Dos & Don’ts Merespons Kecemasan Anak
Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa cemas, misalnya saja untuk bertemu orang baru, memulai pertemanan, atau hari-hari pertama sekolah. Sayangnya, sering kali orang tua tidak mampu mengenali kecemasan tersebut dan dengan serta merta ingin menghilangkannya begitu saja. Padahal, perasaan cemas mereka perlu diakui dan diterima.
Bahkan, menurut Clark Goldstein, Ph.D., psikolog klinis di New York, AS, maksud baik orang tua saat anak-anaknya menghadapi kecemasan pun dapat menjatuhkannya ke dalam siklus negatif. Itu terjadi ketika orang tua ingin melindungi anak dari kecemasan tersebut dengan menghindarkan mereka dari sumber kecemasannya. Sehingga, anak-anak tidak akan pernah belajar mengenal dan mengelola kecemasannya.
Sebenarnya bagaimana, sih, cara untuk membantu anak-anak keluar dari siklus kecemasan mereka? Berikut ini tip dari Clark tentang apa yang perlu dan sebaiknya Anda hindari untuk membantu mereka.
Don’ts:
-
Menghilangkan Kecemasannya
Hindari tujuan untuk menghilangkan kecemasannya dengan mengatakan, “Aduh, cuma begini saja!” atau “Nggak perlu cemas begitu!” Yang perlu Anda lakukan adalah membantunya untuk mengelolanya.
-
Menghindari Sesuatu yang Membuat Anak Cemas
Bila anak Anda cemas ketika berada di lingkungan baru, Anda mungkin berusaha melindunginya dengan cara tidak mengajaknya ke tempat yang baru. Padahal menurut Clark, menghindari hal-hal yang ditakuti anak-anak memang akan membuat mereka merasa lebih baik dalam jangka pendek, namun memperkuat kecemasan dalam jangka panjang. Ketika Anda selalu menghindari sumber kecemasannya, anak Anda akan mempelajari hal tersebut sebagai coping mechanism mereka sehingga mereka tidak pernah bisa menyembuhkan kecemasannya di kemudian hari.
-
Mengajukan Pertanyaan yang Mempertebal Kecemasan
Anda memang harus membicarakan perasaan si kecil. Itu adalah hal yang baik. Hanya saja, Anda harus berhati-hati dengan pilihan pertanyaan Anda. Hindari pertanyaan yang semakin mempertebal kecemasannya seperti, “Apa kamu cemas berkenalan dengan teman-teman di playground?”
Ada baiknya, dorong mereka membicarakan perasaannya dengan lebih terbuka dengan pertanyaan, “Bagaimana perasaanmu ketika bermain di playground dengan teman-teman baru?”
-
Memperkuat Kecemasan Anak
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua merespons kecemasan anak adalah ikut memperkuat kecemasan mereka dengan nada suara dan intonasi yang tanpa disadari mengirim pesan bahwa mereka memang seharusnya khawatir. Misal, ketika anak Anda merasa cemas bertemu dengan anak yang lebih besar darinya di sebuah acara, maka Anda menariknya dan berbisik, “Ya sudah, di sini aja, dekat Mama.” Tanpa Anda sadari, gestur dan suara Anda justru menormalisasi kecemasan mereka dan justru memperlkuatnya.
Dos:
-
Hargai dan Terima Perasaannya
Ketika anak Anda merasa cemas, penting bagi Anda untuk memvalidasi perasaannya. Berikan empati dan bantu ia memahami apa yang ia cemaskan. Anda bisa menyampaikan, “Mama tahu kamu mungkin cemas. Tak apa-apa. Mama kadang juga begitu kalau ketemu orang baru. Mama di sini untuk membantumu melalui kecemasan ini, ya.”
-
Sampaikan Ekspektasi Positif
Setelah memvalidasi kecemasannya, sampaikan ekspektasi positif dan realistis. Sampaikan keyakinan bahwa ia akan baik-baik saja, ia akan mampu mengelolanya, dan bahwa saat dia mampu menghadapi ketakutannya, maka tingkat kecemasan akan menurun seiring waktu. “Ini memberinya keyakinan bahwa ekspektasi Anda realistis dan bahwa Anda tidak akan memintanya melakukan sesuatu yang tidak bisa ia tangani,” ujar Clark.
-
Berikan Contoh yang Sehat
Bantu anak-anak menangani kecemasan dengan membiarkan mereka melihat bagaimana Anda mengatasi kecemasan itu sendiri. Biarkan anak-anak mendengar atau melihat kecemasan Anda dan bahwa Anda mengelolanya dengan tenang, menoleransi, dan pada akhirnya bahagia karena mampu melewatinya.
Baca juga:
Anak Mengeluh saat Puasa, Begini Cara Bijak Merespons
4 Tipe Orang Tua Dilihat dari Caranya Merespons Emosi Anak
5 Trik Merespons Bantahan Anak
5 Respons Orang Tua yang Diharapkan Tiap Balita
5 Cara Bijak Memahami dan Merespons Kenakalan Anak
LELA LATIFA
FOTO: FREEPIK