Di Balik Kemarahan Mama
Susah untuk tidak marah. Ya, tentu saja ini menjadi keluhan banyak ibu. Pekerjaan rumah yang tak ada garis finish-nya alias selalu ada saja, anak yang belum mandiri bermain sendiri, anak yang menolak makan padahal Anda sudah memasaknya sampai berkeringat, kekhawatiran Anda tentang pertumbuhannya, ditambah dengan kebosanan akut melakukan semua aktivitas monoton tersebut adalah formula yang sempurna untuk amarah demi amarah sepanjang hari. Sampai-sampai, ada kalanya Anda sendiri merasa lelah dengan kemarahan Anda. Tapi, Anda juga tak kunjung bisa mengontrolnya.
Bryce Reddy, LMHC, terapis di Massachusets, AS yang mengkhususkan diri pada kesehatan mental ibu mengatakan bahwa kemarahan adalah isu besar bagi para ibu. “Mereka datang kepada saya dengan perasaan bersalah dan malu atas bagaimana kemarahan mereka muncul dalam hidup mereka dan kekhawatiran tentang bagaimana hal itu memengaruhi peran mereka sebagai seorang ibu,” ujarnya.
Bryce mengatakan bahwa ada banyak hal yang memengaruhi kemarahan ibu. Menurutnya, ketika seorang ibu berpikir bahwa ia sedang marah, maka sebenarnya ia sedang mengalami berbagai perasaan yang sangat kompleks. Apa sajakah itu?
- Lelah
- Merasa kurang atau bahkan tidak mendapat apresiasi
- Cemas
- Terlalu bingung karena terlalu banyak hal yang harus dilakukan
- Merasa tidak dicintai
- Merasa tidak terkoneksi dengan diri sendiri
- Sedih dan kecewa
- Bosan
- Dihakimi orang-orang sekitar
- Malu tidak bisa lagi mengaktualisasikan dirinya
- Kesepian
Gabungan berbagai emosi inilah yang menurut Bryce mudah menyulut kemarahan ibu. Cobalah mengenali apa saja yang memicu kemarahan Anda dan segera penuhilah kebutuhan Anda sendiri.
(Lela Latifa)
Foto: Shutterstock