Tanya Jawab Seputar Perawatan Gigi Saat Hamil
Berikut ini beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan gigi, dan jawaban yang dari Esther Handayani dari Dental Specialist Clinic RSPI, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
1. Bolehkah saya memutihkan gigi, agar kelihatan bersih dan cerah, saat hamil 2 bulan?
Pemutihan gigi merupakan proses estetika yang membuat gigi tampak lebih cantik, bukan merupakan kebutuhan yang mendesak karena ada gangguan pada gigi. Saran saya, pemutihan gigi lebih baik dilakukan usai Anda melahirkan. Bahkan, lebih baik lagi, jika Anda melakukan itu setelah selesai menyusui bayi, karena di dalam bahan pemutih gigi terdapat zat karbamid peroksida yang memiliki efek kurang baik bagi sel dan jaringan dalam tubuh, sementara ibu hamil perlu menjaga proses pertumbuhan sel baru.
2. Saya ngidam ingin memakai kawat gigi. Jenis kawat gigi seperti apa yang disarankan?
Meski ngidam, sebaiknya pemakaian kawat gigi, apa pun jenisnya, ditunda dahulu, sebab ibu hamil umumnya mengalami gangguan hormonal yang kadang membuat gusi mudah berdarah. Padahal, penggunaan kawat gigi memerlukan perhatian ekstra dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut, sehingga akan mempersulit Anda yang sedang hamil.
3. Setiap usai makan, saya suka mencungkil-cungkil sisa makanan di gigi, tetapi saat hamil, gusi saya mudah berdarah. Bagaimana cara menggunakan tooth pick dengan benar?
Membersihkan gigi dengan mencungkil sama sekali tidak disarankan karena dapat menyebabkan penurunan dan infeksi pada gusi. Sebaiknya gunakan dental floss untuk menyingkirkan sisa makanan dan memelihara kebersihan mulut. Bagi ibu hamil, gusi mudah berdarah disebabkan oleh faktor hormonal karena terjadi pelebaran pembuluh darah di gusi. Kondisi itu akan diperparah, jika ibu hamil tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut, terutama pada masa kehamilan trimester pertama.
4. Di usia kehamilan berapa sebaiknya saya melakukan pencabutan gigi yang bermasalah?
Pencabutan gigi sebaiknya dilakukan di usia kehamilan trimester kedua sebelum memasuki trimester ketiga, karena jika terjadi kontraksi pada tindakan pencabutan, kandungan sudah cukup kuat. Namun, bila keadaan gigi sudah rusak dan tidak bisa dilakukan perawatan lagi, pencabutan boleh dilakukan di luar usia kehamilan itu daripada menyebabkan infeksi berkelanjutan.
Dokter akan melakukan pencabutan dengan mengusahakan perdarahan dan luka minimal, infeksi terkontrol, dan penanganan akan dilakukan secara gently dan safely, serta pemberian obat yang tepat bagi ibu hamil.
5. Gigi saya sering terasa linu kalau mengonsumsi makanan asin atau dingin. Bagaimana mengatasinya?
Salah satu penyebab linu adalah cara menyikat gigi yang salah sehingga enamel gigi menipis. Untuk mengatasi hal itu, gunakan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif dan sikat gigi berbulu lembut, dengan tekanan yang lembut saat menyikat gigi. Jika belum teratasi juga, sebaiknya periksakan ke dokter gigi agar bisa dilakukan pengobatan pada gigi yang sensitif.
6. Apakah kandungan di pasta gigi ada yang berbahaya bagi ibu hamil?
Sebagian besar pasta gigi mengandung detergen, formaldehyde, paraffin, menthol, kapur, dan titanium dioxide untuk efek berbuih, pembersihan, pemutihan dan rasa segar dalam mulut. Maka, pada setiap kemasan pasta gigi, dicantumkan peringatan ‘jangan ditelan”. Zat-zat tersebut, jika tertelan, bisa menyebabkan antara lain pengeluaran ludah berlebih, tumpulnya indra perasa di sekitar mulut, dan gangguan pernapasan.
7. Bolehkah melakukan root canal?
Perawatan root canal dilakukan untuk menghindari pencabutan gigi karena saraf gigi terinfeksi. Perawatan ini merupakan proses mengangkat pulpa gigi yang terinfeksi, terluka, atau mati. Anda boleh melakukannya untuk situasi dan kondisi yang mendesak, namun lebih baik Anda mencegah terjadinya infeksi daripada gigi perlu perawatan root canal.
8. Saya baru hamil dan ingin periksa gigi. Bolehkah gigi difoto rontgen?
Foto rontgen sebaiknya ditunda sampai Anda selesai melahirkan. Namun pada kondisi tertentu yang membutuhkan tindakan khusus, dokter biasanya akan melakukan tindakan sebatas pada bagian rongga mulut saja. Dokter juga akan menggunakan proteksi atau apron hingga prosesnya
berjalan aman untuk ibu hamil.
9. Selama hamil, sebaiknya saya menggunakan obat kumur berapa kali sehari?
Anda boleh menggunakan obat kumur 2 kali sehari, pagi dan malam, atau sehabis muntah, supaya dapat menetralisir rasa asam. Namun sebaiknya gunakan obat kumur yang tidak mengandung alkohol, karena meski menyegarkan mulut, namun memicu kekeringan dalam mulut, yang justru menyebabkan bau mulut.
10. Gigi saya tanggal karena kecelakaan, bolehkah saya melakukan implan gigi?
Sebaiknya implan gigi ditunda, karena bukan merupakan sesuatu yang urgent. Lebih baik Anda menjaga kesehatan janin. Implan dapat dilakukan setelah melahirkan untuk menghindari komplikasi pada implan yang bisa terjadi. Jika Anda membutuhkan gigi untuk alasan fungsional, seperti mengunyah makanan dan masalah estetika, sementara waktu Anda dapat menggunakan gigi tiruan yang bisa dilepas.
11. Saya sering merasa gigi sakit, dan ternyata berlubang. Jenis tambalan apa yang aman untuk saya?
Saat ini dokter gigi sudah menggunakan tambalan composite. Tambalan amalgam tidak digunakan lagi karena mengandung merkuri, yang jika uapnya terlepas, bisa merusak sistem saraf, kekebalan tubuh, peredaran darah, dan sistem reproduksi, yang bisa diteruskan ke janin melalui plasenta. Sebaiknya gigi ibu hamil ditambal pada usia kehamilan trimester kedua.
12. Jenis obat penghilang sakit gigi apa yang aman untuk saya?
Pada masa kehamilan, terutama trimester pertama, segera konsultasikan gangguan yang Anda alami dengan dokter gigi, agar dapat dilakukan tindakan dan pengobatan yang tepat dengan dosis aman bagi Anda dan janin. Dalam keadaan mendesak, namun dokter gigi tidak praktik, untuk menghilangkan sakit, Anda bisa minum obat yang mengandung asam mefenamat 500mg, seperti opistan atau stanza, yang bisa dibeli bebas.
Tip: Ibu hamil disarankan tetap merawat kebersihan gigi dan mulut dengan membersihkan plak berupa noda rokok, teh dan kopi, yang dilakukan oleh dokter tanpa menimbulkan rasa sakit. Pembersihan plak sebaiknya dilakukan 6 bulan sekali. Plak yang tidak dibersihkan menyimpan banyak bakteri yang bisa menyebabkan radang gusi.
(foto: dok. 123 rf)