5 Ciri Keluarga yang Mendukung Emansipasi Perempuan
Sering kali, kita sebagai orang dewasa mengampanyekan emansipasi, yakni perempuan dan laki-laki harus memiliki hak yang sama serta harus diperlakukan dengan setara dan adil. Saat ini, perjuangan emansipasi sebetulnya tidak nun jauh di sana, melainkan ada di tangan kita sendiri. Terwujudnya emansipasi perempuan di masyarakat bermula dari unit yang paling kecil, yaitu keluarga.
Tapi, adakah sesuatu yang sudah kita lakukan? Keluarga perlu mendukung emansipasi dengan secara nyata menyelaraskan pengasuhan dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan keadilan.
Berikut ini adalah ciri keluarga yang mendukung emansipasi:
Sudah Membuang Perspektif Bias Gender
Tanpa disadari, masih banyak orang tua yang memperlakukan anak laki-laki dan perempuannya dengan cara yang berbeda. Mereka lebih banyak mengutamakan bahwa laki-laki harus mandiri dan kuat. Itu sebabnya, mereka lebih banyak mengarahkan dan mendorong anak laki-lakinya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Namun, pada anak perempuan, orang tua biasanya tidak melakukan hal yang sama. Anak perempuan umumnya tidak didorong untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, malah orang tua sendiri yang bertindak langsung untuk menyelesaikan masalah anak perempuannya, karena mereka dianggap lebih lemah.
Kebiasaan yang dilakukan orang tua tersebut akan memengaruhi cara mereka memandang diri sendiri. Keluarga pendukung emansipasi pasti akan mendorong anak perempuan dan laki-lakinya untuk sama-sama tumbuh menjadi mandiri, pemberani, dan solutif. Itu adalah bekal karakter penting untuk semua anak.
Memberi Kesempatan untuk Berpendapat dan Membuat Keputusan
Keluarga yang mendukung emansipasi akan sangat menghargai pendapat anak perempuannya. Mereka selalu melibatkan anaknya, terutama dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan anak itu sendiri. Mereka bahkan mengizinkan anak perempuannya membuat keputusan selama hal tersebut dirasa realistis dan sesuai dengan nilai keluarga.
Tidak Membatasi Hobi Anak
Keluarga pendukung emansipasi membebaskan anak untuk memilih sendiri hobinya tanpa embel-embel, “Kamu, kan, perempuan, mana pantas punya hobi seperti itu.” Jika anak perempuan mereka memang menyukai robotik, dunia mekanik, panjat tebing, coding, ya, kenapa tidak! Aktivitas-aktivitas tersebut bukan sesuatu yang hanya boleh dilakukan anak laki-laki saja, kan? Membatasi hobi mereka sama dengan membatasi mereka mengembangkan diri.
Tidak Membedakan Tugas
Pembagian tugas membantu orang tua di rumah tidak dikotak-kotakkan oleh keluarga yang memperjuangkan emansipasi. Mereka tidak melulu meminta anak perempuan bertugas membantu mencuci piring, memasak, atau mencuci baju. Sementara, anak laki-laki tidak ditugaskan untuk melakukan hal tersebut karena dinilai pekerjaannya terlalu feminin.
Mereka senantiasa mengilhami bahwa jenis pekerjaan tidak bisa dibagi berdasarkan jenis kelamin, melainkan karena kapasitas dan kemampuan anak itu sendiri. Membebastugaskan anak laki-laki Anda dari pekerjaan domestik sangat tidak adil bagi saudara perempuannya. Lagi pula, anak laki-laki juga butuh belajar semua kemampuan practical life itu, kan?
Tidak Terlalu Banyak Melarang
Katanya mendukung emansipasi, tapi masih banyak melarang anak perempuan? “Jangan ah, kamu, kan, anak perempuan.” Pemikiran tersebut justru akan mengecilkan anak perempuan. Keluarga pendukung emansipasi selalu memberikan anak perempuannya kesempatan seluas-luasnya dan selalu dorong ia mencapai tujuannya selama menurut Anda hal tersebut aman untuknya.
Bagaimana dengan keluarga Anda? Sudah memperjuangkan hal yang sama, kan?
Baca juga:
Warna dan Gender Anak
Perempuan Bisa Juga Jadi Pemimpin
5 Langkah Membesarkan Anak Perempuan Pemberani
Ajarkan Anak Perempuan Jadi Tangguh
LTF
FOTO: FREEPIK
Topic
#harikartini #pengasuhananakperempuan #emansipasiperempuan