Pola Makan Ini Lindungi Anak dari Obesitas
Apa yang dikonsumsi anak di masa sekarang, sangat memengaruhi status kesehatannya di masa mendatang. Pola makan yang sehat akan mencegah anak dari risiko obesitas dan terkena penyakit tidak menular saat ia dewasa nanti. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, angka pengidap penyakit tidak menular (PTM), seperti jantung, stroke, kanker, diabetes, dan lain-lain, kian meningkat dan semakin menyasar kepada tingkat usia yang lebih muda. Menurut hasil penelitian dari lembaga yang sama pada tahun 2010, asupan nutrisi anak usia sekolah dasar di Jakarta tinggi lemak dan karbohidrat. Sayang, kenyataan itu justru berbanding terbalik dengan kurangnya kandungan serat dan nutrisi mikro (vitamin dan mineral). Padahal, konsumsi lemak dan karbohidrat berlebih berisiko membuat anak obesitas.
The American Journal of Clinical Nutrition menyatakan, anak yang obesitas akan cenderung mengalami early puberty (masa puber terlalu dini), rentan terkena diabetes di kemudian hari, berisiko memiliki penyakit jantung, pembuluh darah, dan beberapa penyakit kanker. Untuk mengetahui apakah anak termasuk kategori berat badan berlebih atau tidak, Anda bisa menghitung BMI (body mass index), yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi tinggi badan anak, dikali tinggi badan anak (dalam meter).
Jika BMI anak kurang dari 18.5, maka dikategorikan underweight. BMI normal berkisar di angka 18.5 – 22,9. Sedangkan anak termasuk overweight, jika BMI berada di angka 23 ke atas. Dan, anak masuk kategori obesitas, jika BMI-nya 25 ke atas. Dan ternyata, menurut Riset Kesehatan Dasar 2010, 1 dari 10 anak usia sekolah mengalami kegemukan.
Bagaimana solusinya?
Menurut Fendy Susanto, Nutrition & Environmental Sustainability Manager Tropicana Slim, yang ditemui pada konferensi pers beberapa waktu lalu, ”Penting menyeimbangkan antara pola makan dan olahraga. Sebagian orang berpikir, mereka bisa saja mengonsumsi berbagai jenis makanan dalam jumlah banyak, kemudian membakar kalorinya dengan cara beraktivitas dan olahraga. Tetapi masalahnya, berapa kalori yang masuk ke tubuh, dan berapa kalori yang perlu dibakar untuk setiap porsinya, tidak setiap orang menghitungnya.” Nah, untuk menghindarkan anak dari obesitas, coba ikuti langkah berikut ini:
- Batasi asupan garam, gula, dan minyak. Makanan manis, asin, dan yang digoreng merupakan penyumbang kalori yang tinggi pada tubuh. Memang, tubuh memerlukan kalori untuk tenaga saat beraktivitas, tetapi kalori berlebih yang masuk ke tubuh akan ditimbun menjadi lapisan lemak.
- Sebelum Anda memasak makanan untuk anak, coba pikirkan cara pengolahan yang memungkinkan prosesnya lebih rendah kalori. Misalnya, ayam yang dipanggang memiliki kalori lebih sedikit daripada ayam yang digoreng.
- Usahakan tidak meninggalkan makanan yang kaya serat, seperti buah dan sayur, dari menu makanan si kecil. Anak memerlukan asupan vitamin dan mineral untuk zat pengatur tubuhnya.
- Lauk yang tinggi protein juga sangat disarankan untuk membangun sel tubuh dan menutrisi otot anak. Misalnya, telur, ikan salmon, tempe, tahu.
- Pilih susu yang tepat untuk anak. American Heath Association menyarankan untuk memberi anak susu yang rendah lemak. Tetapi hal itu tergantung kebijakan Anda. Jika anak dalam kesehariannya telah mengonsumsi makanan yang cukup berlemak, Anda bisa menerapkan hal itu. Konsumsi lemak pada anak sebaiknya dibatasi maksimal 67 gram per hari.
- Idealnya konsumsi karbohidrat adalah setengah dari kebutuhan energi harian. Anda bisa memilih sumber karbohidrat yang baik, tinggi serat, dan rendah indeks glikemik. Misalnya, roti gandum, pasta, sereal.
- Air putih adalah yang terbaik. Mengonsumsi minuman manis tidak dilarang. Hanya saja, untuk mencegah anak dari kelebihan berat badan, sebaiknya hal itu tidak dibiasakan.
- Ajak anak beraktivitas fisik minimal satu jam sehari. Jika tidak sempat mengajak ia bermain sepeda di taman, Anda bisa meminta ia membantu pekerjaan rumah Anda. Misalnya, menyapu lantai atau menyiapkan bahan makanan. Di akhir pekan, mengajak ia berjalan-jalan dengan anjing kesayangan mungkin bisa jadi ide menarik. Yang terpenting, dengan rutin melakukan aktivitas fisik, maka pertumbuhan tulang dan ototnya bisa terbantu.
foto: materi edukasi Health Agent Award 2016 Tropicana Slim