Benarkah Omicron Meningkatkan Risiko Rawat Inap pada Anak-Anak?
Bila sebelumnya dikatakan bahwa anak-anak lebih mungkin terlindungi dari COVID-19, maka tampaknya pendapat tersebut kini bisa dipatahkan. Sebab, beberapa negara telah melaporkan peningkatan jumlah anak-anak yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit karena COVID-19. Varian Omicron dilaporkan memicu lonjakan infeksi pada anak-anak.
Menurut data dari US CDC, jumlah kasus rawat inap pasien anak-anak di bawah usia lima tahun yang tidak bisa memenuhi syarat untuk divaksinasi COVID-19 melonjak sebesar dua sampai empat kali lipat. Rata-rata 881 anak di bawah usia 17 tahun harus menjalani rawat inap akibat COVID-19 setiap harinya. Bahkan laporan terbaru dari American Academy of Pediatrics menyebut bahwa 20% dari hampir 9,5 juta kasus COVID-19 anak sejak awal pandemi (yang sudah berlangsung hampir dua tahun), terjadi hanya dalam dua minggu pertama bulan Januari ini. Bisa dibayangkan bagaimana kenaikan grafiknya, kan?
Di Indonesia sendiri, data per 28 Januari 2022, menunjukkan bahwa jumlah anak 0-5 tahun yang positif COVID-19 mencapai 2,9%. Sementara kasus pada anak 6-18 mencapai 10,2%.
Melansir dari Scientific American, para ahli menilai bahwa lonjakan kasus rawat inap anak-anak ini merupakan kombinasi dari beberapa faktor, antara lain karena sifat Omicron yang lebih menular serta sifat dari varian ini yang mengendap di saluran udara di atas paru-paru, yang mana lebih mudah tersumbat pada anak kecil. Dokter Susan Coffin, spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Anak Philadelphia, AS mengatakan bahwa saluran udara anak-anak memang lebih sempit dan belum berkembang sempurna. Inilah yang menyebabkan saluran tersebut lebih mudah terhalang oleh lendir dan peradangan.
Ketahui apa yang terjadi pada tubuh anak ketika terinfeksi omicron lebih detail di sini.
Baca juga: Orang Tua Wajib Tahu, Ini Gejala Omicron pada Anak
Apa Kondisi Ini Akan Bertambah Parah?
Ada sebuah kabar baik bahwa efek yang dihasilkan oleh Omicron pada anak-anak memiliki tingkat keparahan yang jauh lebih rendah dibanding varian lain. Hal ini dikarenakan, peradangan pada saluran pernapasan di atas paru-paru lebih mudah diatasi.
Di samping itu, anak-anak disebut memiliki sistem kekebalan bawaan yang lebih kuat untuk melawan serangan. Betsy C. Herold, M.D., dokter penyakit menular pediatrik di Albert Einstein College of Medicine, AS menyebut bahwa anak-anak menghasilkan protein antivirus kuat yang dikenal sebagai interferon dan interleukin yang menghentikan virus COVID-19 di awal infeksi.
Baca juga: 8 Tip Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Anak Saat Wajib PTM
Akan tetapi, jangan jemawa dulu! Herold juga memperingatkan bahwa kondisi tubuh akan sangat bergantung pada keseimbangan. “Jika Anda memiliki banyak virus (di dalam tubuh), maka tidak peduli seberapa baik respons bawaan Anda, sebagian dari virus itu akan menang,” ujarnya. Apalagi, varian Omicron ini bereplikasi 70 kali lebih cepat daripada varian Delta di saluran udara manusia.
Lampu Merah untuk Orang Tua dari Anak Balita
Sejauh ini, kasus rawat inap anak lantaran Omicron dikarenakan anak tidak divaksin atau belum mendapat vaksinasi dosis lengkap. Ini tentu menjadi lampu merah untuk orang tua dari anak balita lantaran mereka belum memenuhi syarat untuk mendapat vaksinasi COVID-19.
Mengutip dari New York Times, Dr. James Schneider, kepala perawatan kritis pediatrik di Cohen's Children's Medical Center di New York, AS mengatakan, “Apa yang kami lihat di ICU memperjelas bahwa vaksinasi adalah satu-satunya hal terpenting yang dapat Anda lakukan untuk melindungi anak Anda dari sakit akibat virus ini.”
Mengingat merebaknya Omicron yang mudah menular ini, sebaiknya jaga anak-anak balita tetap di rumah bila tidak dalam kondisi terdesak. Ikuti Cara Melindungi Bayi dan Balita dari COVID-19 Saat Harus Keluar Rumah dengan tepat.
Di samping itu, keluarga yang masih harus beraktivitas di luar rumah juga harus menjalankan protokol kesehatan dengan ketat agar tidak sampai menjadi carrier di rumah. Bila ada anggota keluarga berusia di atas 6 tahun yang belum divaksin, maka segeralah melakukannya. Sebab, Direktur CDC, Dr. Rochelle Walensky mengatakan bahwa, satu-satunya cara terbaik untuk melindungi anak-anak balita yang belum memenuhi syarat untuk vaksinasi adalah dengan mengelilingi mereka dengan orang-orang yang sudah divaksinasi.
Baca juga:
Serba-Serbi Vaksin Booster yang Dimulai 12 Januari
Hasil Tes COVID-19 Anda POSITIF, Ini yang Harus Dilakukan
Langkah Aman Menyusui saat Ibu Positif COVID-19
5 Makanan Sehat Penambah Daya Tahan Tubuh
Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Selama Isolasi Mandiri (Isoman)
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK
Topic
#balita #kesehatananak #covid19 #omicron