Penyebab Anak Sembelit
Benarkah cara mengolah makanan anak bisa membuat anak sembelit?
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang banyak batita yang makanannya masih dihaluskan, termasuk buah dan sayurnya. Dengan begitu, anak kekurangan serat. Ditambah lagi, anak Indonesia umumnya makan makanan berkarbohidrat, seperti beras putih, yang kandungan nutrisinya sebenarnya tidak banyak (selain ‘gula’) dan seratnya sedikit (apalagi jika nasinya dihaluskan).
Selain itu, anak juga tidak dibiasakan mengonsumsi camilan, berupa buah potong dan sayuran kukus. Nah, kondisi ini diperparah dengan konsumsi susu yang ‘berlebihan’.
Di atas usia 1 tahun, susu bukan makanan utama anak, Di lain pihak, anak di atas usia 1 tahun umumnya mulai ‘susah makan’. Hal ini karena laju pertumbuhan mereka yang melambat (satu tahun kenaikan berat badan hanya 2 kg sehingga kebutuhan kalorinya pun jauh berkurang dibanding kebutuhan kalori di usia 1 tahun pertama).
Nah, ketika anak sulit makan, tanpa disadari orang tua memilih solusi alias jalan pintas; yaitu susunya diperbanyak. Seolah susu bisa menggantikan makanan. Di atas usia 1 tahun, anak juga jangan diberi sufor, melainkan susu segar, berupa susu UHT atau susu pasteurisasi yang plain (tawar). Masalahnya, orang tua sering berdalih, anak tak suka susu UHT/pasteurisasi.
Jadi, tata ulang pola makan anak dengan cara kurangi susu dan ganti susunya dengan susu UHT/pasteurisasi yang tawar. Dan, maksimal minum susunya hanya 500 ml sehari, ya. Lalu, biasakan anak duduk di toilet di jam yang sama. Misalnya dua kali sehari selama 10 menit. Hal ini untuk membiasakan anak buang air besar secara teratur. Berikan cukup air putih dan banyaklah berolahraga.