Mengenalkan Anak Tentang Perbedaan
Pernah mendengar pertanyaan semacam ini dari anak? “Ma, kenapa sih Papa nggak tinggal di rumah kita lagi? Teman-teman Kenzi semua papanya ada di rumah, lho,” tanya Kenzi (4) pada mamanya, Btari (31), yang seorang single mother. Atau, “Kevin rumahnya besar sekali, Ma. Kok rumah kita kecil, ya?” tanya Reza (5) kepada Maya (29).
Kondisi keluarga yang berbeda dari milik keluarga kebanyakan—seperti perceraian, domisili orangtua yang berbeda—tentu saja akan memicu munculnya pertanyaan dalam benak anak. Tanpa ragu, dia pun akan mengungkapkan pertanyaan kepada orang yang paling dipercayanya—Mama.
Kata Claire Lerner, spesialis perkembangan anak dari lembaga Zero to Three, anak-anak berumur 3-4 tahun memang ahlinya mendeteksi perbedaan. Diam-diam, sambil bermain, dia mengamati hal-hal yang ada pada diri kawannya dan membandingkan dengan kondisinya sendiri di rumah.
“Ini adalah saat yang tepat untuk memperkenalkan kepada mereka bahwa tipe keluarga itu ada banyak jenisnya,” ujar Claire. “Yang perlu digarisbawahi dalam percakapan tentang hal ini adalah bahwa perbedaan itu bukanlah suatu hal yang buruk dan membuat malu. Berikan contoh tentang hal-hal di rumah yang Anda anggap istimewa, lalu ajak pula anak menyebutkan hal-hal yang disukainya tentang keluarga Anda,” jelasnya.
Jika topik pembicaraan mengarah pada kondisi keuangan keluarga, maka bersikaplah terus terang kepadanya. Katakan bahwa memang ada keluarga yang punya lebih banyak uang daripada keluarga yang lain, sehingga bisa membeli barang-barang yang harganya mahal.
“Hal terpenting ketika berbicara tentang perbedaan kepada anak-anak adalah bahwa Anda mesti bersikap jujur pada si kecil. Tak perlu menyangkal hal-hal yang secara kasat mata sudah bisa diketahuinya sendiri. Pada saat bersamaan, bangun pula rasa percaya dirinya agar dia merasa nyaman dan puas terhadap kondisi keluarganya saat ini,” Claire menjelaskan.