Cara Terbaik Mengatasi Anak Picky Eater
Master of Nutrition & Dietetics lulusan University of Sydney, Australia, ini mengatakan bahwa istilah fussy eater sebenarnya sama dengan picky eater. “Ini beda dengan problem feeder, yang jumlah variasi makanannya 20 atau kurang. Kalau anak cuma nolak-nolak makanan tertentu, tetapi sebenarnya mau icip-icip, itu ‘gayanya’ fussy eater saja,” kata Leona.
Ada beberapa penyebab anak menjadi fussy eater. “Mungkin anak sedang belajar tentang kemandirian dan kebebasan. Bisa juga anak mempunyai pengalaman buruk dengan makanan tertentu sehingga mengasosiasikan makanan tersebut sebagai pengalaman buruk, misalnya tersedak saat mengonsumsinya atau membuat dia sakit perut. Atau, anak memang tidak suka makanan itu, atau saat makan makanan itu sedang dalam kondisi sakit, bahkan sekadar iseng main-main atau mencari perhatian,” ungkap Leona.
Baca juga: Strategi Hadapi Anak Picky Eater
Menghadapi anak fussy eater, Leona menerapkan cara ‘love it, like it, learning it’ (#loveitlikeitlearningit). “Jadi, saya menyiapkan 3 atau lebih komponen makanan untuk anak-anak. Pertama yang jenis ‘love’, yakni makanan yang anak suka banget. Kedua, jenis ‘like’ yang anak suka saja. Dan ketiga adalah ‘learn’, yakni makanan baru atau yang dia belum suka, yang ingin saya perkenalkan kepada dia,” ungkap Leona.
Bagaimana menyajikannya? Leona menghidangkan ketiganya dalam satu piring makan, dengan komposisi seimbang, dan penataan menarik. Misalnya, untuk sarapan, dia menyajikan rumput laut, keripik, dan jeruk untuk golongan love, blueberry (like), dan tuna mayo di atas cracker (learn). Semua ditata lucu menjadi wajah anak perempuan. Untuk snack, dia menyajikan 3 stroberi (love) yang diletakkan di atas 3 putu ayu (like), dan di sekitarnya disebar kacang tanah yang masih lengkap dengan kulitnya (learn).
Baca juga: Cari Penyebab Anak Picky Eater
Cara ini pun bisa diterapkan untuk menyajikan camilan buah-buahan. Misal, 4 juring jeruk manis (love), 2 potong jambu air (like), dan 2 iris belimbing (learn). “Walaupun hanya Celine yang fussy eater, saya menyajikan makanan yang sama untuk James. Tetapi dia kurang peduli pada penampilan makanannya,” tutur Leona.
Ada beberapa penyebab anak menjadi fussy eater. “Mungkin anak sedang belajar tentang kemandirian dan kebebasan. Bisa juga anak mempunyai pengalaman buruk dengan makanan tertentu sehingga mengasosiasikan makanan tersebut sebagai pengalaman buruk, misalnya tersedak saat mengonsumsinya atau membuat dia sakit perut. Atau, anak memang tidak suka makanan itu, atau saat makan makanan itu sedang dalam kondisi sakit, bahkan sekadar iseng main-main atau mencari perhatian,” ungkap Leona.
Baca juga: Strategi Hadapi Anak Picky Eater
Menghadapi anak fussy eater, Leona menerapkan cara ‘love it, like it, learning it’ (#loveitlikeitlearningit). “Jadi, saya menyiapkan 3 atau lebih komponen makanan untuk anak-anak. Pertama yang jenis ‘love’, yakni makanan yang anak suka banget. Kedua, jenis ‘like’ yang anak suka saja. Dan ketiga adalah ‘learn’, yakni makanan baru atau yang dia belum suka, yang ingin saya perkenalkan kepada dia,” ungkap Leona.
Bagaimana menyajikannya? Leona menghidangkan ketiganya dalam satu piring makan, dengan komposisi seimbang, dan penataan menarik. Misalnya, untuk sarapan, dia menyajikan rumput laut, keripik, dan jeruk untuk golongan love, blueberry (like), dan tuna mayo di atas cracker (learn). Semua ditata lucu menjadi wajah anak perempuan. Untuk snack, dia menyajikan 3 stroberi (love) yang diletakkan di atas 3 putu ayu (like), dan di sekitarnya disebar kacang tanah yang masih lengkap dengan kulitnya (learn).
Baca juga: Cari Penyebab Anak Picky Eater
Cara ini pun bisa diterapkan untuk menyajikan camilan buah-buahan. Misal, 4 juring jeruk manis (love), 2 potong jambu air (like), dan 2 iris belimbing (learn). “Walaupun hanya Celine yang fussy eater, saya menyajikan makanan yang sama untuk James. Tetapi dia kurang peduli pada penampilan makanannya,” tutur Leona.