Lebih Jelas Tentang Autisme
Pada saat ini, ada begitu banyak anak yang didiagnosis dengan autisme. Pada tahun 1970, angka kejadian autisme di Amerika, misalnya, adalah 2 – 3 dari 10.000 anak. Bagaimana sekarang?
Menurut Center for Disease Control (CDC), diperkirakan prevalensi dari gangguan spektrum autisme di Amerika adalah 1 dari 88 anak. Bagaimana dengan Indonesia? Menurut Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, Diah Setia, pada tahun 2013, diperkirakan terdapat 112.000 anak di Indonesia dengan autisme, pada rentang usia sekitar 5 - 19 tahun.
Masalahnya, tren ini terus meningkat sekarang. Nah, untuk mengetahui berbagai hal seputar autisme, Parenting Indonesia bertanya pada Roslina Verauli, M.Psi, psikolog anak dan keluarga di RS Pondok Indah, Jakarta. Dan, inilah jawabannya.
Apa itu autisme?
Menurut Vera, panggilan akrab Roslina Verauli, “Autisme adalah gangguan neurodevelopmental. Dan, gangguan tersebut baru disebut gangguan autisme ketika memenuhi gejala-gejala autisme. Jadi, ketika kita menyebut autisme, ini berarti kita sedang mengacu pada gejala-gejalanya, dan bukan mengacu pada anak. Itu sebabnya mengapa kita seharusnya menyebut sebagai anak dengan autisme. Kenapa? Ini karena gejala-gejala tersebut menyertai anak.”
Ia melanjutkan, gejala yang ditampilkan tersebut tidak akan selamanya ‘menempel’ pada anak, lho. Begitu ia menjalani perawatan dan pada akhirnya gejalanya bisa diatasi, maka anak tidak layak diberi label anak dengan autisme. “Anak saya, Franklin (4), mempunyai gejala dasar autisme, dan memang autismenya sangat ringan,” kata Vera