3 Kode Khas Si Kecil Minta Perhatian
Anak-anak yang biasanya manis serta menuruti instruksi Anda dengan riang gembira, bisa berubah menjadi monster kecil yang paling susah ditangani. Ia bisa jadi lawan adu argumen terkuat untuk Anda. Ia juga bisa mengeluarkan suara teriakan, erangan, atau tangisan yang sungguh memekakkan telinga.
Ada pilihan tindakan yang bisa Anda lakukan saat itu: mengalah dan menyerah, berbalik keras padanya juga, atau mencoba memahaminya untuk membuat kompromi. Pilihan ketiga adalah yang paling tepat. Akan tetapi, saya yakin, untuk melakukannya tentu tidak mudah.
Cuma Butuh Diperhatikan
Anda mungkin dipenuhi dengan pertanyaan, “Kenapa, sih, anak ini nggak bisa nurut?” Percayalah, mereka sebetulnya bukan sedang benar-benar membantah Anda atau membangkang, melainkan sedang butuh perhatian Anda.
Mereka mungkin sedang kesulitan untuk menyampaikan bahwa pada saat itu mereka ingin perhatian lebih dari Anda. Oleh karenanya, cara yang bisa mereka lakukan adalah dengan berperilaku yang mengundang perhatian Anda, termasuk berperilaku buruk.
John Gottman, peneliti dan pendiri The Gottman Institute, mengatakan bahwa perilaku “menyebalkan” seperti itu wajar muncul ketika orang mencari perhatian, penegasan, kasih sayang, atau hubungan positif dalam bentuk apa pun. Sayangnya, orang tua sering kali melihatnya sebagai sebuah rengekan atau bahkan sering dipandang sebagai masalah perilaku, kenakalan atau ketidakpatuhan.
Oleh karenanya, alih-alih dipahami, banyak orang tua yang justru berusaha mengabaikan atau bahkan menghilangkan perilaku yang dianggap negatif tersebut hanya karena tak paham bahwa itu sebetulnya adalah sebuah “kode” permintaan perhatian dari anak. Padahal, menurut Gottman, ketika “kode” tersebut diterima, divalidasi, dan dibalas, maka hal itu bisa sangat membangun suasana hati anak, membangun harga diri mereka karena merasa bahwa ia penting dan berharga, serta membangun kepercayaan dirinya dan kemampuan untuk bergaul dengan orang lain.
Nah, bagaimana, sih, biasanya anak-anak menyampaikan “kode” untuk minta perhatian Mama dan Papa?
-
Mau Lagi
Pernah tidak merasa kesal pada anak-anak saat mereka menahan Anda yang akan pergi mandi atau makan siang dengan alasan, “Masih mau main lagi sama Mama”? Atau, pernah tidak si kecil menolak untuk tidur malam karena masih ingin dibacakan buku cerita lagi?
Ini tentu sangat menantang untuk Anda, terutama ketika cucian piring belum selesai, Anda harus pergi bekerja, atau ada adik bayi yang menangis dan perlu ditenangkan. Rasa-rasanya, kok, si kecil sama sekali tidak mengerti Anda, sih.
Anak-anak memang belum punya pemikiran sedewasa itu untuk memahami kebutuhan Anda, Ma. Yang mereka butuhkan adalah mereka harus dipahami. Anak-anak pada dasarnya hanya membutuhkan waktu berdua bersama dengan Anda.
-
Kalimat Negatif
Si kecil tiba-tiba mengucapkan, “Mama galak!” atau “Aku nggak suka sama Papa!” Apa yang Anda pikirkan saat itu? Jangan kecil hati dulu, Ma. Anak-anak sering kali membuat pernyataan negatif seperti itu dengan harapan untuk mendapat umpan balik yang positif dari orang tuanya. Mereka sedang berusaha untuk mengatakan, “Sayangi aku, dong.”
-
Usil
Pernahkah si kecil mencoba untuk bersembunyi saat Anda akan memandikannya? Atau pernahkah si kecil menyembunyikan sendoknya saat waktu makan? Anda mungkin berpikir bahwa dia nakal atau lamban. Anda bisa jadi sangat kesal pada saat itu.
Akan tetapi, sebetulnya pada saat itu, si kecil sedang mencoba untuk bercanda dengan Anda. Erin Leyba, L.C.S.W., Ph.D., penulis Joy Fixes for Weary Parents, mengatakan bahwa anak-anak punya “program alami” untuk tertawa, berbuat konyol, melakukan sesuatu yang menurutnya menyenangkan untuk terkoneksi dengan orang yang disayanginya. Sayangnya, orang tua sering kali salah mengira bahwa keusilan tersebut ketidakpatuhan dan membuang-buang waktu.
Baca juga:
Anak Bertingkah Belum Tentu Nakal
5 Cara Bijak Memahami dan Merespons Kenakalan Anak
LELA LATIFA
FOTO: FREEPIK