Jaga Diri Demi Si Buah Hati
Jadi Super Mom
Mungkin saja Anda memang andal dalam melakukan pekerjaan rumah tangga yang sangat banyak. Namun, sadarlah bahwa Anda juga memerlukan me time. Berkeinginan keras merawat si kecil seorang diri dan juga melakukan tugas rumah tangga lainnya mungkin saja baik (untuk sementara), karena pada satu titik Anda pasti merasa lelah dan mudah marah. Menjadi ibu yang baik bukan berarti menjadi supermom, lho!
Perbaiki dengan:
Jangan pernah menolak bantuan dari orang-orang di sekitar Anda. Misalnya untuk memasakkan makanan, mencuci piring atau membantu Anda mengawasi si kecil saat Anda perlu untuk mengurus diri sendiri. “Selama tiga bulan pertama setelah melahirkan, tugas Anda hanya untuk merawat bayi dan merawat diri Anda,” tutur Cheryl Wu, M.D, dokter anak di New York, AS.
Lupa Merawat Diri
Tak salah jika merawat si kecil menjadi prioritas Anda, namun jika pada akhirnya hal tersebut membuat Anda lupa merawat diri sendiri, seperti menunda waktu mandi, makan bahkan buang air, berarti Anda telah salah langkah.
Perbaiki dengan:
Luangkan waktu sesaat untuk mandi. Tak perlu waktu lama, 5 menit saja cukup. Sementara Anda mandi, titipkan pengawasan si kecil pada orang di sekeliling Anda. Anda juga tetap bisa berolah raga dengan mengajak bayi keliling di lingkungan rumah. Jangan lupa juga konsumsi makanan yang sehat.
Tidak Percaya Naluri
Menjadi seorang ibu dan merawat seorang bayi yang tidak berdaya bisa jadi hal yang sangat membingungkan bagi Anda. Sering kali Anda terjebak dalam keraguan saat harus memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan. Namun Anda harus percaya, setiap ibu memiliki naluri dan insting keibuan. Anda tak perlu bingung dan ragu lagi!
Perbaiki dengan:
Cari tahu pada sumber terpercaya tentang pengasuhan bayi, yaitu dokter anak atau bidan. Bayi adalah guru terbaik Anda, seiring dengan berjalannya waktu yang Anda habiskan bersama si kecil, Anda akan semakin percaya bisa merawatnya dengan baik. Percayalah pada insting keibuan yang Anda miliki!
Mangasuh Sendiri
Anda sering lupa melibatkan ayah dalam pengasuhan dan merasa tanggung jawab mengasuh hanya ada pada diri Anda. Faktanya, tak sedikit ayah yang memiliki kemampuan merawat bayi sama hebatnya dengan ibu. Mulailah percaya pada kemampuannya, Mama!
Perbaiki dengan:
Ajak papa bekerja sama untuk mengasuh bayi, dengan memintanya ikut memandikan, mengganti popok atau sekadar menggendongnya sesaat setelah Anda menyusui. Selain meringankan tugas Anda, mengajak ayah berperan serta juga akan mempererat bonding bayi dengan ayahnya.
Terlalu Banyak Barang
Siapa yang dapat menahan diri dari godaan perlengkapan bayi yang lucu-lucu? Rasanya ingin membeli semua. Namun, terlalu banyak barang di dalam boks bayi justru dapat memberi stimulasi berlebih dan membuat bayi sulit tidur. Bahkan disinyalir menjadi pemicu Sudden Infant Death Syndrome (SIDS), kemantian mendadak pada bayi yang disebabkan sulit bernapas karena bisa saja bayi tertimpa barang yang ada dalam boksnya.
Perbaiki dengan:
Hindari menaruh boneka, selimut atau bantal pelindung di sekeliling boks. Pilihlah kasur yang padat dan sprei dengan ukuran yang sesuai dengan besarnya kasur. Tidak perlu menggunakan bantal atau penopang kepala.
Membanding-Bandingkan
Rasa cinta terhadap si kecil seringkali menjadikan Anda berjiwa kompetitif dan hanya menganggap bahwa anak Anda saja yang lucu dan hebat. Akibatnya, Anda sering membandingkan tumbuh kembang bayi Anda dengan bayi lain. Sedikit saja ada perkembangan yang tidak sesuai dengan milestone-nya, Anda langsung cemas. Kebiasaan membandingkan ini tidak selamanya baik karena harus disadari setiap bayi memiliki pola perkembangannya masing-masing.
