Umumnya, anak usia 6 tahun sedang aktif mengeksplorasi lingkungan, khususnya teman-temannya. Ia akan mencoba berbagai aktivitas dan melihat apakah ia mampu melakukannya.

Jika baru, Anda bisa menelusuri peristiwa yang mungkin membuatnya menjadi pendiam. Penyebabnya bisa berupa hal-hal yang menurut orang tua tidak istimewa, seperti pindah rumah, pindah sekolah, pergantian guru, ada anggota baru di rumah, kematian binatang peliharaan, dll. Atau, apakah ada situasi atau kegiatan tertentu ketika ia terlihat bersemangat?

Jika ada, mungkin situasi-situasi ketika ia terlihat pendiam merupakan situasi yang membuatnya tidak nyaman. Anda bisa mencoba mencatat perbedaan dan persamaan situasi-situasi tersebut untuk mengenali hal yang membuatnya tidak nyaman, lalu menanyakannya sambil mengobrol santai.

Dengarkan dia dan hindari penilaian-penilaian saat anak bercerita agar Anda bisa merasakan perasaannya dan ia merasa nyaman untuk menceritakan hal yang sebenarnya.
Jika perilaku tersebut mirip dengan suami, bukan berarti genetis, namun karena anak melihat dan mencontoh perilaku orang-orang terdekatnya, seperti ayahnya.

Meminta bantuan orang tua lain? Sering kali, hal ini justru akan membuat Anda bingung, sehingga sebaiknya minta saran pada yang ahli, yaitu psikolog atau guru. Nah, Anda perlu membawanya ke psikolog jika perilaku diamnya memengaruhi kehidupan sehari-harinya.

Misalnya, menjadi tidak memiliki teman, nilai buruk karena enggan menjawab pertanyaan guru, hanya berdiam di rumah, serta tidak tertarik mengeksplorasi lingkungannya. Anda juga bisa ke psikolog bila merasa semakin khawatir (meski pun sudah mencoba berbagai cara!).  

Sambil mencari tahu kemungkinan penyebab perilaku anak, Anda bisa memperbanyak kesempatan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya melalui contoh dari orang tua. Misalnya, menyapa petugas kebersihan atau keamanan di lingkungan rumah, mendorong anak untuk memberi uang untuk membayar belanjaan lalu mengucapkan terima kasih pada petugas kasir, menyapa teman saat bertemu di luar sekolah, dll.