Anak Takut Mengaku Salah
Tanpa disadari, orang tua terkadang bereaksi terlalu keras terhadap tindakan balita yang dianggap salah. Akibatnya, balita Anda takut mengakui kesalahannya dan akan sering berbohong dengan mengalihkan kesalahannya kepada adik atau hewan peliharaan.
Misalnya, balita 4 tahun Anda memecahkan mug cantik oleh-oleh sahabat Anda. Lalu waktu Anda tanya, ia menjawab, “Kucing yang mecahin, Ma…,” sambil menunjuk kucing yang sedang tertidur di sudut ruangan.
Atau, ketika ia makan cokelat yang sebenarnya Anda larang karena harusnya saat itu adalah jadwal makan, dengan enteng dia menjawab, “Aku dipaksa adik makan cokelat, padahal aku nggak mau.” Sementara, si adik yang baru berusia 2 tahun sedang asyik main sendirian.
Dikutip dari childmind.org, Matthew Rouse, PhD, seorang psikolog klinis, mengatakan bahwa terkadang kejadian anak mulai berbohong muncul secara tiba-tiba dan intens. “Ini menjadi sesuatu yang baru, karena sebelumnya mereka sangat bisa dipercaya dan tiba-tiba saja mereka berbohong tentang segala hal,” katanya.
Tentu saja, hal ini membuat orang tua khawatir. Namun, jika orang tua atau siapa pun yang sedang mengasuh anak bisa memahami alasan anak berbohong dan tahu bagaimana menghadapinya, hal yang sesungguhnya terjadi pada anak akan terungkap.
Baca juga: Kenali 3 Level Kebohongan Si Kecil dan Cara Menghadapinya
Paham konsekuensi
Kemampuan anak mengalihkan kesalahannya kepada pihak lain biasanya muncul pada usia 3 - 5 tahun. Ini terjadi bisa karena balita dalam taraf coba-coba. Ia pun lantas mencoba ‘mengelabui’ orang tuanya.
Anak ingin tahu bagaimana reaksi mama atau papanya jika ia tidak mengakui namun mengalihkan kesalahannya. Syukur-syukur orang tua percaya kibulannya. Dengan cara ini balita biasanya juga mencari perhatian.
Namun, bisa juga ia berbohong karena memahami konsekuensi perilakunya. Ia memilih menunjuk pihak lain karena takut akan konsekuensi dari tindakannya. Mungkin dalam pikiran anak terbesit hukuman apa yang akan diterimanya jika ia berkata jujur, sehingga mau tidak mau, mereka mencari sasaran sebagai kambing hitamnya karena yang aman untuk menjaga kerahasiaan tindakannya.
Korban yang dijadikan kambing hitam oleh anak-anak usia ini umumnya orang atau sesuatu yang dianggapnya aman, atau dianggap tidak mungkin mengadukan yang sebenarnya. Misalnya, adik bayi atau binatang yang kebetulan ada di tempat kejadian, seperti kucing, anjing, atau kelinci.
Baca juga: 3 Langkah Yang Harus Dilakukan Orang Tua Saat Memberikan Konsekuensi Efektif Untuk Anak
Hadiah kejujuran
Jangan panik jika balita 4 tahun berperilaku demikian. Pahami penyebabnya mengapa ia melakukan ini. Apakah anak sedang mencoba mendapatkan perhatian Anda, atau jangan-jangan ia terlalu takut dengan konsekuensi yang biasa Anda terapkan.
Reaksi keras umumnya justru membuat balita semakin segan untuk mengaku. Telaah kembali hukuman yang biasa Anda terapkan. Apakah terlalu berat buat anak atau reaksi Anda malah membuatnya takut.
Ajaklah balita 4 tahun bicara dengan nada tenang. Jelaskan pentingnya kejujuran. Beri pemahaman bahwa Anda sangat menghargai jika ia mau berkata jujur. Katakan bahwa kejujuran lebih penting dari benda yang ia pecahkan. Namun Anda harus konsisten dengan perkataan tersebut. Jika terulang lagi dan balita berkata jujur, Anda harus menghargai kejujurannya.
Baca juga:
Hukuman Efektif untuk Anak
Beda Usia Beda Gaya
Mengasuh Anak Bungsu Agar Tidak Manja
Menolong Sesama Membuat Anak Lebih Bahagia
5 Cara Merespon Kebohongan Balita
Arti Kebohongan Anak Berdasarkan Tingkat Usia
Updated: Januari 2022
Foto: FREEPIK
WIT
Topic
#balita #pengasuhananak #parenting #parentingstyle