Tanda Anda Berteman dengan Orang yang Toksik
Makna pertemanan bagi seseorang yang sudah menjadi ibu bisa sangat berubah. Dukungan teman bisa jadi jauh lebih bermakna dan diharapkan saat Anda menjadi seorang ibu, terlebih di masa transisi Anda. Bagaimana tidak, berbagi perasaan dan bahkan bantuan langsung dalam menjalani kehidupan seorang ibu adalah hal yang sangat dibutuhkan banyak perempuan.
Anda tentu berharap punya teman yang bisa memberikan dukungan sosial dan emosional. Anda tentu juga punya ekspektasi bahwa kehadiran teman akan membawa kebahagiaan di dalam diri Anda.
Akan tetapi, hal yang berbeda akan Anda dapatkan bila Anda memiliki teman yang 'beracun'. Alih-alih memberi dukungan, mereka umumnya justru menguras mental Anda.
Apa tanda bila Mama berteman dengan orang yang toksik? Berikut ini tanda yang disampaikan oleh Janet Brito, Ph.D., LCSW., psikolog klinis di Honolulu, Hawai:
Membuat Canda yang Menyakitkan
Teman memang sering bercanda satu sama lain. Kadang-kadang, dalam pertemanan juga ada sedikit olok-olok, yang bisa membuat Anda berdua tertawa.
Akan tetapi, teman yang beracun sering kali membuat canda atau seloroh yang merendahkan Anda. Entah dengan kata-kata yang halus atau penghinaan langsung, apa yang mereka tertawakan sangat menyakitkan untuk Anda.
Tidak Dapat Diprediksi
Teman yang beracun tidak dapat diprediksi emosinya. Mereka bisa saja meneriaki Anda atas hal kecil. Kemudian, menit berikutnya mereka bertindak seolah-olah tidak ada yang terjadi. Emosi dan sikapnya yang tidak bisa diprediksi ini membuat Anda sulit merasa nyaman di dekatnya.
Permintaan Maaf Palsu
Teman yang sehat umumnya akan mengatakan, “Maaf, aku menyakiti perasaanmu,” atau “Maaf, ya, aku kelewatan bercandanya.”
Akan tetapi, etika Anda mengutarakan keberatan Anda atas perilakunya, teman yang toksik mungkin hanya akan mengucapkan kata 'maaf' tanpa makna dan cenderung mengabaikannya. Mereka sering kali malah bersikap defensif dengan balik menyalahkan Anda.
Suka Membanding-bandingkan
Teman yang toksik bukannya memberikan dukungan malah suka membandingkan Anda dengan orang lain, misalnya saja, “Kamu nggak secekatan Mama yang itu,” atau, “Rumahmu nggak serapi rumah Mama itu,” atau bahkan, “Anak orang itu lebih pintar dari anakmu.” Apa yang ia ucapkan membuat Anda menjadi ibu yang buruk.
Selalu Tentang Dia
Jangan terlalu mengharapkan bantuan dari teman yang toksik. Sebab, teman yang toksik justru akan mengarahkan semua hal hanya ke dirinya. Ia mau semua keinginannya dan kebutuhannya dituruti. Misalnya saja, janjian jalan berdua mengikuti tempat yang dia inginkan. Menentukan les untuk anak, mengikuti dia. Kapan bisa curhat, hanya mempertimbangkan dia. Anda tidak menjadi bahan pertimbangan.
Sering Disalahkan
Mama sering disalahkan karena keburukan yang ia alami. Misalnya saja, disalahkan karena terlambat menjemput anaknya atau tidak jadi berlibur dengan keluarganya. Karena emosinya yang tidak bisa diprediksi, Anda jadi takut berbuat salah ketika melakukan apa pun. Bahkan, untuk sekedar memesan menu di restoran sekali pun.
Anda Lebih Banyak Berkorban
Pertemanan memang mensyaratkan pengorbanan yang tulus. Akan tetapi, teman yang toksik akan menjebak Anda untuk terus menerus berkorban, misalnya mengantar-jemput mereka, selalu membayar, bahkan mengorbankan waktu keluarga. Sementara, sebaliknya mereka tak melakukannya untuk Anda.
Sering Membocorkan Rahasia
Teman yang toksik hobi menyebarkan cerita atau rahasia Anda. Mereka melakukannya tanpa peduli pada perasaan Anda dan merusak kepercayaan Anda.
Baca juga:
Cara Berkata “Tidak” dan Tetap Menjaga Hubungan Pertemanan
5 Manfaat Mengatakan Tidak pada Teman
7 Tanda Pernikahan Toxic
LTF
FOTO: FREEPIK