Peluang Melahirkan Normal
Sebelum memutuskan metode yang akan digunakan saat melahirkan, Mama harus memeriksa kondisi janin terlebih dahulu. Berikut ini adalah penjelasan dari dr. Caroline Hutomo, SpOG (Klinik Morula IVF Jakarta, Bunda International Clinic) :
POSISI JANIN MELINTANG ATAU SUNGSANG
Letak bayi di dalam rahim biasanya yang paling memengaruhi apakah persalinan bisa dilakukan secara normal atau tidak. Jika pada usia 37 minggu posisi bayi masih melintang ataupun sungsang di dalam kandungan, maka diagnosis persalinan Caesar terencana biasanya sudah akan dipastikan. Pembedahan Caesar umumnya dilakukan pada minggu ke-37 atau 38 kehamilan, karena pada usia tersebut bayi dianggap sudah mencapai tahap perkembangan yang cukup matang.
“Pada usia 37 minggu, kemungkinan bayi berputar sudah amat kecil. Ukuran bayi sudah relatif besar, sementara ruangan rahim tidak cukup luas lagi untuk melakukan gerakan berputar. Kalau terus ditunggu hingga minggu ke-40, dikhawatirkan akan terjadi kontraksi yang mengakibatkan bayi terdorong ke arah jalan lahir. Dalam posisi bayi melintang, kontraksi amat berisiko mengakibatkan sobekan pada rahim. Bayangkan saja apabila sesuatu yang ukurannya lebih besar daripada pintu, tetapi mau memaksakan diri melewati pintu yang kecil,” kata dr. Caroline.
Peluang melahirkan normal: Posisi bayi melintang, menurut dr. Caroline, adalah indikasi mutlak dilakukannya persalinan dengan operasi Caesar. Sedangkan untuk posisi bayi sungsang, masih dimungkinkan dilakukan persalinan normal, apabila ini adalah kehamilan kedua. “Tetapi, saat ini sudah tidak banyak dilakukan persalinan normal dengan kondisi bayi sungsang, karena ada risiko kepala bayi terjepit pada jalan lahir,” jelas dr. Caroline.
Dalam ilmu medis, posisi janin yang melintang atau pun sungsang masih memungkinkan untuk diputar dengan prosedur mekanik – dilakukan dari luar perut dengan menggunakan tangan dokter untuk memutar janin, yang dinamakan tindakan versi eksternal. Dengan catatan, tindakan tersebut dilakukan dalam kondisi kehamilan normal tanpa keluhan apa pun dan ditangani oleh seorang dokter yang kompeten dan berpengalaman.
Karena tindakan versi eksternal amat berisiko, menurut dr. Caroline, saat ini sudah jarang sekali diterapkan oleh dokter. Anda bisa mengalami nyeri yang cukup hebat, dan tali plasenta terlepas dari rahim. Yang terakhir ini bisa mengakibatkan kondisi gawat janin sehingga kehamilan harus segera diakhiri dengan pembedahan.
KEGAWATAN JANIN
Kondisi ini ditandai dengan melemahnya kekuatan jantung janin di dalam kandungan. Kondisi gawat janin bisa terjadi karena berbagai hal, salah satunya akibat usia bayi yang sudah terlampau matang (melebihi 40 minggu). “Taksiran persalinan itu, kan, sebenarnya adalah tanggal yang menandai usia bayi genap 40 minggu. Waktu persalinan sendiri bisa maju atau mundur dari tanggal tersebut, kira-kira sejauh 1 atau 2 minggu,” kata dr. Caroline.
Setelah melewati usia 40 minggu, kondisi tubuh bayi memang semakin sehat, semakin matang. Tetapi sayangnya, menurut dr. Caroline, kondisi plasentanya justru sebaliknya, semakin melemah. Akibatnya, pertukaran oksigen dan aliran darah, serta asupan makanan menuju tubuh bayi, jadi berkurang. Padahal, semakin besar usia bayi, semakin tinggi pula kebutuhan oksigen dan asupan makanan bagi tubuhnya. Itu sebabnya, setelah melewati usia 40 minggu, dokter menganjurkan untuk mengakhiri kehamilan, baik dengan cara memicu kontraksi melalui induksi, atau dengan pembedahan.
Peluang melahirkan normal: Persalinan normal masih dimungkinkan, apabila prosedur induksi mampu melancarkan proses persalinan selanjutnya. Tetapi, jika bayi tak segera lahir – padahal status kesehatannya sudah menunjukkan kondisi gawat janin, seperti melemahnya denyut jantung, maka tindakan operasi terpaksa dilakukan.