6 Tanda Cinta Mama pada Anak
Beberapa tips di bawah dapat membuat anak menyadari Anda sangat menyayanginya.
1. Jadilah pakar yang bisa membaca arti tangisan bayi. Tangisan kencang dan 'terdengar' putus asa biasanya menandakan kalau ia lapar. Jeritan melengking yang tiba-tiba adalah pertanda dia merasa sakit. Sedangkan, tangis yang terdengar sedih dengan nada merengek menandakan kalau si kecil bosan. Melalui trial and error, Anda akan piawai kok, menghadapi aneka tangisan bayi Anda.
2. Balaslah cinta si kecil, serta jangan ragu memperlihatkan mimik wajah lucu, terkejut, atau kagum yang (agak) berlebihan. “Interaksi face to face adalah bagian dari pembelajaran tentang arti positif dari aktivitas memberi dan menerima,” kata Gilkerson.
Anda mulai menyadari bahwa dengan menunjukkan ekspresi wajah tertentu, dia bisa memberitahu Anda betapa senangnya dirinya ketika sedang bersama Anda. Dan, perasaan seperti ini benar-benar menyenangkan, karena dia akan mendapat tontonan seru (berupa ekspresi gembira di wajah Anda!) sebagai 'imbalannya'.
3. Biarkan anak Anda membawa benda favoritnya kemana-mana. Benda itu memang sangat ampuh untuk membantunya mengatasi perasaan tidak aman. Tak perlu khawatir dia akan mengalami ketergantungan yang berlarut-larut pada benda favoritnya tersebut. Nantinya, si kecil bisa pula 'disapih' dari benda itu, sama seperti ketika Anda menyapihnya dari botol susu.
4. Berikan anak kebebasan untuk mengeksplorasi sekelilingnya. Jadi, jangan banyak melarang dan membatasi lingkup geraknya. Bagi sejumlah mama, memang agak sulit untuk tidak bersikap paranoid dan menunda hasrat si kecil untuk menjadi “Dora the Explorer” ini. Lebih baik salurkan rasa cemas Anda dengan cara menyingkirkan benda-benda yang membahayakannya, seperti perabot rumah bersudut tajam, benda kecil yang bisa membuatnya tersedak, hiasan dari kaca, dll.
5. Tantangan terbesar dalam hal ini adalah menaklukkan ego Anda sendiri. Punya fans berat memang menyenangkan, tetapi demi dirinya sendiri, si kecil sebaiknya mulai belajar membiarkan dirinya dekat pada orang lain (selain Anda!). Pada akhirnya nanti, hal ini juga akan memudahkan diri Anda, terutama jika harus berpisah dengannya. Jadi, hilangkan perasaan ketergantungan ini dengan cara membiasakan si kecil berada di dekat seseorang yang disayanginya dan akan balik menyayanginya. Misalnya, pasangan Anda atau orangtua Anda.
6. Sedapat mungkin, singkirkan kebiasaan ini. Rasanya akan sangat menyakitkan, jika Anda harus selalu mendengar tangisannya setiap kali berangkat kerja. Untuk membuatnya tenang, katakan bahwa Anda tahu kalau dia tidak mau berpisah dengan Anda. Tetapi, yakinkan dia, perpisahan itu hanya untuk sementara waktu. Dia akan baik-baik saja bersama dengan pengasuh yang sudah Anda percayai. Pada sore harinya—atau setelah kurun waktu tertentu, Anda akan kembali datang untuk menemuinya.
“Tekankan pada si kecil, dia akan baik-baik saja meski Anda tidak berada di sisinya sepanjang waktu. Perpisahan ini juga berguna untuk mengajari si kecil bahwa dia bisa mempercayai Anda untuk tidak pergi selamanya dan akan kembali menemui dirinya nanti,” kata Gopnik.
7. Atur jadwal bermain bersama dan pujilah si kecil ketika dia menunjukkan sikap bersahabat, seperti berbagi mainan atau memeluk temannya. Tak ada salahnya bersikap hati-hati, karena kadang-kadang ada anak yang mengekspresikan perasaan sayangnya secara berlebihan. Misalnya, ingin menggandeng tangan atau memeluk temannya terus-terusan. Ajari si kecil cara mengenali reaksi terganggu dari temannya. Keterampilan mengenali batasan rasa nyaman yang dimiliki orang lain ini akan berguna baginya kelak.