Hamil? Perhatikan Ini Sebelum Memutuskan Puasa
Seluruh umat Muslim tentu menanti kedatangan Ramadan yang penuh berkah, tak terkecuali Anda yang sedang hamil. Meski saat hamil Anda diperbolehkan tidak berpuasa, tetapi jika Anda memaksakan diri berpuasa, sebaiknya perhatikan beberapa hal di bawah ini, yang mungkn dapat membahayakan Anda dan janin yang sedang berada di kandungan Anda.
"Boleh saja ibu hamil berpuasa, asal sudah memastikan kondisi kesehatannya terlebih dahulu ke dokter kandungan. Kalau tidak memungkinkan, lebih baik tidak memaksakan diri berpuasa," saran dr. Muhammad Dwi Prianga, Sp.OG, dari Bamed Women’s Clinic, Jakarta. Untuk itu, dr. Dwi menyarankan para calon mama mertimbangkan beberapa kondisi kesehatan berikut ini, sebelum Anda memutuskan tetap menjalankan ibadah puasa.
Diabetes
Diabetes mellitus gestational adalah jenis yang hanya muncul pada kehamilan, disebabkan oleh perubahan hormon saat hamil, yang membuat kerja insulin tidak efektif. Gangguan ini mengakibatkan calon mama berisiko mengalami preeklampsia, abortus, kelahiran prematur, perdarahan setelah anak lahir. Sedangkan janin, bisa terhambat pertumbuhannya, mengalami risiko kematian dalam kehamilan, memiliki berat badan berlebih saat lahir, dan kelainan bawaan, seperti spina bifida, bibir sumbing, dan hidrosefalus. Untuk mengantisipasi gangguan ini, sebaiknya Anda melakukan skrining dengan pemeriksaan tes toleransi glukosa oral (TTGO) pada usia kandungan 24-28 minggu, atau saat kontrol pertama kali. Bila risiko diabetes tinggi, maka lakukan diet gizi seimbang, olahraga ringan, dan terus memantau kenaikan berat badan secara berkala. Jika Anda sudah terkena diabetes, selalu periksakan diri ke dokter. Biasanya, dokter akan memberikan insulin untuk menjaga gula darah tetap normal. Jika Anda ingin berpuasa, sebaiknya ada penilaian secara berkala tentang pertumbuhan janin dan kondisi gula darah. Jika semua indikatornya baik, maka Anda diperbolehkan puasa, karena menurut dr. Dwi, sebenarnya puasa hanya memindahkan waktu makan saja.
Darah tinggi
Darah tinggi bisa menyebabkan calon mama kejang, mengalami perdarahan usai melahirkan karena terbukanya pembuluh darah pada rahim tempat plasenta melekat, atau karena robekan yang terjadi saat Anda melahirkan melalui prosedur episiotomi (sayatan pada jalan lahir). Darah tinggi juga bisa mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat, kelahiran prematur, dan kematian janin dalam rahim sebelum persalinan. Untuk mengatasinya, lakukan kontrol tekanan darah, kenaikan berat badan selama hamil, diet gizi seimbang, dan konsumsi suplemen yang mengandung vitamin, juga miktonutrien untuk ibu hamil. Sedangkan jika Anda sudah mengidap darah tinggi, minum obat yang diberikan oleh dokter. Jika ada hambatan pertumbuhan janin, maka dokter akan mempertimbangkan apakah kehamilan harus dihentikan atau boleh dilanjutkan. Bila Anda ingin puasa, lakukan kontrol secara berkala. Selama kondisi pertumbuhan janin, dan tekanan darah tak masalah, Anda boleh puasa,
Perdarahan
Perdarahan di trimester awal berisiko terjadinya keguguran. Sedangkan perdarahan di trimester akhir bisa terjadi karena plasenta menutupi jalan lahir (plasenta previa) atau plasenta terlepas sebelum kelahiran (solusio plasenta). Perdarahan yang hebat dapat menyebabkan kematian calon mama atau pun janin. Bila terjadi perdarahan pada awal kehamilan, Anda diharuskan istirahat total dan melakukan kontrol teratur. Anda harus mengetahui penyebab perdarahannya lebih dahulu untuk menentukan apakah bisa berpuasa atau tidak.
Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan yang sering dialami ibu hamil antara lain konstipasi atau sembelit. Ini terjadi karena peningkatan hormon progesteron selama kehamilan, sehingga dapat memperlambat gerakan peristaltik usus. Hal tersebut bisa membahayakan, karena mungkin menghambat penyerapan nutrisi sehingga menyebabkan janin gagal tumbuh, gagal fungsi organ, atau bahkan mengalami kematian. Untuk mencegah gangguan ini, konsumsi serat yang cukup, sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Minumlah probiotik secara teratur, dan lakukan olahraga ringan teratur. Anda boleh puasa selama dokter menyatakan Anda dalam kondisi tidak gawat.
Dehidrasi
Dehidrasi akan berdampak kepada penurunan jumlah air ketuban, serta bisa menghambat pertumbuhan janin. Untuk mencegahnya, penuhi kebutuhan cairan, sekitar 2-3 liter per hari, selama hamil. Anda boleh puasa, asal target jumlah cairan 2-3 liter per hari terpenuhi. (Wita Nurfitri)
Baca juga: Ibu Hamil yang Puasa Wajib Konsumsi Ini Agar Janin Tetap Sehat
Foto: 123RF