Menangkal Radikalisme pada Anak
Ramainya perbincangan tentang aksi pawai obor beberapa waktu lalu membuat tidak sedikit orang tua merasa khawatir. Kejadian terekam dalam video dan beredar viral di media sosial berisi sejumlah anak beserta orang dewasa menyerukan yel-yel kekerasan secara lantang yang ditujukan pada mantan Gubernur Jakarta. Apa yang harus kita lakukan agar bibit-bibit radikalisme ini tidak tumbuh berkembang di negara kita?
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPAI), Kak Seto, melalui wawancara khusus dengan Parenting Indonesia, menyatakan, “Kami sangat menyesalkan adanya kejadian tersebut. Apalagi kegiatan pawai obor adalah untuk menyambut bulan Ramadan. Bulan yang justru harus penuh dengan suasana ketenangan dan kedamaian.” Lebih lanjut pemilik nama asli Seto Mulyadi itu menjelaskan, yel-yel berisi ujaran kebencian terhadap mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) itu tidak mungkin dilakukan anak-anak tanpa ada yang menggerakkan. “Tentu pada anak-anak ada yang mengajak dan memerintah. Tanpa sadar itu merupakan bentuk eksploitasi terhadap anak-anak. Dan kami memprotes keras.”
Kak Seto menyampaikan jika hal ini dibiarkan berlarut-larut akan memicu konflik yang berkepanjangan di tengah masyarakat. “Padahal kan kita sudah sepakat untuk membangun Indonesia yang kuat, damai, dan bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Benih kebencian yang ditanamkan pada anak-anak bukan tidak mungkin berdampak pada sikap radikalisme. Pada saat pelakunya enggan menerima perbedaan dari pihak lain. Jika dibiarkan ke depannya hal ini akan membahayakan keutuhan NKRI yang notabenenya terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan ras. “Kalau dari kecil anak-anak sudah diajarkan untuk senang menyerang dengan kata-kata yang kasar, itu tentu tidak tepat lagi. Artinya ini (masalah terkait pilgub DKI) semua sudah selesai, sudah ada yang terpilih, jadi tidak perlu dikait-kaitkan lagi,” sambung Kak Seto.
Baca juga : 6 Cara Sederhana Ajarkan Anak Toleransi
Terkait aksi pawai obor berisi yel-yel kebencian terhadap mantan gubernur DKI Jakarta itu, pihak LPAI sudah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian agar segera mengusut kasus tersebut. Menurut Kak Seto, anak-anak yang menjadi peserta pawai obor pun perlu ditindaklanjuti. “Anak-anak yang ikut pawai obor juga perlu mendapat penanganan. Karena mereka sudah diajarkan untuk menyerang dengan sikap permusuhan, dan didoktrin untuk membela kebenaran tapi dengan cara radikal. Anak-anak bisa saja terbuai dengan situasi itu, bahkan merasa bangga. Nah, ini perlu diluruskan.”
Untuk membendung nilai dan paham radikalisme, menurut Kak Seto, merupakan tanggung jawab semua elemen masyarakat. “Tidak hanya orang tua, tapi juga kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, termasuk sekolah dan pemerintah.”
Kak Seto berpesan bagi para orang tua untuk membentengi anak dari nilai dan paham radikalisme, “Marilah kita mendidik anak dengan penuh kasih, perdamaian, kerja sama, dan kekompakan. Bangsa kita sekarang ini sedang berlomba dengan bangsa lain. Kapan kita akan maju jika kita masih terus mempermasalahkan perbedaan,” ungkapnya. (Alika Rukhan)
Foto: pixabay