Mungkin saja Anda memang andal dalam melakukan pekerjaan rumah tangga yang sangat banyak. Namun, sadarlah bahwa Anda juga memerlukan me time. Berkeinginan keras merawat si kecil seorang diri dan juga melakukan tugas rumah tangga lainnya mungkin saja baik (untuk sementara), karena pada satu titik Anda pasti merasa lelah dan mudah marah. Menjadi ibu yang baik bukan berarti menjadi supermom, lho!
Perbaiki dengan:
Jangan pernah menolak bantuan dari orang-orang di sekitar Anda. Misalnya untuk memasakkan makanan, mencuci piring atau membantu Anda mengawasi si kecil saat Anda perlu untuk mengurus diri sendiri. “Selama tiga bulan pertama setelah melahirkan, tugas Anda hanya untuk merawat bayi dan merawat diri Anda,” tutur Cheryl Wu, M.D, dokter anak di New York, AS.
Lupa Merawat Diri
Tak salah jika merawat si kecil menjadi prioritas Anda, namun jika pada akhirnya hal tersebut membuat Anda lupa merawat diri sendiri, seperti menunda waktu mandi, makan bahkan buang air, berarti Anda telah salah langkah.
Perbaiki dengan:
Luangkan waktu sesaat untuk mandi. Tak perlu waktu lama, 5 menit saja cukup. Sementara Anda mandi, titipkan pengawasan si kecil pada orang di sekeliling Anda. Anda juga tetap bisa berolah raga dengan mengajak bayi keliling di lingkungan rumah. Jangan lupa juga konsumsi makanan yang sehat.
Tidak Percaya Naluri
Menjadi seorang ibu dan merawat seorang bayi yang tidak berdaya bisa jadi hal yang sangat membingungkan bagi Anda. Sering kali Anda terjebak dalam keraguan saat harus memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan. Namun Anda harus percaya, setiap ibu memiliki naluri dan insting keibuan. Anda tak perlu bingung dan ragu lagi!
Perbaiki dengan:
Cari tahu pada sumber terpercaya tentang pengasuhan bayi, yaitu dokter anak atau bidan. Bayi adalah guru terbaik Anda, seiring dengan berjalannya waktu yang Anda habiskan bersama si kecil, Anda akan semakin percaya bisa merawatnya dengan baik. Percayalah pada insting keibuan yang Anda miliki!
Mangasuh Sendiri
Anda sering lupa melibatkan ayah dalam pengasuhan dan merasa tanggung jawab mengasuh hanya ada pada diri Anda. Faktanya, tak sedikit ayah yang memiliki kemampuan merawat bayi sama hebatnya dengan ibu. Mulailah percaya pada kemampuannya, Mama!
Perbaiki dengan:
Ajak papa bekerja sama untuk mengasuh bayi, dengan memintanya ikut memandikan, mengganti popok atau sekadar menggendongnya sesaat setelah Anda menyusui. Selain meringankan tugas Anda, mengajak ayah berperan serta juga akan mempererat bonding bayi dengan ayahnya.
Terlalu Banyak Barang
Siapa yang dapat menahan diri dari godaan perlengkapan bayi yang lucu-lucu? Rasanya ingin membeli semua. Namun, terlalu banyak barang di dalam boks bayi justru dapat memberi stimulasi berlebih dan membuat bayi sulit tidur. Bahkan disinyalir menjadi pemicu Sudden Infant Death Syndrome (SIDS), kemantian mendadak pada bayi yang disebabkan sulit bernapas karena bisa saja bayi tertimpa barang yang ada dalam boksnya.
Perbaiki dengan:
Hindari menaruh boneka, selimut atau bantal pelindung di sekeliling boks. Pilihlah kasur yang padat dan sprei dengan ukuran yang sesuai dengan besarnya kasur. Tidak perlu menggunakan bantal atau penopang kepala.
Membanding-Bandingkan
Rasa cinta terhadap si kecil seringkali menjadikan Anda berjiwa kompetitif dan hanya menganggap bahwa anak Anda saja yang lucu dan hebat. Akibatnya, Anda sering membandingkan tumbuh kembang bayi Anda dengan bayi lain. Sedikit saja ada perkembangan yang tidak sesuai dengan milestone-nya, Anda langsung cemas. Kebiasaan membandingkan ini tidak selamanya baik karena harus disadari setiap bayi memiliki pola perkembangannya masing-masing.