Ajak Anak Pendiam Bicara
Di luar gangguan perkembangan kemampuan bahasa, anak yang pendiam umumnya dipengaruhi faktor tidak terbiasa ekspresif atau sifatnya tertutup. Meski begitu, tetap perlu ada tindakan dari orang tua karena anak harus belajar mengekspresikan pikiran/perasaan (terutama jika dia butuh bantuan atau ada yang meresahkannya).
Untuk itu, sediakan waktu khusus berdua saja bersama anak. Lakukan secara bergantian dengan pasangan. Berdua saja berarti tidak ada saudara yang lain (kakak/adik). Kenapa ? Agar anak lebih leluasa mengekspresikan diri dan menjadi dirinya sendiri. Buatlah jadwal ‘kencan’ ini secara rutin, yakni cukup 10 - 15 menit setiap kalinya. Anda bisa bermain, ngobrol santai, dll. Hindari terlalu banyak pertanyaan tentang sekolah karena bisa membuat anak merasa tidak nyaman, hanya memberi jawaban standar, serta tidak menikmati waktu khusus itu.
Jadi, mulailah dengan diri sendiri, yakni Anda/pasangan mulai bercerita tentang keseharian atau apa pun yang ringan serta menyenangkan untuk dibicarakan dengan anak. Misalnya, kejadian tadi pagi di kantor atau jalanan. Lakukan ini terus sampai akhirnya anak merasa nyaman dan mulai membuka diri. Memang dibutuhkan kesabaran dari orang tua untuk menjalaninya.
Namun, ketika anak sudah merasa nyaman untuk berbicara, jagalah sikap. Tetaplah tenang dan tidak terburu-buru menasehati/memojokkan anak. Beri anak kesempatan bercerita. Bisa juga, Anda membiasakan anak untuk mengutarakan pendapatnya tentang berbagai hal. Misalnya, adakan rapat kecil untuk menentukan tujuan liburan. Ketika anak mengutarakan pendapatnya, dengarkan dan hargai pendapatnya. Hindari menyalahkan/memojokkan anak atas pendapat/pilihannya.
Jika anak sudah bersekolah, bekerja samalah dengan guru. Guru bisa membantu mendorong anak untuk lebih berani bicara di kelas dan memberi apresiasi apa yang bisa membuatnya menjadi lebih percaya diri untuk bicara. Bila Anda menemui kesulitan dan kondisi anak tidak menunjukkan kemajuan setelah semua usaha dilakukan, berkonsultasilah dengan psikolog anak agar bisa ditemukan penanganan yang tepat.
Konsultan: Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, Psikolog Lembaga Psikologi Terapan UI