Menyalurkan Bakat Anak Sejak Dini
Lahirnya minat dan bakat anak memang membanggakan, hanya saja di satu sisi jadi peer tersendiri bagi orang tua. Apakah sudah cukup siap bakat tersebut disalurkan, apakah sudah cukup umur bagi anak dilibatkan dalam sebuah kompetisi?
Perkembangan motorik dan fisik yang cukup besar dialami Azriel Ramdhan (5), putra bungsu Evita Yulinda. “Di usianya yang baru menginjak 3 tahun, Azi, panggilannya, sudah bisa bermain bola dengan kakak tertuanya yang terpaut usia 8 tahun. Saya perhatikan, di usia tersebut ia sudah bisa memasukkan bola ke gawang lawan,” ujar Vita heran.
Bakat ini pun tertangkap oleh gurunya di Taman Kanak-Kanak. “Anak ini sangat antusias kalau sudah jam pelajaran bermain. Mainan yang dipilihnya selalu bola,” kata Vita menirukan ucapan guru Azi. Bukan hanya menendang, tapi ia juga mahir menggiring dan merebut bola dari temannya dengan kakinya.
Melihat kemampuan anaknya, Vita senang bercampur bingung. Apakah sudah pantas jika Azi dimasukkan ke klub sepakbola?
Menurut seorang psikolog, Ajeng Raviando, dari Teman Hati Konseling, kompetisi butuh kematangan dan kesiapan mental. Maka, anak sebaiknya dibekali pemahaman tentang menang-kalah, mengapa tidak boleh berputus asa, dan mengapa harus tetap berlatih. “Nasihat untuk anak tentunya berkaitan dengan mendidik karakternya. Tapi, untuk anak yang baru berusia 5 tahun, mereka butuh bermain. Jadi, penekanannya adalah bersenang-senang. Kalau menang itu bonus, dan bukan tujuan utama dari bermain bola,” kata Ajeng.
Untuk masalah yang dihadapi Vita, saat ini ia memang belum berniat memasukkan Azi ke klub sepakbola anak-anak. Alasannya, “Saya belum ingin ia terlalu fokus pada kegemarannya. Biar dia melihat banyak hal, sebelum benar-benar cukup umur untuk bisa membagi waktu antara sekolah dan pengembangan bakatnya,” kata Vita. Kini, Vita hanya menyediakan halaman rumahnya di kawasan Cibubur yang memang luas menjadi arena bermain bola.
Sejalan dengan Vita, Ajeng pun mengingatkan penyaluran bakat ini tergantung kesiapan anak. Tidak hanya secara fisik, tapi juga apakah di usia tersebut anak telah memiliki komitmen terhadap hobinya. Sehingga, ia tidak mudah bosan dan putus asa ketika menghadapi kendala.
Ajeng menjelaskan, tidak ada kata terlalu dini bagi orang tua yang ingin mengarahkan bakat anak. Untuk Alta yang hobi memasak, misalnya, banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk menyalurkan bakatnya, seperti kursus atau lomba memasak untuk anak-anak.