orang tua bahkan sering mengaitkan gender dengan sifat atau kemampuan tertentu. Misalnya, anak laki-laki harus kuat dan pemberani atau anak perempuan harus sopan dan lembut.
Semua hal tersebut adalah stereotip yang bias gender. Christia Spears Brown, Ph.D., profesor developmental psychology di University of Kentucky, AS yang fokus pada studi tentang dampak stereotip gender pada anak-anak mengatakan bahwa sebagian besar stereotip gender yang pada akhirnya melekat pada anak-anak justru muncul dari orang tuanya sendiri.
Pada gilirannya, anak akan menginternalisasi berbagai stereotip yang diwariskan oleh orang tuanya ke dalam dirinya sendiri. Mereka akan tumbuh seperti yang dikatakan orang-orang tentangnya.
Sebelum menjadi terlalu terlambat, akan lebih baik jika keluarga anda segera memperbaiki pengasuhan dengan berhenti mewariskan stereotip gender berikut:
- Stop ‘Blue for Boy’ dan ‘Pink for Girl’
- Tidak Lagi Menerapkan Boneka untuk Perempuan dan Mobil-mobilan untuk Laki-laki
- Harus Main dengan Teman Sejenis
- Anak Laki-laki Dilarang Menangis
- Anak Perempuan Harusnya Tidak Banyak Gerak
- Anak Laki-laki Harus Lebih Pintar
- Anak Perempuan Harus Lembut
- Laki-laki Harus Kuat, Perempuan Itu Lemah
Mengatakan bahwa seorang anak laki-laki harus kuat dan bisa melindungi perempuan tentu bisa menjadi tekanan yang menyebabkan trauma masa kecil. Sementara, mengatakan bahwa anak perempuan lemah juga membuat mereka terdiskreditkan. Lagipula, baik anak laki-laki maupun perempuan harus sama-sama punya kemampuan untuk melindungi diri masing-masing.
Yang Bisa Dilakukan Orang Tua
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk menghentikan stereotip gender. Antara lain:
- Counter tayangan TV, iklan atau film yang memiliki stereotip gender
Untuk itu, penting bagi orangtua dalam mendampingi anak mereka menonton. Tujuannya, agar dapat meluruskan stereotip yang seperti ini dari tayangan tersebut.
- Beri Tontonan yang Beragam
- Beri Panutan Langsung
Yang terakhir namun sekaligus yang utama, orang tua adalah panutan bagi anak. Anak-anak belajar dari orang tua yang saling membantu menyelesaikan pekerjaan.
Mama yang bekerja juga menjadi contoh bagi mereka, bahwa perempuan juga memiliki kesempatan berkarya. Selain itu, Papa yang mengurus anak dan membantu Mama melakukan pekerjaan rumah juga dapat mengajarkan mereka bahwa pekerjaan domestik bukan tugas perempuan semata.
Baca juga:
Perbedaan Anak Perempuan dan Laki-Laki
Anak Perempuan Suka Mainan Laki-laki?
Anak Perempuan Lebih Pintar dari Anak Laki-laki?
Ajarkan Anak Perempuan Jadi Tangguh
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK
Topic
#harikartini #pengasuhananakperempuan #emansipasiperempuan