Mengembangkan Karakter Anak dengan Belajar Sejarah
Pendidikan karakter terus-menerus didengungkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Salah satu cara yang diyakini bisa membentuk karakter baik anak adalah lewat pendidikan sejarah. Hal itu terungkap dalam Konferensi Nasional Sejarah (KNS) ke-10 yang diselenggarakan Kemdikbud November lalu. Dalam laman www.kemdikbud.go.id disebutkan bahwa Mendikbud Muhadjir Effendy menekankan pentingnya terus mendorong peningkatan peran sejarah dalam penguatan karakter bangsa Indonesia. “Konferensi ini bertujuan mendekatkan sejarah bukan saja sebagai sebuah ilmu yang mengelana jauh di masa lampau, akan tetapi juga merupakan titik tolak pendidikan karakter bagi generasi mendatang,” kata Muhadjir.
Dikatakan, salah satu fokus pemerintah di bidang pendidikan adalah penguatan pendidikan karakter di jenjang pendidikan dasar. Mendikbud berharap, pengajaran dengan model ceramah di kelas diganti dengan aktivitas yang mendorong daya kreativitas, berpikir kritis, dan mengelola risiko. Jadi, pengajaran sejarah tidak lagi melulu hapalan membosankan, tetapi dibuat lebih menyenangkan. Misalnya, dengan mengajak siswa bermain peran agar bisa menghayati, meresapi berbagai macam kejadian sejarah nasional Indonesia, maupun dalam konteks mengisi perjuangan di era sekarang ini.
Tentu saja, hal ini juga memerlukan dukungan orang tua. Ajak anak membaca buku tentang perjuangan para pahlawan kita, angkat karakter-karakter baik mereka, dan berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari anak. Dengan demikian, anak bisa meneladani karakter baik tersebut. Misalnya, keberanian para pahlawan melawan penjajahan dan pemecahbelahan bangsa, bisa dikaitkan dengan keberanian anak untuk bersikap anti-bully dan mencintai semua temannya yang beragam.
Foto: 123rf