5 Momen Ini Bisa Dialami Para Mama
Semua pasti setuju bahwa menjadi mama sangatlah menyenangkan dan membahagiakan. Ada wajah mungil dengan tatapan mata polos yang mencintai Anda sepenuh hati. Meski begitu, ada juga momen-momen lain yang membuat setiap mama harus jungkir balik menjalani peran ini.
1. Tak pernah berhenti belajar. Baru saja Anda menemukan satu cara jitu untuk menenangkan anak yang suka menangis tengah malam karena kolik, eh… tiba-tiba saja gangguan itu tak pernah datang lagi. Kini, Anda malah sedang direpotkan mencari informasi seputar anak yang suka ngemutin jempolnya. Merasa sudah berpengalaman untuk anak kedua? Belum tentu, Ma. Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Anda akan selalu menemukan hal baru pada setiap diri anak.
2. Jagoan multitasking. Baru saja selesai mengganti baju dan popok anak, dan berharap bisa leyeh-leyeh berdua anak di tempat tidur setelah ini. Tapi Anda baru ingat, anak ternyata belum makan siang. Jadi, mulailah Anda memanaskan puree untuknya, membuat jus buah sebagai minumannya, sementara anak asik bermain di dalam boks mainnya. Belum lagi di tengah-tengah itu si sulung pulang dari sekolah dan juga minta disiapkan makan siang. Waduh!
3. Kadang-kadang juga bisa merasa tidak berdaya. Anda siap dan bersedia melakukan apa pun di dunia untuk membuat anak aman dan bahagia. Tapi, kondisi di luar sana bahkan di dalam rumah sekalipun tak bisa sepenuhnya Anda kendalikan. Misalnya saja, anak yang tiba tiba sakit, atau bersedih tanpa sebab yang jelas sepulangnya dari sekolah.
4. Harus menerima bahwa tak ada lagi privasi. Terakhir kali Anda mengunci pintu kamar mandi, anak akan menangis meraung-raung di depan pintu sampai akhirnya Anda keluar. Anak tak akan memberi kesempatan pada Anda untuk ‘mengilang’ lagi, sehingga berpakaian pun harus dilakukan di bawah tatapannya.
5. Menerima dengan lapang dada ketika anak menolak masakan Anda. Anak bukan saja melepeh sayur yang Anda suapkan ke dalam mulutnya. Ia juga menolak pancake buatan Anda hanya karena pancake itu tak memiliki mata, mulit, dan hidung, sebagaimana yang ia lihat di restoran.
1. Tak pernah berhenti belajar. Baru saja Anda menemukan satu cara jitu untuk menenangkan anak yang suka menangis tengah malam karena kolik, eh… tiba-tiba saja gangguan itu tak pernah datang lagi. Kini, Anda malah sedang direpotkan mencari informasi seputar anak yang suka ngemutin jempolnya. Merasa sudah berpengalaman untuk anak kedua? Belum tentu, Ma. Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Anda akan selalu menemukan hal baru pada setiap diri anak.
2. Jagoan multitasking. Baru saja selesai mengganti baju dan popok anak, dan berharap bisa leyeh-leyeh berdua anak di tempat tidur setelah ini. Tapi Anda baru ingat, anak ternyata belum makan siang. Jadi, mulailah Anda memanaskan puree untuknya, membuat jus buah sebagai minumannya, sementara anak asik bermain di dalam boks mainnya. Belum lagi di tengah-tengah itu si sulung pulang dari sekolah dan juga minta disiapkan makan siang. Waduh!
3. Kadang-kadang juga bisa merasa tidak berdaya. Anda siap dan bersedia melakukan apa pun di dunia untuk membuat anak aman dan bahagia. Tapi, kondisi di luar sana bahkan di dalam rumah sekalipun tak bisa sepenuhnya Anda kendalikan. Misalnya saja, anak yang tiba tiba sakit, atau bersedih tanpa sebab yang jelas sepulangnya dari sekolah.
4. Harus menerima bahwa tak ada lagi privasi. Terakhir kali Anda mengunci pintu kamar mandi, anak akan menangis meraung-raung di depan pintu sampai akhirnya Anda keluar. Anak tak akan memberi kesempatan pada Anda untuk ‘mengilang’ lagi, sehingga berpakaian pun harus dilakukan di bawah tatapannya.
5. Menerima dengan lapang dada ketika anak menolak masakan Anda. Anak bukan saja melepeh sayur yang Anda suapkan ke dalam mulutnya. Ia juga menolak pancake buatan Anda hanya karena pancake itu tak memiliki mata, mulit, dan hidung, sebagaimana yang ia lihat di restoran.