Sejak usia 3 tahun, Balita Anda Sudah Dapat Memahami Konsep Keuangan
Misal, saat mengajaknya berjalan-jalan ke toko mainan, si kecil tiba-tiba meminta mainan yang awalnya tidak direncanakan. Anda bisa saja mengatakan padanya bahwa Anda tidak memiliki uang. Ia mungkin bisa menangkap bahwa Anda berbohong dan meminta Anda menunjukkan isi dompet. Sekalipun anak Anda memang benar-benar tak melihat uang di dalam dompet Anda, ia bisa saja mengatakan pada Anda untuk membayar menggunakan kartu.
Hal yang sama mungkin terjadi saat Anda menolak memenuhi permintaannya dengan mengatakan bahwa Anda ke toko mainan untuk membeli kado ulang tahun untuk sepupunya dan tidak membeli yang lain. Ia bisa saja berkelit, “Kalau si A memainkan itu, dan aku tidak punya, bagaimana? Belum tentu ia mau meminjami.” Atau bisa juga ia mengatakan, “Kan, ini bisa buat kado ulang tahunku juga.” Betul, balita Anda tak kalah pintar!
Memanfaatkan Keinginannya
Kobliner yang dalam bukunya tersebut memberikan saran bagi orang tua untuk memberi pelajaran keuangan bagi anak-anak mulai usia 3 tahun sampai 23 tahun mengatakan bahwa penting bagi orang tua mulai memperkenalkan konsep keuangan lain selain belanja pada balita, yakni menabung. Nah, keinginannya untuk membeli sesuatu tersebut bisa dimanfaatkan untuk mengajarkan balita menabung.
Hal penting yang digarisbawahi Kobliner adalah orang tua perlu mengajarkan prinsip “menunggu untuk membeli sesuatu yang diinginkan.” Anak-anak perlu mengerti bahwa keinginannya untuk membeli sesuatu tidak harus selalu dipenuhi saat itu juga. Kobliner mengatakan bahwa hal ini bisa dimulai pada anak-anak usia 3-5 tahun agar mereka menjadi pribadi yang mandiri dan sadar dengan manajemen keuangan kelak.
Kobliner membagikan cara yang menyenangkan untuk mengajarkan anak-anak tentang bijak membelanjakan uang sebagai berikut:
Sediakan 3 Wadah
Siapkan 3 wadah kosong, bisa toples, botol, atau celengan bermotif lucu. Beri label di masing-masing wadah, yakni “Tabungan”, “Pengeluaran”, dan “Berbagi”. Setiap kali anak Anda menerima uang, bagi uang itu secara merata di antara wadah-wadah tersebut.
Jelaskan padanya bahwa wadah “Pengeluaran” dapat ia gunakan untuk pembelian kecil seperti jajan atau permen. Sementara, uang di wadah “Tabungan” digunakan untuk sesuatu yang lebih besar dan mahal seperti mainan yang ia inginkan. Uang dalam toples “Berbagi” dapat ia gunakan untuk memberi hadiah ke seseorang yang ia kenal, untuk yang membutuhkannya, atau digunakan untuk menyumbang.
Menetapkan Tujuan
Minta anak Anda menetapkan tujuan menggunakan uang tabungannya, seperti membeli mainan. Pastikan harganya tidak terlalu mahal sehingga mereka tidak perlu mengumpulkan uang selama berbulan-bulan. Hal itu hanya akan membuat mereka frustasi. Balita belum memiliki tingkat kesabaran seperti orang dewasa. Ini benar-benar lebih tentang ia sadar bahwa ia menabung untuk tujuan tertentu.
Bantu Lebih Mudah
Jika anak Anda memang memiliki tujuan membeli sesuatu yang mahal, padukan dengan cara yang tepat untuk membantunya mencapainya dalam jangka waktu yang masuk akal. Misal, Anda membayar 50% dari harganya. Atau bisa juga Anda memberikan stiker tiap ia bisa menabung dengan jumlah tertentu. Ketika ia mendapatkan beberapa stiker, ia bisa menukarkannya dengan uang pada Anda.
Tak ada salahnya mencoba ini, Ma. Menurut Kobliner, semua kegiatan tersebut akan sangat menyenangkan bagi anak-anak. Yang paling penting, semua aktivitas tersebut memberi mereka pemahaman tentang pentingnya menunggu, lebih bijak membelanjakan uangnya, serta menghargai proses.
Baca juga:
Cara Efektif Ajak Anak Menabung
Cermat Menabung Biaya Pendidikan Anak
Ajak Anak Menabung di Bank
Anak Menabung, Pilih Jangka Panjang atau Pendek?
Menabung di bank?
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK