15 Hal Ini Bisa Dipelajari Anak Saat Berlibur
Liburan tak melulu hanya jalan-jalan dan bersenang-senang, ke mana pun destinasi anak, pastikan ia belajar hal-hal berikut selama liburan.
1. Mampu beradaptasi di segala kondisi yang berbeda dari kondisi yang biasa mereka dapatkan di rumah.
Menginap di hotel, sebagus dan senyaman apa pun, pastilah akan terasa berbeda dengan rumah. Anda pasti pernah mendengar atau mungkin anak mengalami sendiri, beberapa anak kerap rewel dan tak bisa tidur ketika ia diajak menginap di tempat lain. Bahkan tak sedikit anak yang ‘menolak’ BAB (buang air besar), jika tidak dilakukan di kamar mandi rumah sendiri.
Nah, membiasakan anak keluar dari zona nyaman rumah akan memudahkan ia beradaptasi dalam segala kondisi. Apalagi, jika Anda terbiasa membawa anak berlibur ke tempat dengan kondisi yang berbeda-beda, tak hanya hotel mewah dan nyaman, tetapi juga berkemah di alam terbuka, atau homestay menginap di rumah penduduk setempat.
2. Memiliki pandangan yang terbuka. Membawa anak keluar dari lingkungan kesehariannya akan memberi ia kesempatan untuk melihat berbagai hal baru dan berbeda, misalnya orang-orang yang ditemui selama perjalanan, tradisi di suatu daerah yang dikunjungi, kebiasaan masyarakatnya, hingga jenis makanannya.
Dengan memberi anak kesempatan untuk melihat dan merasakan hal-hal baru, ia akan belajar memahami berbagai perbedaan. Ia akan paham bahwa ada begitu banyak hal berbeda di dunia ini, yang tidak untuk diperdebatkan, tetapi untuk diterima dan dihormati.
3. Mengatasi masalah di luar zona nyaman. Di rumah, setiap masalah yang dihadapi si kecil akan terasa mudah diatasi, salah satunya berkat dampingan dari pengasuhnya.
Nah, ketika anak diajak berlibur tanpa pengasuh yang biasa meladeni semua permintaannya, ia akan ‘dipaksa’ menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi sendiri tanpa bantuan pengasuh. Anak akan belajar memahami situasi bahwa ia tidak memiliki seseorang yang biasa diandalkan, dan tidak berada di area yang nyaman.
Dengan begitu, ia akan belajar bertoleransi dengan ketidaknyamanannya, dan berusaha semaksimal mungkin mengatasi masalahnya dengan kondisi terbatas.
4. Membuka kesempatan melihat dengan ‘kacamata’ yang berbeda. Anak mungkin sudah memiliki cara pandang sendiri tentang sesuatu hal.
Misalnya saja, ia menganggap hal yang wajar, jika seorang anak memiliki pengasuh yang selalu menuruti semua permintaannya, karena hampir semua teman-temannya di sekolah pun seperti itu. Atau mungkin saja, si kecil menganggap interaksi di luar ruang itu sesuatu yang harus dihindari karena kotor, penuh kuman, dsb.
Tetapi, cara pandangnya bisa saja berubah ketika ia diajak melihat hal baru. Ia mungkin akan banyak bertanya kepada Anda, “Kenapa ada hal seperti itu?” Atau, “Kenapa ini begini?”
Di saat seperti itulah Anda sebagai orang tua memiliki kesempatan untuk memberi pandangan baru kepada anak, misalnya, tentang berinteraksi dengan alam sekitar. Di sinilah pemahaman yang lebih baik terhadap anak-anak akan terbangun.
5. Melatih kemandirian. Pergi ke suatu tempat yang jauh dari rumah dan lingkungan sekitar yang ia kenal sehari-hari dapat mengajarkan kepada anak melakukan segala sesuatu secara mandiri.
Contoh sederhananya, Anda bisa memberikan tanggung jawab kepada anak untuk membawa ranselnya sendiri, hingga menyiapkan sendiri barang-barang keperluan yang akan ia bawa selama berlibur.
Bukankah impian semua orang tua agar anaknya menjadi mandiri? Inilah saat tepat untuk memulainya, Ma!